“BETINA”-NYA AFFANDI Karya: Chairil Anwar

“BETINA”-NYA AFFANDI Karya: Chairil Anwar Betina, jika di barat nanti menjadi gelap turut tenggelam sama sekali juga yang mengendap, di mukamu tinggal bermain Hidup dan Mati. Matamu menentang — sebentar dulu! — Kau tidak gamang, hidup kau sintuh, kau cumbu, sekarang senja gosong, tinggal abu… Dalam tubuhmu ramping masih berkejaran         Perempuan dan Laki. 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

PEMBERIAN TAHU Karya: Chairil Anwar

PEMBERIAN TAHU Karya: Chairil Anwar Bukan maksudku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing. Kupilih kau dari yang banyak, tapi sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring. Aku pernah ingin benar padamu, Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali. Kita berpeluk cium tidak jemu, Rasa tak sanggup kau kulepaskan. Jangan satukan hidupmu dengan hidupku, Aku memang tidak bisa lama bersama Ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama! 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

1947 SORGA* Karya: Chairil Anwar

1947 SORGA* Karya: Chairil Anwar buat Basuki Resobowo Seperti ibu + nenekku juga tambah tujuh keturunan yang lalu aku minta pula supaya sampai di sorga yang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai         susu dan bertabur bidari beribu Tapi ada suara menimbang dalam diriku, nekat mencemooh: Bisakah kiranya berkering dari kuyup laut biru. gamitan dari tiap pelabuhan gimana? Lagi siapa bisa mengatakan pasti di situ memang memang ada bidari suaranya berat menelan seperti Nina, punya         kerlingnya Jati? Malang, 25 Februari 1947 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang *Versi DCD (Deru Campur Debu)

BACA SELANJUTNYA »

MALAM DI PEGUNUNGAN Karya: Chairil Anwar

MALAM DI PEGUNUNGAN Karya: Chairil Anwar Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin, Jadi pucat rumah dan kaku pohonan? Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin: Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan! 1947 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

TUTI ARTIC Karya: Chairil Anwar

TUTI ARTIC Karya: Chairil Anwar Antara bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga, Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic; Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca         cola. Isteriku dalam latihan: kita hentikan jam berdetik. Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal         terasa — ketika kita bersepeda kuantar kau pulang — Panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara, Mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang. Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali         bertukar; Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu: Sorga hanya permainan sebentar. Aku juga seperti kau, semua lekas berlalu Aku dan Tuti + Greet + Amoi… hati terlantar, Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar. 1947 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

SUDAH DULU LAGI* Karya: Chairil Anwar

SUDAH DULU LAGI* Karya: Chairil Anwar Sudah dulu lagi terjadi begini Jari tidak bakal beranjak dari petikan bedil Jangan tanya mengapa jari cari tempat di sini Aku tidak tahu tanggal serta alasan lagi Dan jangan tanya siapa akan menyiapkan liang         penghabisan Yang akan terima pusaka: kedamaian antara         runtuhan menara Sudah dulu lagi, sudah dulu lagi Jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil. 1948 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang * Judul sajak ini berasal dari Editor buku “Aku Ini Binatang Jalang; semula sajak ini tanpa judul.

BACA SELANJUTNYA »

CATETAN TH. 1946 Karya: Chairil Anwar

CATETAN TH. 1946 Karya: Chairil Anwar Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai, Mainan cahya di air hilang bentuk dalam kabut, Dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai. Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut. Kita — anjing diburu — hanya melihat sebagian dari         sandiwara sekarang Tidak tahu Romeo & Juliet berpeluk di kubur atau         di ranjang Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat. Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu Jika bedil sudah disimpan, cuma kenangan berdebu; Kita memburu arti atau diserahkan kepada anak         lahir sempat. Karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu         asah, Tulis karena kertas gersang, tenggorokan kering         sedikit mau basah! 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

NOCTURNO (FRAGMENT) Karya: Chairil Anwar

NOCTURNO (FRAGMENT) Karya: Chairil Anwar ……………………………… Aku menyeru — tapi tidak satu suara membalas, hanya mati di beku udara. Dalam diriku terbujur keinginan, juga tidak bernyawa. Mimpi yang penghabisan minta tenaga, Patah kapak, sia-sia berdaya, Dalam cekikan hatiku Terdampar…. Menyiram abu dan debu Dari tinggalannya suatu lagu. Ingatan pada Ajal yang menghantu. Dan demam yang nanti membikin kaku…. ……………………………… Pena dan penyair keduanya mati, Berpalingan! 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

BERCERAI Karya: Chairil Anwar

BERCERAI Karya: Chairil Anwar Kita musti bercerai Sebelum kicau murai berderai. Terlalu kita minta pada malam ini. Benar belum puas serah-menyerah Darah masih berbusah-busah. Terlalu kita minta pada malam ini. Kita musti bercerai Biar surya ‘kan menembus oleh malam di perisai Dua benua bakal bentur-membentur. Merah kesumba jadi putih kapur. Bagaimana? Kalau IDA, mau turut mengabur Tidak samudra caya tempatmu menghambur. 7 Juni 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

AKU Karya: Chairil Anwar

AKU Karya: Chairil Anwar Melangkahkan aku bukan tuak menggelegak Cumbu-buatan satu biduan Kujauhi ahli agama serta lembing-katanya. Aku hidup Dalam hidup di mata tampak bergerak Dengan cacar melebar, barah bernanah Dan kadang satu senyum kukucup-minum dalam         dahaga. 8 Juni 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra