RAHWANA

RAHWANA

RAHWANA Karya: Abdul Mukhid BABAK SATU ADEGAN 1 (Kerajaan Alengka waktu senja. Di bagian taman sari. Taman Asyoka yang sudah masyhur namanya. Terlihat para dayang melayani Shinta. Rahwana sedang bercengkerama dengan Sinta. Rahwana tidak digambarkan sebagai tokoh raksasa yang jelek, tapi sebagai seorang yang gagah dan wajah lumayan tampan. Taman sari itu adalah sebuah taman sari yang sangat indah. Tokoh dayang-dayang boleh ada boleh tidak) RAHWANA: (Kepada dayang-dayang) Kalian boleh pergi. (Para dayang memberi hormat, lalu pergi. Tinggal Rahwana dan Shinta berdua) RAHWANA: Kau tahu kenapa aku membawamu kemari? SHINTA: (Pura-pura tidak tahu) Tidak. RAHWANA: Bahkan aku bisa melihat kepura-puraan di matamu. (Shinta diam saja. Sedikit salah tingkah) Apakah kau sudah melupakan gemuruh perasaan yang ada di dada kita? SHINTA: Tentu saja tidak, Kanda Rahwana. Tapi, saling mencintai bukan harus memiliki, kan? Aku kira itu adalah hukum alam yang tidak terbantahkan lagi. Bukankah kau sendiri pernah berkata begitu? RAHWANA: Lantas kenapa aku tidak boleh memilikimu? SHINTA: Ini sudah takdir Sang Mahatunggal, Kakang. RAHWANA: (Dengan agak kesal) Oh ya? Apakah juga takdirNya bahwa engkau harus menikah dengan Rama? SHINTA: (Terdiam sejenak. Mencoba mengatasi perasaannya sendiri. Lalu dengan berat berkata) Tampaknya memang begitu, Kakang. Hening sesaat SHINTA: Dengarlah, Kakang. Aku yakin, Kakang sudah tahu perasaanku tanpa harus aku katakan. Tapi sekali lagi Kakang, ini memang sudah takdir. Ini perintah dari guru sejatiku. Bukankah Kakang juga punya cita-cita untuk bertemu dengan Sang Sejati? Inilah jalannya, Kakang. Kita harus menyingkirkan segala perasaan cinta duniawi yang berlebihan. Aku adalah bagian dari dunia ini, dan Kakang diberi ujian untuk tidak mengikatkan diri padaku. Begitu pula dengan aku. RAHWANA: Tapi aku ingin memandang wajahNya lewat wajahmu. Aku ingin mencintai diriNya yang ada dalam dirimu sekaligus yang meliputimu.(Gusar) Tidak. Tidak. Pasti ini semua karena Rama. Kenapa? Apa kau terpikat dengan ketampanannya? Rayuannya? Kekayaannya? Dengar Sinta, aku memang tak punya apa-apa. Tapi lihat betapa makmur negeri ini. Memang istana ini bukan punyaku. Rumahku hanyalah sekedar untuk tempat berbakti pada kepada Sang Mahasuci. Baik. Apa kau menginginkan kekayaan dan kemewahan? Ketampanan dan kata-kata manis? Kau bisa mendapatkan apa pun yang kau inginkan, Adinda. (Pause) Asal bukan Rama. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
ANGGUR TERAKHIR MONOLOG Didik Wahyudi

ANGGUR TERAKHIR MONOLOG Didik Wahyudi

ANGGUR TERAKHIR : SEBUAH MONOLOG Karya Didik Wahyudi 03177570816 / bungabianglala@gmail.com LAMPU PANGGUNG MEREGANG: SEBUAH RUANGAN DI DALAM RUMAH. SEORANG PEREMPUAN ENTAH APA YANG DIKERJAKANNYA. SEPI, SAMPAI PEREMPUAN ITU BICARA: Luar negeri. Saya akan pergi ke luar negeri. Sebuah tempat dimana kehidupan saya akan bersambung. Menjadi sebuah jalan, yang entah menuju kemana. Tapi yang pasti saya akan mendapatkan pekerjaan yang lebih jelas. Tidak lagi terombang-ambing di antara kesepian dalam hati kecil saya dan para lelaki yang selalu memuja suara saya. Tubuh saya.   Saya sudah menjadi penyanyi kafe ketika umur saya 16 tahun. Ketika perempuan-perempuan seumur saya sedang sibuk ke sekolah, saya malah tidur di kamar. Dan malam waktu mereka tidur, saya ada di kafe. Begitulah saya jalani roda gila hidup saya. Berputar-putar di antara mimpi dan remang-remang cahaya panggung. 10 tahun adalah waktu yang lama. Dalam sepuluh tahun saya pasti sudah memiliki segalanya dan hidup berkecukupan andai saja saya mengenal Mas Jacky sejak dulu. Tetapi sudahlah. Barangkali memang begitulah garis tangan yang harus saya terima. Toh, sekarang saya sudah memegang semua yang saya perlukan. Pasport dan beberapa lembar surat akan mengantarkan saya ke tanah seberang. Tanah, yang dulu hanya bisa saya dengarkan ceritanya. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH DRAMA JALUR 17

Lakon Remaja JALUR 17 Karya Joned Suryatmoko (Teater Gardanalla) SINOPSIS Harga BBM naik, maka semua harga barang pun ikut naik. Kondisi ini membuat Rini (Kakak) dan Rio (Adik) merasa perlu untuk meminta kenaikan uang saku pada orang tua mereka. Di sisi lain mereka tahu bahwa hal ini akan mengalami banyak tentangan dari orang tua mengingat gaji ayah tidak (belum) naik. Sementara itu dia antara Rini dan Rio sendiri ada pertentangan. Rini sendiri menekankan supaya kenaikan uang saku hanya untuk mencukupi biaya kebutuhan mereka yang membengkak, tapi tidak untuk membuat pos belanja baru. Sementara Rio berniat membuat pos belanja baru dengan menyusupkan keinginannya untuk memasukkan anggaran pacaran jika uang saku akan dinaikkan. Dalam situasi seperti itu, mereka bertemu dengan Eko Penyok, remaja yang menjadi kondektur Bis Kota yang mereka tumpangi. Penyo memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah dan bekerja. Baginya, menjadi kondektur dan mendapatkan gaji sendiri dianggapnya jalan keluar supaya ia lepas dari orang tua dan bias mandiri. Hal ini tidak sekedar supaya ia bias punya uang sendiri, namun lebih karena ini bias membuatnya merasa sudah besar. OPENING PENONTON SUDAH MASUK KE DALAM BIS. HANYA PENYO YANG BERADA DI DEKAT BIS SAMBIL BERTERIAK-TERIAK MENAWARI ORANG YANG LALU LALANG UNTUK NAIK BIS. SUTRADARA SUDAH DI BIS SEDANG MEMBERI PENGANTAR TENTANG PEMENTASAN. RINI DAN RIO BERDIRI AGAK JAUHAN DARI BIS DAN MASIH BERBICARA. SESEKALI RINI BERLARI HENDAK MENGHAMPIRI BIS TAPI DITAHAN OLEH RIO. PENYO YANG MELIHAT ITU SEGERA MENERIAKI RINI AGAR NAIK (KARENA JATAH BIS BERHENTI SUDAH HABIS). SUTRADARA SELESAI MEMBERI PENGANTAR. PENYO SEMAKIN KERAS BERTERIAK DAN MENDEKATI BIS SIAP UNTUK NAIK. RINI DARI KEJAUHAN SEGERA BERLARI MENGHAMPIRI BIS DAN NAIK, RIO YANG MASIH MEMAKAI HELM SEGERA MENYUSUL NAIK. BIS SUDAH HAMPIR BERJALAN, TAPI SAAT MEREKA HAMPIR DUDUK: …. RIO Motorku? RINI Terserah kamu. Ah, aku udah telat! (Rini masih berdiri di x2 (dekat x3), hendak duduk. Rio masih melihatnya di tangga (x1), melihat motornya yang tidak kelihatan karena parkir di tempat lain) Buruan! Lama ah…. (Rio masih berpikir) Nanti motormu kan bisa kamu ambil… RIO AKHIRNYA NAIK, MASIH DENGAN HELM DI KEPALA. KEPALANYA MELONGOK-LONGOK. BIS SUDAH BERJALAN PELAN-PELAN. PENYO SEGERA MENYUSUL NAIK, MEMUKUL-MUKUL DINDING BIS DENGAN TELAPAK TANGANNYA SAMBIL TERUS BERTERIAK-TERIAK. IA MELIHAT KE DALAM. MELIHAT RIO DAN RINI YANG MASIH NGOS-NGOSAN. PENYO (Pada Rio) Numpak Bisk ok nganggo helm, mas? RIO MASIH BELUM MENGERTI. RINI MEMUKUL KEPALA RIO YANG MASIH BERHELM DENGAN TELAPAK TANGANNYA SAMBIL TERTAWA. RIO AGAK TERKEJUT, SEGERA SADAR, MELEPAS HELMNYA SAMBIL CENGENGESAN. PENYO MASIH BERTERIAK-TERIAK KALAU-KALAU ADA YANG MAU NAIK BISNYA LAGI. MUSIK PEMBUKA. SELAMA MUSIK PEMBUKA RINI DAN RIO SESEKALI BICARA SEDIKIT, LALU TERDIAM, SESEKALI MEREKA MELIHAT PENYO YANG BERTERIAK-TERIAK. BAGIAN 1 PERKENALAN MEREKA RINI, RIO DAN PENYO TERTAWA BERSAMAAN DI AKHIR MUSIK. RINI Apa artinya? PENYO Eko! RINI Eko kok dipanggil Penyo? RIO Walikan!!! PENYO Ya… RIO Ada kaya rumusnya. Eko jadi Penyo!!! PENYO Namamu boleh juga RINI (memperkenalkan diri) Rini RIO Bukan! Maksudnya namamu bisa juga dijadikan Walikan! Ia nggak Tanya namamu! RINI MALU, PENYO TERTAWA PENYO Ini adikmu? RINI Adik angkat!!! RIO MENCOLEK DAGU KAKAKNYA PENYO Adik angkat? RINI Kalau selama 17 tahun Cuma bias bikin perkara ya aku anggap adik angkat. Hehehehee…. RIO Siapa yang bikin perkara? PENYO Namamu? klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH DRAMA Kebo Nyusu Gudel

(Naskah Lakon Remaja Satu Babak) KEBO NYUSU GUDEL Karya Dheny Jatmiko, Nomine sayembara penulisan naskah remaja –Jawa Timur Pelaku Kakek Seorang kakek umur 80 tahun yang selalu terbayang-bayang peristiwa masa lalunya. Bapak Seorang lelaki pekerja kantoran. Ibu Ibu rumah tangga. Anak Anak berumur 10 tahun. TERDENGAR MUSIK TEMBANG MEGATRUH. LAMPU WARNA BIRU MENYALA PELAN, DILANJUTKAN LAMPU ORANYE YANG FOKUS KE KURSI GOYANG (KAKEK). TAMPAK SEBUAH RUANG KELUARGA, SEORANG KAKEK BERSANTAI DI KURSI GOYANG. KAKEK MEMAKAI SEPATU TENTARA, MEMAKAI SARUNG, PECI, SAMBIL NEMBANG MEGATRUH. Megatruh niki wancine sukma sampun kasebut saking dzat akarti bumi sampun wanci dipun suwun tan janji sakniki ugi baline sadaya lakon TEMBANG MEGATRUH SELESAI. KAKEK DIAM, MERENUNG. TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA RIUH, SEPERTI SUARA DEMONTRASI. (LAMPU RUANG PELAN-PELAN MENYALA) KAKEK PANIK, MENGAMBIL SAPU DAN MEMBAWANYA SEOLAH MEMBAWA SENAPAN. Kakek Bangun! Bangun! Kita harus segera bersiap. Bangun kalian semua. Muncul seorang Bapak, Ibu dan anaknya berjalan malas karena bangun tidur. Bapak Ada apa lagi, kek? Malam-malam begini bikin ribut? Ibu Ada apa to, kek? Kakek Ada apa. Ada apa. Apa kalian sudah tuli. Apa kalian tidak mendengar ada demo. Situasinya sekarang semakin sulit. Jadi kita harus waspada. (Berlagak seperti komandan) Kalian berjaga di pos sebelah sana. Biar aku awasi yang sebelah sini (mengambil kursi kecil dan berdiri di atasnya). Cepaaat! Anak Siap, komandan! Bapak, Ibu & Anak bergegas menuju kiri panggung. Bapak Kalau tiap malam begini, bagaimana aku bisa nyaman kerja besok? Ibu Sudahlah mas, sabar, mungkin kakek sedang mimpi aneh lagi malam ini. Paling ini hanya sebentar, dan kita bisa kembali tidur. Lakukan saja. Kalau kita tidak menurut, klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
Matahari 1/2 Mati

Matahari 1/2 Mati

LAKON MATAHARI 1/2 MATI KARYA A. REGO SUBAGYO DRAMATIC PERSONAE MBOK Ibu dari lima anak KARDI anak pertama PARTO anak kedua WARTI anak ketiga SUWAJI anak keempat NARKO anak kelima HARDJO tetangga DI SEBUAH DESA YANG SANGAT TERPENCIL DAN TERPINGGIRKAN DARI DERU DAN HIRUK PIKUKNYA PEMBANGUNAN, SEPERTI TERASING. ADA KELUARGA SEDERHANA, KELUARGA PETANI SAHAJA, TIDAK PERNAH NEKO-NEKO. TENTRAM, DAMAI POKOKNYA NYAMAN. TETAPI SUATU KETIKA MUNCUL PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DI KELUARGA TERSEBUT YANG MENGAKIBATKAN HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA MENJADI TIDAK HARMONIS LAGI. BABAK I DI SERAMBI RUMAH, ALUNAN MUSIK GAMBARAN PEDESAAN LEMBUT MENYAPA. LAMPU MULAI PADAM. PARTO BARU PULANG DARI SAWAH PARTO Kok masih sepi, pada kemana ya? Apa belum pulang? (seperti bertanya pada diri sendiri). Sudah seminggu lebih aku sendirian menggarap sawah, akhir-akhir ini Kang Kardi jadi pemalas, pekerjaannya hanya termenung, melmun, merenung, bahkan tidak pernah bisa diajak bicara apalagi bercengkeraman. Kang Kardi selalu membisu, tak pernah mau ngomong, tak pernah mau bicara, tak pernah berkata-kata, bisu, seakan kelu dalam otaknya (terdiam). Apakah selamanya akan seperti ini bisu dan beku, mati. Aku sendiri semakin bingung, panenan yang jeblok, sedang harga untuk obat selangit apalagi untuk pupuk sudah tak masuk di akal DIAM KELUARKAN BUNGKUSAN DARI KANTONG, MELINTING TEMBAKAU LALU MENYULUTNYA. NARKO PULANG SEKOLAH, TERGOPOH-GOPOH MENUTUPI MUKANYA PARTO Hei Ko, Narko kesini! NARKO Ya, Kang PARTO Kenapa wajahmu? NARKO klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH DRAMA KESURUPAN ATAWA Inside! Insting! Intrance!

Lakon Remaja KESURUPAN ATAWA Inside! Insting! Intrance! Karya Juma’ali ARIL Tidak ada yang news tentang kesurupanannya Amalia. ANDI Klise. Usang. Basi dan kuno! ADANG Itu yang keliru…pandanganmu harus dibalik! ALIM Ini news-news dan news… ANWAR Lha wong cewek cantik koq bisa kerasukan… ANDI Modusnya lawas! Usang. ARIL Pingsan, kesurupan! Perempuan selalu begitu, untuk menutupi kelemajahnnya memanfaatkan cowok dengan segala kekuatan. Menundukkan herois dan machonya kaum Adam tolol. Oleh karenanya kita akan jadi budak secara tidak langsung ataupun tak langsung. ANWAR Yang paling enak jadi jinnya, untunglah. Kalau begini kenapa saya dulu gak jadi jin, ya!? ANDI Bukan soal jin, perlu dipahami bahwa cantik bukan jaminan kesempurnaan. ARIL Tidak salah! Betul, kan!? ANWAR Inijuga untuk semangat kita-kita, biar ada keberanian naksir cewek cantik! TERTAWA MEREKA MELEDAK. ANDI Yang jelek bukan berarti sempurna.. TERTAWA MAKIN MELEDAK. ARIL Apalagi.. ANWAR Tapi masih dapat poin, walaupun sedikit. Asal punya keberanian. ADISH, CEWEK GENDUT DIANTARA MEREKA PERGI BEGITU SAJA. ADISH Nggak usah ditanggapi.. ANDI Tersinggung.. Kemana? ARIL Mau kesurupan?! ANDI Kesurupan itu cara ampuh untuk jadi terkenal. ARIL Promosi itu butuh modal!? Mahal, kawan. ANWAR Sekarang lagi musimnya, yang audisilah, kontes, kompetisi atau apa saja.. ARIL Modal cupet pengin terkenal..cara praktis ya… BARSAMA-SAMA Kesurupan! ANDI Lantas jadi perhatian, pembicaraan otomatis jadi artis dan selebritis..lantas daftar caleg, cabub, cagub…gampang, kan!? ARIL Kalau meleset malah jadi perek! MEJA YANG LAIN LAGI. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH DRAMA ANAK RANTAU

Lakon Remaja ANAK RANTAU Karya Dian Tri Lestari DRAMATIC PERSONAE 1. AMAR Seorang anak rantau (lelaki, usia 26 tahun), kritis, berpikir bahwa segala peradaban berkiblat pada kebudayaan Eropa, menganggap bahwa adat Melayu (umumnya Indonesia) adalah adat yang membuat orang Melayu tak bisa maju seperti orang-orang Eropa. 2. TOK LAT Ayah Amar (lelaki, 54 tahun) yang pendiam, kurang ekspresif, berpendirian teguh terhadap bangsa Melayu. 3. NAH Ibu Amar (perempuan, 50 tahun) yang cerewet, ramah, senang bicara, mudah senang dan mudah pula sedih, mencintai keluarga sehingga tak peduli ideologi mana yang dipakai anak atau suaminya asalkan keluarga utuh seperti semula. 4. KAMELIA Adik Amar (perempuan, 16 tahun) yang pada akhirnya menentang cara pandang dan ilmu Amar meskipun dia orang yang paling merindukan datangnya Amar ke tanah Melayu, lincah, terbuka pada perbedaan dan kebebasan, namun tetap kukuh pada adat Melayu. 5. WULANDARI Gadis Melayu (perempuan, 18 tahun), disukai oleh Amar, bertutur lemah lembut, selalu tersenyum, gerak lembut gemulai, dan ramah. 6. PAK NGAH Saudara Tok Lat yang tetap menyayangi keluarga Tok Lat meski tidak senang atas perubahan sikap dan sifat Amar, lebih banyak diam seperti Tok Lat. 7. MAK LONG Saudara Tok Lat yang langsung membenci Amar ketika Amar menunjukkan perubahan sikap dan sifat. 8. WAK MINAH Dukun, ramah, senang menolong tanpa mengharapkan imbalan uang ataupun harga diri. 9. SALIM SELAMAT Orang kampung bermulut besar dan humoris. 10. LANGAU Orang kampung, teman Salim Selamat yang masih memiliki akal sehat. 11. UDIN Orang kampung, teman Salim Selamat yang lugu. 12. JADAM Orang kampung 13. ASNAH Orang kampung 14. Siti Orang kampung BABAK 1 LAMPU ON. PANGGUNG MENGGAMBARKAN SUASANA DI RUANG TAMU. RUANGAN TERSEBUT TERDAPAT BEBERAPA PERABOT SEDERHANA, SEPERTI PERANGKAT KURSI TAMU, TIKAR PANDAN, BANTAL, PERANGKAT SIRIH, KALIGRAFI, DAN FOTO KELUARGA. SEORANG LELAKI TUA YANG DIKENAL DENGAN NAMA TOK LAT SEDANG MENGGULUNG TEMBAKAU DI KERTAS, MEMILIN-MILINNYA, MEMBAKAR UJUNG ROKOK DENGAN API, KEMUDIAN DIHISAP. IA DIAM TENANG SAMBIL MENDENGAR SUARA ORANG MENGAJI DI KAMAR DAN SAYUP-SAYUP KERIUHAN PARA IBU YANG MEMASAK DI DAPUR. IA DUDUK CUKUP LAMA DI POJOK RUANGAN MENGHADAP PINTU (KURSI TAMU). SUARA KETUKAN PINTU, KEMUDIAN DISUSUL SAPA ‘ASSALAMU’ALAIKUM’. TOK LAT Wa’alaikum salam warahmatullahiwabarakatuh… TETAP DIAM DI TEMPATNYA. SALAM KEMBALI TERDENGAR. TOK LAT TETAP MENJAWAB JUGA TETAP TAK BERGERAK MEMBUKA PINTU. KETIKA SALAM YANG KE-3, ISTRI TOK LAT KELUAR. NAH Ngape lah tak mau dibukakan pintu orang datang tu? Aku ni tengah besibok di dalam. Dari tadi pagi kau menyirih jak di situ. Tak ade kerje laen ke? Makin anak kau nak datang, makin melarat pemalas kau ni. Macam mane kalo anak kau datang? Bentaaaar… (Membuka pintu, kemudian terdiam karena kaget melihat anaknya berdiri di ambang pintu). Amaaaaaaar…!!! Kuuurs…semangat aku, Naaak. Kau dah balek…Tok Lat, anak kau Tok Lat…anak kau…Amaaar…anak Emak. Dah besak anak Emak. MENDADAK SEMUA ORANG BERKELUARAN MENUJU RUANG TAMU. TOK LAT BERDIRI DAN TERPAKU DI TEMPATNYA. NAH MUNCUL DENGAN MEMBAWA ANAKNYA. DISAMBUT DENGAN MERIAH OLEH SANAK KELUARGA DAN TETANGGA. BERBAGAI PERTANYAAN DIAJUKAN KEPADA AMAR YANG HANYA BISA MENJAWAB ALA KADARNYA. KEMUDIAN MATANYA TERPAKU PADA SANG AYAH YANG BERDIRI MEMATUNG DIDEPANNYA. IA MELEPASKAN TAS DAN DATANG MENCIUM PUNGGUNG TANGAN AYAHNYA. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
Alkisah Isra' Mi'raj - Naskah Islami

Alkisah Isra’ Mi’raj – Naskah Islami

Alkisah Isra’ Mi’raj Karya: ABBAS MUSTAN BHANSALI Para Pemain 1. COPET I 2. COPET II 3. COPET III 4. COPET IV 5. COPET V 6. PAK KYAI 7. ANAKNYA PAK KYAI 8. JULAIHAH 9. TEMAN-2 JULAIHAH 10. SHUHAIB 11. AMMAR 12. HAMZAH 13. ZUBAIDAH 14. KHANSA’ 15. ABU JAHAL 16. ISTRI ABU JAHAL 17. ABU SUFYAN 18. PARA PENGAWAL ADEGAN PERTAMA LOKASI PADA SEBUAH GANG YANG SEPI DEKAT SEBUAH MASJID PADA SEBUAH PERKAMPUNGAN. TERDENGARLAH BEDUG DIPUKUL LALU DISUSUL DENGAN SUARA ADZAN. NAMPAKLAH SEKUMPULAN 5 ORANG YANG SEDANG BERPESTA DAN BERFOYA-FOYA KARENA MENIKMATI HASIL PERAMPOKAN. COPET III Itu suara apa ? COPET II Suara orang adzan. COPET I Apa ? Suara orang edan ? COPET II Adzan, Goblok ! COPET I Apa ? ( Meniling-nilingkan kepala ) COPET II Adzan, Tuli ?! COPET I Oh, orang adzan. ( Berfikir sejenak ) Adzan itu apa sih ? COPET IV Adzan itu panggilan untuk menjalankan sembahyang. Iya kan ? Benar kan ? COPET V Yoi ?! Bahasa kerennya kata orang Arab, panggilan untuk Sholat. Gitu ?! COPET I Adzan ! Adzan ! Wah baru kali ini aku dengar istilah itu. Kok, hampir sama, ya ? Adzan ! Edan ! COPET IV Husss, dosaaa ! Dosa lho, kamu. COPET V Iye nih. Asal aja kalau ngomong. COPET I Lho, kok dosa ? Ini kan fakta ? Kata adzan aku memang jarang mendengar. Lha, kalau kata edan mah itu sering kudengar. Waktu aku masih di asrama. COPET III Wah, gaya ! Jadi kamu pernah tinggal di asrama ? ……………………………………. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH DRAMA Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati

Lakon Drama Remaja Ayahku Stroke Tapi Nggak Mati (Suatu Hari di Bulan Januari) Diinspirasi dari kisah Tawar Menawar dengan Tuhan (Kelly Donald – TEEN INK) Karya Joned Suryatmoko DRAMATIC PERSONAE AYAH MAMA BRAM EMA OPENING RUMAH, DI DAPUR YANG MENYATU DENGAN RUANG MAKAN. PAGI HARI, MASIH SEPI. PEMAIN DIAM DI TEMPATNYA MASING-MASING. MAMA BERDIRI DI DEKAT PENGGORENGAN, AYAH DUDUK DIKURSI MAKAN NYRUPUT KOPI, BRAM BERDIRI DI DEKATNYA SEPERTI MAU MENGUCAPKAN SESUATU. EMA BERDIRI AGAK TERPISAH MENJADI NARATOR. SELAMA EMA BERCERITA TERDENGAR SUARA DETAK JAM. EMA Kalau aku memikirkan keluargaku, aku menganggapnya normal. Kedua orang tua bekerja, meski aku memanggil ibuku dengan sebutan mama dan memanggil bapakku dengan ayah. Tapi selebihnya memang benar-benar wajar. Keluarga dengan satu putri, satu putra, warna pagar rumah yang putih, dapur yang berdekatan dengan ruang makan selayaknya rumah keluarga lain. Kehidupan kami stabil dan mantap, sampai suatu hari di bulan Januari…. SUARA DETAK JAM BERGANTI DERING JAM WEKER. SELURUH AKTIFITAS PAGI MULAI. SEMUA TERTAWA RIANG. SUARA PENGGORENGAN DI WAJAN MAMA LANGSUNG MENYAHUT SRENG…DARI KAMAR BRAM TERDENGAR LAGU POP BERISIK. EMA MUNDUR MENGHAMPIRI BRAM DAN AYAH. BRAM (Sambil menarik kursi untuk duduk) Tapi bagaimana mungkin ayah support MU kalau sebelum siaran langsung itu ayah sudah masuk kamar dan tidur. EMA Malah bagus itu! Ayah tidak ikut-ikutan berisik seperti kamu kalau nonton bola. (mengejek Bram) Gol….Gooollll. BRAM Cewek mana suka sama bola. Kamu yang berisik. EMA Eee…. Siaran langsung bola itu bikin hidup terbalik. Jam tidur dinihari dipakai melek, nonton bola. Makanya bangun siang. BRAM Siaran kemarin juga nggak dini hari kok. Aku bangun pagi. EMA Eee… dibangunin sama mama (Pada Ibu) klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
Naskah Teater Ibu Bumi

Naskah Teater Ibu Bumi

Naskah Teater Ibu Bumi Lakon Remaja Karya Candra Barong Harjanto SUASANA PANGGUNG LENGANG, KASUR KAPAS DITENGAH PANGGUNG. SESEORANG (PEREMPUAN BIJAKSANA SETENGAH TUA) MENARUH LILIN/LAMPU MINYAK PADA POSISI DEPAN, POJOK-POJOK PANGGUNG, SAMBIL MENYEBAR BUNGA. SESEORANG Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. Aku mulai dari sini, Tanah…………. Air,…………….. Udara. TIGA ORANG MASUK LALU-LALANG, BERKATA tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara……. tanah……air,……… udara…….(semakin lama semakin cepat. Seseorang mendekati kasur, membersihkan kasur, merapikan, kemudian menariknya pelan-pelan. ) SESEORANG tanah…… kembalilah ke tanah.air…..kembalilah ke air, udara………kembalilah ke udara.{di ulang 3 kali }tanah,air,udara.kembalikan aku kepadanya,sang pencipta. TIGA ORANG Bolehkah aku bertanya? ORANG 1 eeeeee…..bo…..bo…..bolehkah aku bertanya, siapa kamu, ada sesuatu yang indah, sangat menarik darimi. ORANG 2 Dari manakah kamu? ORANG 3 Aku melihat orang-orang lalu lalang, tanpa tegur sapa. Seperti berhala-berhala yang minta dipuja-puja, apa itu yang disebut keramahan? ORANG 1 Aku merindukan keteduhan jiwa. ORANG 2 Aku mencarinya, berhari-hari, bulan, tahun, dan berabad-abad ORANG 3 Siapa kamu, aku melihat sesuatu nasihat yang terukir dari surga,nasihat cinta ORANG 1 Apakah kamu tanah……… ORANG 2 Kamukah air……… ORANG 3 Barang kali kamu tanah, air, udara, semuanya ada padamu SESEORANG Aku cinta, aku dari cinta, tempat kamu barasal dan akan kembali TIGA ORANG Aku cinta, aku dari cinta, tempat aku berasal dan akan kembali SESEORANG Orang-orang mulai lupa, dari mana mereka berasal dan kemana akan kembali. Orang-orang tinggalkan agama, orang-orang lupa Tuhannya. TIGA ORANG Aku cinta, aku cinta, betapa indah aku, aku cinta, akulah makna…. SESEORANG Ya, Bila cinta adalah nafasmu Aku ingin melarutkan diri di etiap detak jantung Di saat helaan nafas sedih dan gembiramu Aku ingin mengenang, bahwa udara mengawali cinta Entah apa, dimana, bagaimana? Aku ingin mengikuti jejak yang kau sunting lewat tanah Menyemai benih kerinduan Bila aku penguasa cinta Akan aku berikan kasih dan sayang pada orang Yang tulus memaknainya dengan keabadian Agar yang terberai bisa bersatu ORANG 1 Kamukah perempuan yang ku cari? ORANG 2 Aku selalu mengenang dan merindukanmu klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra