Soal Penantian   Aku Cuma main kira soal penantian penantian yang tiba dalam mendung langit menudung ubun-ubun kusut   Kiraku Juta manusia penuh tadah pada-MU Seraya menakluk duka kedalam saku biar hujan buntu biar mendung lelah menunggu biar badai membalik tuju   Tuhan, Penantian mana yang Kau undurkan?     Ridwan.ahrid 5/7 Juni 2018 Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

SECANGKIR KOPI UNTUK KEKASIH   Kepada kekasihnya ia bawakan secangkir kopi Dengan sangat perlahan seperti siput. Namun sesampainya, hangat kopi jadi sepi Maka kekasihnya pun meneguk hasratnya.   Ia bawakan lagi secangkir kopi Secepat mungkin seperti cetah. Namun malah disantap lantai lebih dulu Maka kekasihnya pun menghembus cintanya.   Tumpahan kopi istimewa itu ia gosok Dengan pakaian kekasihnya sampai bersih Maka kekasihnyapun beranjak dalam keadaan telanjang Dan perpisahan jadi kenangan yang timpang.     Ridwan.ahrid 12 Januari 2019/Februari 2022 Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

SEBUTLAH NYIUR   Sepoy angin tiadakan lupa menyambar mesra tubuh-tubuh yang tegak semampai berpijak serabut mencengkram tanah sri gemilang berdansa hilir mudik jadi pertunjukkan alam penuh citra dan penantian segala rupanya Sebutlah nyiur.   Sebutlah nyiur Tubuh yang sarat asa tiada lepas menyanding segala wajahnya ditiap ruasnya   Sebutlah nyiur Sebetik alam yang beragam manfaat dari akar hingga pucuk hingga memberi makna pada hidup yang sukar tiada terbuang jemari memeluknya   Sebutlah nyiur Tatkala ranum buahnya dipangkukan ke tanah tak lantas di bedah lalu berniaga Segala jangkaunya mesti di reguk penuh dari utuh buahnya, angkut mengangkut, dipawaikan dalam alir, smpai di kupas intinya. dahagapun tertebus lunas   Sebutlah nyiur bila tempurung telah terbelah ber andil pula jadi mianan langkah yang menggembirakan serta jadi perahu asapkan dapur   Sebutlah nyiur bertubuh kekar menyangga hunian menelankan rintih meramu raga-ragamu.     Sebutlah nyiur yang tangannya merekah lambai mengawaimu untuk pula merekah dan menganyamnya jadi hatimu   Sebutlah nyiur yang bunganya serta akarnya menyuntik pada raga yang terhuyung  ke bangkit busung   adakah makna yang telah tersurat?   nyiurku nyiurkau nyiurkita berkaki kasat berkaki pasung merayap endappun kau nyiur yang kerap melambai ke nyiur lahir nyiur renta. rangkul segala buainya. kau aku telah siapa. sebutlah nyiur. dalam segenap genggammu.     AhmadRidwan September 2017 Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

PIL AMPUH   Pil semboyan itu benar-benar ampuh Menjelajahi seluruh tubuh Hingga sekat-sekat di kalbu luruh Lantas kita saling jabat Untuk ucapkan selamat Bahwa kita adalah sejawat.   Ridwan.ahrid 25 Desember 2021. Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

Percakapan Sepasang Kekasih Diwaktu Musim Hujan   P: Sayang, apakah musim hujan Akan setiap hari basah?   L: Barangkali demikian, sayang   P: Kalau begitu kita akan saling menghangatkan setiap hari, Dan simpan saja dulu kata barangkalimu, sayang   . . . . . . . . . . . . . . . .   L: Barangkaliku sudah kulipat kecil-kecil Dan kusimpan di relung tubuhku, sayang   P: Aku lega sayang, Kau melakukannya dengan segera   L: Itu karena sayangmu padaku, menggelitikku sayang   P: Jari-jari gundahku memang demikian, sayang   L: Serupa dugaanku, sayang   P: Sayang, aku kedinginan   L: Aku juga sayang, ini waktunya   . . . . . . . . . . . . . . . . . .   P: Apa mendung akan segera muntah, sayang?   L: Tentu sayang, jika kita masih terus gemetar.     Ridwan.ahrid November 2018/Desember 2021. Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

PENGENDAPAN   Segelas kopi yang telah dingin Halaman sebuah catatan yang masih lengang Sebilah pena yang masih menari mengawang di atas catatan itu Dan kerumunan aksara yang mengantri, terkantuk-kantuk dengan nuansa ini. Namun, ada yang berharga Pengendapan atas sesuatu.     Ridwan.ahrid 6 November 2018/Februari 2022. Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

MULUT           I Ia itu, menangis atau merengek? Betapa sukar dibandingkan.     Siapa? Dia.     Yang mana? Yang legam giginya.           II Ia itu, menggerutu atau bersenda? Betapa samar disandingkan.     Siapa? Dia.     Yang mana? Yang bebercak gusinya.           III Ia itu, bernyanyi atau menjerit? Betapa kusut membelai telinga.     Siapa lagi? Dia.     Yang mana? Yang pasi lidahnya.           IV Ia itu, menggigit atau mencium? Betapa kesat bekasnya.     Siapa? Siapa lagi? Dia.     Yang mana persisnya? Yang memar rahangnya.     Itu bukan dia,     Itu dia yang ganda berlipat-lipat.     Yang telah mempermak     Segala rupa serupa dupa. Ah_Rid – Ahmad Ridwan (Februari 2017) Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

MENGINTIP   Aku mengintip di tepi kanan Kau mengintip di tepi kiri Dia mengintip di tepi bawah.   Apa yang kita saksikan?   Serpihan kaca jendela setelah kita mendengus.   Aku berlari ke jendela kanan Kau berlari ke jendela kiri Dia menelungkup Merayap mondar-mandir sampai mati.   Aku Kau Mengintip jasadnya.   Apa yang kita temu?   Serpihan ikrar setelah kita menafsir.   Aku merayap ke kiri Kau merayap ke kanan Kita sedang diintip maut.     Ridwan.ahrid Juli 2018 Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

KOTA   Menerjunkan mata ke kamar-kamar puncak Jendelanya mengawai-ngawai Minta dipilih Mau melompat di mana?? Jalanan sudah tak sabar menyantap darahmu.     Ridwan.ahrid 28/30 Juli 2018 Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir

KAU   Seperti yang telah duka mukakan Bahwa kau itu luka.   Seperti yang telah luka sekakkan Bahwa kau itu leka.   Kita menerka mati Ketika duka luka mendenai pada aku!? yang bicara.     Ridwan.ahrid Kamis, 20 September 2018 Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir