Kecusian Hati - Naskah Islami

Kecusian Hati – Naskah Islami

Kesucian Hati Sebuah Naskah Islami Karya : ABBAS MUSTAN BHANSALI PARA PEMAIN 1. Dimas 2. Kirana 3. Zaenal 4. Rohimah 5. Syarifah 6. Imam 7. Ust. Arifin 8. Kabsyah 9. Halimah 10. Harun 11. Zar’ah 12. Khalid 13. Yazid ADEGAN PERTAMA DI SEBUAH RUMAH KELUARGA KAYA YANG MANA SEPASANG SUAMI ISTERI TERSEBUT SANGAT SIBUK DENGAN KARIERNYA. HINGGA ANAKNYA YANG MASIH BALITA TERPAKSA DIASUH OLEH SEORANG PEMBANTU RUMAH TANGGA. ROHIMAH (sedang bersih-bersih rumah) Ah … capek sekali. Sudah seharian aku bekerja, tapi rasanya tidak ada istirahat sedikitpun. Rumah sebesar ini hanya dihuni sepasang suami isteri. Suasana yang lengang karena hari-harinya mereka habiskan diluar rumah. Mereka sibuk bekerja tak kenal waktu. Bagaimana rasanya jika mereka tidak punya keinginan untuk mencari seorang pembantu rumah tangga sepertiku ? Pasti keadaan rumah tangganya berantakan. Tidak ada yang mengurus. Apalagi mereka mempunyai bayi yang membutuhkan kasih sayang dari ibunya. IMAM (sambil bermain kuda-kudaan) Ayo kejar penjahat itu ! Dor … dor … dor … ! Tangkap ibu ! ROHIMAH (memanggil) Imam … Imam … IMAM (masih terus bermain) Ah … kuda payah. Pakai mobil aja dech. Ngeeeengg … ROHIMAH Imam … Imam anakku ! (Imam berhenti bermain) Masih ingat kan pesan ibu. IMAM Lagian penjahatnya masuk ke dalam rumah, bu. Terpaksa aku kejar. Tugas polisi kan menangkap penjahat. ROHIMAH Dengar nak, kalau kamu mau main jangan di ruang tamu. Ibu baru bersihkan lantainya. Nanti kalau ada barang yang pecah, bagaimana ? Bisa-bisa nyonya juragan akan marah dan memecat ibu. Lebih baik kamu bermain saja di halaman luar. Kamu mengerti polisi kecilku. IMAM Aku mengerti bu. Siap laksanakan perintah ! ROHIMAH Tapi ingat jangan lama-lama mainnya. Nanti keburu juragan pulang. Atau sebaiknya kamu pulang dan tunggu saja di rumah. Siapa tahu bapakmu sudah pulang kerja dari kuli bangunan. (suara bayi menangis) Aduh … pekerjaan belum selesai, bayinya sudah bangun. (menggendong bayi) Cup … cup … sayang. Cup … cup … cup … Ayo jangan nangis. Pipis ya ! Oh … nggak pipis. Haus ya sayang ! Eh … sebentar ya ! Kita ambil susu botolnya dulu, yang sudah disiapkan mamamu tadi pagi. (ambil susu botol) Ini susunya. Kok masih nggak mau minum. (bayinya semakin nangis) Haruskah aku berikan ASI ku ini padanya lagi ? Ah … biarlah yang penting dia tidak menangis. KIRANA (ketika menyusui bayi tersebut tiba-tiba nyonya juragan datang dan kaget) Imah ! klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
Alkisah Isra' Mi'raj - Naskah Islami

Alkisah Isra’ Mi’raj – Naskah Islami

Alkisah Isra’ Mi’raj Karya: ABBAS MUSTAN BHANSALI Para Pemain 1. COPET I 2. COPET II 3. COPET III 4. COPET IV 5. COPET V 6. PAK KYAI 7. ANAKNYA PAK KYAI 8. JULAIHAH 9. TEMAN-2 JULAIHAH 10. SHUHAIB 11. AMMAR 12. HAMZAH 13. ZUBAIDAH 14. KHANSA’ 15. ABU JAHAL 16. ISTRI ABU JAHAL 17. ABU SUFYAN 18. PARA PENGAWAL ADEGAN PERTAMA LOKASI PADA SEBUAH GANG YANG SEPI DEKAT SEBUAH MASJID PADA SEBUAH PERKAMPUNGAN. TERDENGARLAH BEDUG DIPUKUL LALU DISUSUL DENGAN SUARA ADZAN. NAMPAKLAH SEKUMPULAN 5 ORANG YANG SEDANG BERPESTA DAN BERFOYA-FOYA KARENA MENIKMATI HASIL PERAMPOKAN. COPET III Itu suara apa ? COPET II Suara orang adzan. COPET I Apa ? Suara orang edan ? COPET II Adzan, Goblok ! COPET I Apa ? ( Meniling-nilingkan kepala ) COPET II Adzan, Tuli ?! COPET I Oh, orang adzan. ( Berfikir sejenak ) Adzan itu apa sih ? COPET IV Adzan itu panggilan untuk menjalankan sembahyang. Iya kan ? Benar kan ? COPET V Yoi ?! Bahasa kerennya kata orang Arab, panggilan untuk Sholat. Gitu ?! COPET I Adzan ! Adzan ! Wah baru kali ini aku dengar istilah itu. Kok, hampir sama, ya ? Adzan ! Edan ! COPET IV Husss, dosaaa ! Dosa lho, kamu. COPET V Iye nih. Asal aja kalau ngomong. COPET I Lho, kok dosa ? Ini kan fakta ? Kata adzan aku memang jarang mendengar. Lha, kalau kata edan mah itu sering kudengar. Waktu aku masih di asrama. COPET III Wah, gaya ! Jadi kamu pernah tinggal di asrama ? ……………………………………. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
Kumpulan Naskah Drama Islami

Kumpulan Naskah Drama Islami

Dengan hormat, Bersama ini saya kirimkan Kumpulan Naskah Drama Islami yang sering sy pentaskan dalam rangka Hari Besar Islam Semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam hangat, Muhammad Abduh Abbas ( ABBAS MUSTAN BHANSALI ) 081 33 2525 795 Jika ada yang ingin pentaskan naskah saya ini maka mohon beritahu lebih dulu. Adapun Naskahnya antara lain: Alkisah Isra Mi’raj  >> Download Kesucian Hati >> Download Kiamat Sudah Dekat >> Download Sambut Ramadhan >> Download Sebuah Amanat >> Download

BACA SELANJUTNYA »
Kiamat Sudah Dekat

Kiamat Sudah Dekat – Naskah Islami

KIAMAT SUDAH DEKAT Karya : ABBAS MUSTAN BHANSALI PARA PELAKU 1. FREDY 2. TEUKU HAMID 3. BAPAK 4. MAMAK 5. CUT ZOHRA 6. TEMAN – 2 ZOHRA 7. ORANG 1 8. ORANG 2 9. ORANG 3 10. JHONY 11. WANITA 12. BANCI 13. GENG 1 14. GENG 2 15. GENG 3 16. ANAK BUAH JHONY 17. LETNAN 18. POLISI 1 19. POLISI 2 20. KYAI 21. MASYARAKAT ADEGAN PERTAMA DI SEBUAH PERKAMPUNGAN YANG SEDERHANA NAN ASRI DI WILAYAH PULAU SUMATERA. NAMPAKLAH BEBERAPA ORANG YANG SEDANG BERADA DI GARDU JAGA. DATANGLAH SEORANG LELAKI YANG BERPAKAIAN PERLENTE DARI KOTA UNTUK MENEMUI KELUARGANYA. FREDY Selamat malam, Bang. Apa benar disini daerah Lampulo ? ORANG 1 Ya, benar. Ada apa ya ? FREDY Saya kemari ingin menemui keluarga saya. Tapi sampai saat ini saya belum bertemu dengan mereka. ORANG 2 Rumahnya dimana ? Maksudnya alamat pastinya dimana ya ? FREDY Nah, itu makanya, saya tidak ingat lagi. Saya sudah lama tinggal di Jakarta. Hampir 20 tahun saya tidak pernah pulang ke kampung halaman. Tapi saya masih menyimpan fotonya. ORANG 3 Sebenarnya bapak ini asli sini ? Lalu yang dimaksud keluarganya itu adalah orangtua bapak sendiri ? FREDY Yach begitulah. ( Muncullah beberapa wanita muslimah ) ORANG 1 Assalaamu ‘alaikum, Akhwat ! ( Para wanita menjawab salam dengan ketakutan ) Wah … Apa perlu diantar pulangnya ? CUT ZOHRA Terima kasih bang, kami bisa pulang sendiri. ORANG 2 Ayolah ! Jangan sungkan-sungkan. Tidak baik lho menolak kebaikan seseorang. CUT ZOHRA Tidak usah bang. ( Memaksa para wanita ) Bang, jangan paksa saya. ( Meronta ). TEUKU HAMID Hey, lepaskan ! Jangan ganggu mereka ! ( Para wanita berlari ke dekat Teuku Hamid ). Kalian ini tidak bosan-bosannya menggoda wanita. Itu perbuatan dosa, mengerti. Berapa kali aku harus mengingatkan kalian. Apa perlu Rencong ini yang akan bicara ?! ( Kemudian para pemuda itu kabur sambil memberikan foto tsb ke Fredy ). Kenapa kau masih diam saja ? Menantang ya ! Aku tidak takut siapapun. Aku ini keturunan Teuku Umar. Jagoan Rencong di daerah sini. FREDY Hamid, Teuku Hamid. Benarkah dirimu ? ……………… klik di sini untuk download naskah teater  selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra