Naskah Drama Mak Ada

Naskah Drama Mak Ada Anjing Masuk Rumah

Maak…!! Ada Anjing Masuk Rumah Mak…! Karya: Andy Sri Wahyudi ada juga versi bahasa Jawa >> Mak Ana Asu Mlebu Ngomah Babak 1 Seorang bocah perempuan bernama Sumi duduk sendirian di sebuah halaman rumah yang sempit, ia menunggu emaknya pulang dari pasar. Sumi hanya diam, bengong dan agak blo’on, sesekali tengak-tengok ke kanan dan ke kiri. Sumi diam, kini matanya menerawang jauh ke depan, dan perlahan tersenyum sedikit manis. Lalu bernyanyi pelan membuat nada sendiri. Sesukanya. Sumi : Tik tik tik bunyi hujan di atas genting Airnya turun tidak terkira Cobalah tengok daun dan ranting Pohon dan kebun basah semua… Tapi tiba-tiba Sumi diam lagi, dan bosan. Tangan kirinya menggaruk-garuk leher. Mukanya memelas. Sumi : Main engklek ah. Sumi beranjak dari tempat duduknya lalu ia mengambil sebatang ranting, dan menggambar garis-garis engklek di tanah. Sumi bermain engklek, tapi di tengah permainan Sumi berhenti tak mau bermain lagi. Dia sebel. Sumi : Ah, males ah! Lalu ia pergi begitu saja, berlari entah kemana. Dari dalam rumah, Surip berteriak keras sekali. Surip : Mak…!! Ada Anjing masuk Rumah Mak…!! SEBUAH DAUN PINTU DARI SENG MASUK ke TENGAH PANGGUNG. PARA PEMAIN MELEMPARI PINTU DENGAN PERKAKAS DAPUR DAN BENDA-BENDA RUMAH TANGGA. Lantas Terdengar suara yang berantakan, suara perkakas dapur berjatuhan. Lalu ada suara Anjing menggonggong-gonggong, mengerang, dan tertawa cekakan. Sementara, Surip berteriak-teriak sambil bersumpah serapah. Surip pontang-panting mencambuki dua anjing yang masuk rumahnya dengan Cambuk Petir, senjata warisan leluhurnya. Ctar..! Ctar..! Ctar..! Surip : Keparat! Bangsat! Anjing bregsek…! Kedua anjing itu berlari gesit menghindari pukulan Surip. Kedua anjing itu terus mengonggong, mengerang, dan tertawa cekakakan. Surip hampir kualahan, tapi ia terus mengejar dan memukul seperti orang kerasukan. Surip : Minggaaatttt…Bajingan Rongsok!!! Penjilat..!! Seekor Anjing lari keluar rumah, tapi anjing yang satunya masih di dalam rumah. Berdiri tepat di depan Surip dengan sorot mata tajam melototi Surip. Tak sedikitpun Surip takut dengan Sorot mata Anjing itu. Surip meloncat mencambuk kepala Anjing! Surip : Ciiaaaattttt…!!! Modar!! Pecah kepalamu Njing…! Sayang, meleset. Kerap kali Surip mencambuki dengan beringas, liar, dan persetan, tetapi tetap saja tidak kena. Anjing itu sangat lincah, gesit, dan pandai menghindar. Anjing itu berhasil keluar rumah, Surip tak mau kalah, ia mengejarnya, berlari membawa senjata cambuk petir. Surip mengejar sampai jauh, tapi larinya kalah cepat dan zig-zag dengan anjing itu. Surip berlari entah sampai dimana. Sumi berlari kecil kembali ke halaman rumah dengan wajah yang cerah, ia mengambil sebatang ranting pohon untuk memperjelas garis-garis di tanah. Sumi bermain engklek lagi. Surip berjalan sempoyongan, tubuhnya terlihat lelah. Ia mendatangi Sumi yang tengah asyik bermain sendirian. Surip : Sum, ada anjing yang lewat sini nggak? Sumi : Sumi nggak tahu Kang? (Sumi toleh-toleh lalu menujuk ke suatu arah) eh, kang, Anjingnya itu ya kang? Surip : Dimana Sum? Sumi : Itu lho kang anjingnya! Itu yang senyam-senyum. Eh, sekarang malah tertawa kang. Surip : O…! Anjing Keparat! Bakal tak makan mentah-mentah kamu Njing! Hei tunggu jangan lari Njing…! …………………………………….. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya Selain itu, kami juga membuka kesempatan bagi penulis naskah terbaru yang ingin membagikan karyanya kepada publik. Jika Anda adalah seorang penulis yang memiliki naskah drama yang belum di publikasikan atau karya lama yang perlu mendapatkan perhatian lebih, kami sangat menyambut kesempatan untuk mendistribusikan naskah Anda melalui laman kami. Untuk itu, silakan hubungi kami melalui email di jejakteater@gmail.com. Kami siap membantu Anda dalam proses publikasi dan distribusi naskah drama Anda agar lebih di kenal oleh khalayak luas. Dengan demikian, kami berharap Anda dapat memanfaatkan layanan BANK NASKAH DRAMA kami dengan sebaik-baiknya dan terus berkontribusi pada perkembangan dunia teater di Indonesia.

BACA SELANJUTNYA »

Naskah Jawa Urip DiLakoni Kanthi Waras lan Trengginas

LELAKON Urip DiLakoni Kanthi Waras lan Trengginas Katulis Dening : Andy Sri Wahyudi Ringkesan Carita Wis ora kena diselaki maneh, jaman ora tahu mandeg. Modal gede terus mubeng nggiling manungsa. Awak dadi wesi keringet dadi oli! Manungsa wis raurusan marang liyan. Akeh sing pengin ngrasakake surgane donya lan surgane akhirat kanthi ngalalake kabeh cara. Uriping manungsa samsaya suwe samsaya kebacut: dadi kewan sing tegel pangan-panganan. ….lan ana agama anyar sing jenenge: Duit! Ana satengahing jaman kuwi carita lan lakon-lakon kacipta: Nanang Edan, Kawit, Kajine Amat Sugeh, Nursoleh, Samsinah, Cempluk, Jumiran Alap-alap, Mbah Temu Cahyadi, Lestari, Siti lan Nurdin. Wong-wong sing urip ana ing pinggir kutha. Akeh carita dadi siji ing LELAKON. Kabeh duweni lelakone dewe-dewe: seneng, ndagel, trenyuh lan ana kekuataning urip sing bisa dadi kaca benggala ing sajrone nglakoni urip! Cah Ayu…Tresnaku Ora uwis-uwis…. Lakon-Lakon ing LELAKON 1. Cahyadi Pawongan Lanang enom umur 25 tahun. Rada pecicilan tur romantis. 2. Nanang Edan Pawongan Lanang enom umur 27 tahun. Mbiyen tukang gawe gurit lan puisi. 3. Lik Kawit Duda duwe anak siji, umure 45 Tahun. Bekas maling nanging sok Priyayi wicaksana. 4. Kajine Amat Sugeh Tetua ing kampung umur 50 Tahun, isih ketok gagah, senengane nganggo teken ben merbawani. Gaweane nyramahi uwong. 5. Nur Soleh Cah enom, bujang umur 20 tahun. Sregep salat lan lugu. 6. Nurdin Nom-noman umur 22 Tahun, tukang adu jago nanging setia marang pasangan. Ne nyandang model gali 70an. Rambute kliwiran. 7. Jumiran Alap-alap Maling kelas teri, umur 21 Tahun nek nyandang lan bahasane gayane kaya wong landa. 8. Lestari Pawongan wadon umur 23 tahun, manis, cah kuliahan. 9. Samsinah Randa cerai duwe anak loro, umur 40 tahunan. Sregep nyambut gawe lan rada galak. 10. Siti Remaja loro SMA umur 17 tahun. Bocah wadon manut lan gemati marang wong tua lan sedulure. 11. Cempluk Randa ditinggal mati duwe anak siji, umur 24 tahun. Geleman lan nggateli nek karo wong Lanang. 12. Mbah Temu Simbah-simbah umur 70 tahun, nanging isih ketok sehat. Hobine mancing. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
NASKAH DRAMA DAN LAINNYA

NASKAH DRAMA DAN LAINNYA, SEBAGIANNYA

   Lakon dan LAINNYA, SEBAGIANNYA Karya BINA MARGANTARA bina_margantara@yahoo.com   DRAMATIC PERSONAE BEDUL LINGGAM ASIH MUKAR POLISI I POLISI II SIPIR I SIPIR II BABAK I DI PANGGUNG TAMPAK DUA BUAH KURSI SALING TINDIH (KURSI 1) DI ATAS LEVEL, DAN ADA SATU KURSI LAGI DI SISI KANAN (KURSI 2) – DENGAN SEORANG PRIA TUA DUDUK DISANA – AGAK JAUH, SAMBIL MENGAMATI KURSI 1. LIGHTING MERAH MENYINARI KURSI-KURSI TERSEBUT BERGANTIAN, DAN TERAKHIR BERHENTI DI KURSI YANG SALING TINDIH. LALU MASUK SESEORANG, MENGHAMPIRI KURSI 1. SUASANA TERANG MULAI TAMPAK, TAPI KURSI 2 MASIH BELUM DISINARI LIGHTING ADEGAN I BEDUL Berapa lama aku menuggumu dalam sehari (BERJALAN MENUJU KURSI 1), apakah berakhir sehari ini hah? Atau sejak kemaren dia ‘tlah datang? Sore kah, siang, jelang malam?… Oh, selalu begini!! (MEROGOH SAKU) Mungkin ini cukup membantu (SEBUAH PEMBUKA TUTUP BOTOL), kudengar ia mulai terobsesi dengan menjadi pencerita yang selalu ngawur, dan pengarang kacangan. Kabarnya juga ia selalu membawa tali.Untuk persiapan katanya, kesiapan apa Mukar? Kau terlau rumit untuk hal yang sederhana, kau makan semua teori seakan kepalamu mau pecah sobat, hadapi saja seolah mudah. (LALU DUDUK) Aku akan selalu begini terus, menunggu senja-senja kelabu dengan dada kosong, rambut yang hampir keseluruhannya putih. Tidakkah kau lihat itu sayang, langit hampir pecah, dan cahaya purnama separuh mencuri masuk kamarku. Benda ini yang terakhir kuingat (BERBICARA DENGAN PEMBUKA TUTUP BOTOL) kau buka tutupnya, lalu kau masuk dan tak pernah lagi kembali.Oooh, nasib katamu terakhir. SEORANG WANITA MASUK, SAMBIL MENYEMBUNYIKAN SESUATU DI TANGANNYA, PERAWAKAN CERIA, SAMBIL CENGAR-CENGIR ASIH Hei…! (MEMBUAT SI PRIA TERKEJUT) Dasar tua bangka, selalu nyasar. Bingung dan berbicara sendiri, kurang kerjaan. Bagaimana kalau aku kerjai? Senja itu berbeda setiap harinya, kenapa itu yang kau pikirkan BEDUL Eh..eh..eh!! Mulutmu sedikit dijaga ya. Untung jantungku masih kuat seperti dulu, jika tidak, mungkin kususul juga istriku yang hampir mampus itu. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »