PUISI GUSMUS : SAJAK ISTRIKU

SAJAK ISTRIKU Karya : A Mustofa Bisri (Gus Mus) Kalau istriku tidak kawin denganku Dia bukan istriku tentu Aku kebetulan mencintainya Diapun mencintaiku Seandainya pun aku tidak mencintainya Dan dia tidak mencintaiku pula Dia tetap istriku Karena ia kawin denganku 1987 A Mustofa Bisri (Gus Mus) KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : SAJAK ORANG PENTING

SAJAK ORANG PENTING Karya : A Mustofa Bisri (Gus Mus) Orang penting lain dengan orang lain Dia beda karena pentingnya Bicaranya penting diamnya penting Kebijaksanaannya penting Ngawurnya pun penting Semua yang ada padanya penting Sampai pun yang paling tidak penting Jika tak penting lagi Dia sama dengan yang lain saja 1987 A Mustofa Bisri (Gus Mus) KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA

KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA Karya : A. Mustofa Bisri (Gus Mus) Kau ini bagaimana Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir Aku harus bagaimana Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai Kau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan Aku harus bagaimana Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku Kau ini bagaimana Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya Aku harus bagaimana Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain Kau ini bagaimana Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai Aku harus bagaimana Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya Kau ini bagaimana Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah Aku harus bagaimana Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab Kau ini bagaimana Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku Aku harus bagaimana Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu Kau ini bagaimana Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis Aku harus bagaimana Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja Kau ini bagaimana Aku bilang terserah kau, kau tidak mau Aku bilang terserah kita, kau tak suka Aku bilang terserah aku, kau memakiku Kau ini bagaimana Atau aku harus bagaimana 1987 A. Mustofa Bisri KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : NEGERIKU

PUISI NEGERIKU Karya : A. Mustofa Bisri (Gus Mus) mana ada negeri sesubur negeriku? sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung perabot-perabot orang kaya didunia dan burung-burung indah piaraan mereka berasal dari hutanku ikan-ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku emas dan perak perhiasan mereka digali dari tambangku air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku mana ada negeri sekaya negeriku? majikan-majikan bangsaku memiliki buruh-buruh mancanegara brankas-brankas ternama di mana-mana menyimpan harta-hartaku negeriku menumbuhkan konglomerat dan mengikis habis kaum melarat rata-rata pemimpin negeriku dan handai taulannya terkaya di dunia mana ada negeri semakmur negeriku penganggur-penganggur diberi perumahan gaji dan pensiun setiap bulan rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan rampok-rampok dibri rekomendasi dengan kop sakti instansi maling-maling diberi konsesi tikus dan kucing dengan asyik berkolusi Mustofa Bisri 1414 KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : KEPADA PENYAIR

PUISI KEPADA PENYAIR Karya : A. Mustofa Bisri (Gus Mus) Brentilah menyanyi sendu tak menentu tentang gunung-gunung dan batu mega-mega dan awan kelabu tentang bulan yang gagu dan wanita yang bernafsu Brentilah bersembunyi dalam simbol-simbol banci Brentilah menganyam-anyam maya mengindah-indahkan cinta membesar-besarkan rindu Brentilah menyia-nyiakan daya memburu orgasme dengan tangan kelu Brentilah menjelajah lembah-lembah dengan angan-angan tanpa arah Tengoklah kanan-kirimu Lihatlah kelemahan di mana-mana membuat lelap dan kalap siapa saja Lihatlah kekalapan dan kelelapan merajalela membabat segalanya Lihatlah segalanya semena-mena mengkroyok dan membiarkan nurani tak berdaya Bangunlah Asahlah huruf-hurufmu Celupkan baris-baris sajakmu dalam cahya dzikir dan doa Lalu tembakkan kebenaran Dan biarlah Maha Benar yang menghajar kepongahan gelap dengan mahacahyaNya 1414 KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS)

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : SAJAK NEGERI TEKA TEKI

SAJAK NEGERI TEKA TEKI Karya : A. Mustofa Bisri (Gus Mus) Jangan tanya, tebak saja Jangan tanya apa Jangan tanya siapa Jangan tanya mengapa Tebak saja Jangan tanya apa yang terjadi Apalagi apa yang ada dibalik kejadian Karena disini yang ada memang Hanya kotak-kotak teka-teki silang Dan daftar pertanyaan-pertanyaan Jangan tanya mengapa Yang disana dimanjakan Yang disini dihinakan, tebak saja Jangan tanya siapa Membunuh buruh dan wartawan Siapa merenggut nyawa yang dimuliakan Tuhan Jangan tanya mengapa, tebak saja Jangan tanya mengapa Yang disini selalu dibenarkan Yang disana selalu disalahkan, tebak saja Jangan tanya siapa Membakar hutan dan emosi rakyat Siapa melindungi penjahat keparat Jangan tanya mengapa, tebak saja Jangan tanya mengapa Setiap kali terjadi kekeliruan Pertanggungjawabannya tak karuan Tebak saja Jangan tanya siapa Beternak kambing hitam Untuk setiap kali dikorbankan, tebak saja Jangan tanya siapa Membungkam kebenaran Dan menyembunyikan fakta Siapa menyuburkan kemunafikan dan dusta Jangan tanya mengapa, tebak saja Jangan tanya siapa Jangan tanya mengapa Jangan tanya apa-apa Tebak saja Rembang, Oktober 1997 KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS)

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : DI NEGERI AMPLOP

DI NEGERI AMPLOP Karya: A. Mustofa Bisri (Gus Mus) Di negeri amplop Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya, malu Samson tersipu-sipu, rambut keramatnya ditutupi topi rapi-rapi David Copperfield dan Houdini bersembunyi rendah diri Entah andaikata Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya Amplop-amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur hal-hal yang tak teratur menjadi teratur hal-hal yang teratur menjadi tak teratur memutuskan putusan yang tak putus membatalkan putusan yang sudah putus Amplop-amplop menguasai penguasa dan mengendalikan orang-orang biasa Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan mencairkan dan membekukan mengganjal dan melicinkan Orang bicara bisa bisu Orang mendengar bisa tuli Orang alim bisa napsu Orang sakti bisa mati Di negeri amplop amplop-amplop mengamplopi apa saja dan siapa saja A. Mustofa Bisri (Gus Mus)

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : SAJAK SURABAYA

SAJAK SURABAYA Karya: A. Mustofa Bisri (Gus Mus) Jangan anggap mereka kalap jika mereka terjang senjata sekutu lengkap jangan dikira mereka nekat karena mereka cuma berbekal semangat melawan seteru yang hebat Jangan sepelekan senjata di tangan mereka atau lengan yang mirip kerangka Tengoklah baja di dada mereka Jangan remehkan sesobek kain di kepala tengoklah merah putih yang berkibar di hati mereka dan dengar pekik mereka Allahu Akbar ! Dengarlah pekik mereka Allahu Akbar ! Gaungnya menggelegar mengoyak langit Surabaya yang murka Allahu Akbar menggetarkan setiap yang mendengar Semua pun jadi kecil Semua pun tinggal seupil Semua menggigil. Surabaya, O, kota keberanian O, kota kebanggaan Mana sorak-sorai takbirmu yang membakar nyali kezaliman ? mana pekik merdekamu Yang menggeletarkan ketidakadilan ? mana arek-arekmu yang siap menjadi tumbal kemerdekaan dan harga diri menjaga ibu pertiwi dan anak-anak negeri. Ataukah kini semuanya ikut terbuai lagu-lagu satu nada demi menjaga keselamatan dan kepuasan diri sendiri Allahu Akbar ! Dulu Arek-arek Surabaya tak ingin menyetrika Amerika melinggis Inggris Menggada Belanda murka pada Gurka mereka hanya tak suka kezaliman yang angkuh merejalela mengotori persada mereka harus melawan meski nyawa yang menjadi taruhan karena mereka memang pahlawan Surabaya Dimanakah kau sembunyikan Pahlawanku ? A. Mustofa Bisri (Gus Mus)

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : PESONA

PESONA Oleh: KH A Mustofa Bisri di antara seribu malam inikah malam kita kulihat semua bintang menjelma purnama dalam langit cahaya tiada tara benderangnya lalu semuanya tiada semuanya lenyap dalam senyap semesta fana tiba-tiba ya Ilahi silau aku oleh kilas wajah Mu yang menderas dalam takjubku dan aku pun tak ingin yang lain tak ingin yang lain hanya Kau dimana Kau? kemana Kau?

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : berita-derita

berita-derita Oleh: KH A Mustofa Bisri hari-hari setiap hari berlarik-larik kata dengan huruf-huruf bagai jarum-jarum berkarat menusuki mata dan hatiku yang renta berita anarki dan pelecehan hukum berita aniaya berita derita berita mengalirkan darah dan serum berita pertikaian bermain senjata berita melibas tawa dan senyum berita mengabari kita berita mengabarkan kita

BACA SELANJUTNYA »