NASKAH AKAL BULUS SCAPIN

NASKAH AKAL BULUS SCAPIN

Naskah AKAL BULUS SCAPIN. Jean Baptiste Poquelin, yang lebih dikenal dengan nama Molière, adalah salah satu harta sastra dunia yang lahir pada tahun 1622 dan wafat pada tahun 1673. Karya-karyanya telah diakui sebagai mahakarya dalam dunia teater dan telah memengaruhi banyak penulis serta dramawan hingga saat ini. Salah satu terjemahan penting dari karyanya ke dalam bahasa Indonesia dilakukan oleh Asrul Sani, seorang sastrawan besar Indonesia, yang dengan teliti mengadaptasi naskah tersebut ke dalam budaya dan bahasa kita. Maka dari itu, kami mengundang Anda untuk mengunduh dan membaca terjemahan dari naskah-naskah drama tersebut. Kami berharap karya-karya ini dapat menjadi sumber inspirasi yang kaya dan berharga bagi Anda dalam memahami seni drama. NASKAH DRAMA ini telah tersedia untuk Anda eksplorasi. Untuk mendukung minat Anda dalam dunia teater, kami dengan senang hati menyediakan Bank Naskah Drama. Ini adalah kumpulan karya-karya yang telah dikurasi dengan teliti dan siap diakses oleh teman-teman semua yang ingin memperdalam pengetahuan dan apresiasi terhadap seni drama.   TOKOH – TOKOH ARGANTE                            Ayah Octave Dan Zerbinette.   GERONTE                            Ayah Leandre Dan Hyacinte.   OCTAVE                               Anak Laki-Laki Argante, Kekasih Hyacinte.   LEANDRE                             Anak Laki-Laki Geronte, Kekasih Zerbinette.   ZERBINETTE                       Gadis Yang Di Kira Gadis Zanggi Kemudian Ternyata Anak Argante, Kekasih Leandre.   HYACINTE                           Anak Gadis Geronte, Kekasih Octave.   SCAPIN                                 Pelayan Leandre, Seorang Panjang akal.   SILVESTRE                          Pelayan Octave.   NERINE                                 Inang Pengasuh Hyacinte.   CARLE                                  Seorang Pengecoh.   DUA ORANG LAKI-LAKI             Yang Menggendong Scapin. B A B A K  I   ADEGAN 1   OCTAVE Ah, kabar buruk untuk hati seorang kasmaran. Aku di pojokkan ke keadaan yang paling kejam. Silvestre, betul kau dengar di pelabuhan bahwa Ayahku pulang?   SILVESTRE Betul.   OCTAVE Dan bahwa dia pulang dengan tekad untuk mengawinkan aku?   SILVESTRE Betul.   OCTAVE Dengan anak gadis Seigneur geronte?   SILVESTRE Anak gadis Seigneur geronte.   OCTAVE Dan bahwa anak gadis ini untuk kepentingan itu sudah di pesankan khusus dari Taranto?   SILVESTRE Betul, khusus dari Taranto.   OCTAVE Dan kau dapat kabar ini dari pamanku?   SILVESTRE Dari pamanmu.   OCTAVE Yang di beri tahu oleh Ayahku dengan sepucuk surat?!   SILVESTRE Dengan sepucuk surat.   OCTAVE Dan paman ini katamu tahu semua persoalan kita.   SILVESTRE Semua persoalan kita.   OCTAVE Oh bicaralah. Jangan Cuma menyeret kata-kata dari mulutku begitu saja. SELANJUTNYA SILAHKAN download NASKAH AKAL BULUS SCAPIN

BACA SELANJUTNYA »
NASKAH TEATER : ADUH UJANG

NASKAH TEATER : ADUH UJANG

Naskah Teater : Aduh Ujang Sebuah Karya dari Jhoni Habibie, Silahkan download dan baca, semoga dapat menjadi inspirasi. Oleh karena itu, Kami sediakan Bank Naskah Drama Untuk Teman- Teman Semua .Jadi, silahkan download lalu baca. TOKOH-TOKOH:   Ujang : Laki-laki umur 21 tahun, ganteng, sederhana, ramah, lugu, pendidikan SMA, nurut, lahir dan besra di desa, teguh pendirian. Euis :Perempuan umur 18 tahun, lumayan cantik, ramah, sederhana, sebatang kara, hidup bersama nenek, pemalu, perhatian, baik (pacar Ujang) kegiatan les menjahit, bantu nenek di sawah Samsul: (teman kecil Ujang), umur 21 tahun, gaul perlente, sok modern, egois, sombong, suka menghalalkan segala cara Emi : perempuan berumur 18 tahun, gadis desa gaul, cerewet, manja, GR, caper, kaya, apa maunya harus dicapai Abah :laki-laki umur 55 tahun, bapaknya Ujang, buruh tani, sederhana, keras, idealis, pendidikan SD. Broto :laki-laki umur 50 tahun, bapaknya Emi, juragannya abah, kaya, lahir dan besra di Solo, sombong, sayang anak Ibu/emak: ibunya Ujang, umur 45 tahun, sakit-sakitan, sabar.   LATAR SETTING DI TENGAH SAWAH, ZAMAN SEKARANG ADA GUBUK BAMBU, ORANG-ORANGAN SAWAH, PADI YANG MENGUNING, RERUMPUTAN HIJAU, TUMPUKAN JERAMI, BUNGA YANG BERMEKARAN, EDI AN KADANG PENGUSIR BURUNG YANG BERTEMPAT DI SEBUAH DESA DI DAERAH BANDUNG BERADAT SUNDA.     I   SUASANA PAGI, UDARA SEGAR, ANGIN SEMILIR, BURUNG BERKICAU, RUMPUT BERGOYANG, TERDENGAR ALUN MUSIK SUNDA, MUSIK NGASET.   TERLIHAT UJANG SEDANG MENIKMATI SUASANA DESA DI SEKITARNYA. BAPAKNYA SEDANG SIBUK DENGAN SAWAHNYA, UJANG MASIH MENIUP SERULINGNYA, KEMUDIAN BAPAKNYA BERHENTI UNTUK BERISTIRAHAT SAMBIL MENYANYIKAN TEMBANG SUNDA YANG SERING DINYANYIKAN WAKTU MASIH KECIL.   UJANG : Abah teh masih ingat tembang itu? Ujang jadi ingat masa kecil dulu!   ABAH : Ujang, ujang!!   UJANG : Aya naon teh abah!   ABAH : perasaan baru kemaren ya kamu masih netek sama emak. E… tau-tau sekarang udah besar, udah perjaka.   UJANG : ya… abah teh kunaon kayak nggak pernah liat Ujang aja, tiap hari kan ketemu, masak iya ujang netek lagi sama emak.   ABAH : ujang! Abah teh kepengen lihat kamu sukses, jadi orang, punya masa depan, jangan sampai kayak abahmu ini, SD saja nggak lulus, bisanya Cuma nyangkul, hidup pas-pasan Cuma buat makan.   UJANG : abah! Kita teh mesti bersyukur. Kan masih banyak orang lain yang hidupnya lebih susah dari kita.   ABAH : iya ujang! Tapi kamu kan tau sendiri kehidupan kita sekarang, berapa kali panen kita gagal, mana abah punya banyak utang lagi sama juragan Broto, ditambah lagi ibumu sakit-sakitan   UJANG : ujang kan bisa bantu dari hasil ngeles. Ujang juga masih punya tabungan sedikit.   ABAH : uang hasil ngeles kamu itu berapa? Apa yang bisa kamu harapkan dari lulusan SMA? Sekarang saja jadi sarjana banyak yang nganggur   (jeda)   ABAH : sebenarnya abah teh pengen ngomong sama kamu!   SELANJUTNYA SILAHKAN download NASKAH TEATER : ADUH UJANG

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH TEATER 13 PAGI

Naskah Teater 13 PAGI Sebuah Karya dari Cucuk Espe. Pertama, Silahkan download dan baca, semoga dapat menjadi inspirasi. Oleh karena itu, Kami sediakan Bank Naskah Drama Untuk Teman- Teman Semua .Jadi, silahkan download lalu baca. SATU SIANG DAN MALAM SEMAKIN TAK ADA BEDANYA. WAKTU BERJALAN TERLALU CEPAT MEMBAKAR MIMPI DI SIANG PENAT. GELAP CAHAYA LAMPU, PEKAT DAN MENYUMBAT AKAL SEHAT. BARMAN TERMENUNG DI AMBANG KESADARAN, MENATAP GULITA TANPA DENDAM. INI AWAL SEBUAH CERITA DAN AKHIR SECUIL KENANGAN. BARMAN TERKAPAR DALAM KETIDAKBERDAYAAN TAPI BUKAN TANPA KEINGINAN. DAN HIDUP SEBENTAR LAGI DIMULAI. BARMAN      Cerita ini baru mulai. Dan siapa saja yang ada di sini adalah tokoh utama. Bukan aku tak percaya pada orang lain. Egois atau narsis, bukan…! Tetapi sejak aku tidak dikehendaki melakukan apa-apa lagi, semuanya aku anggap penting. Bahkan seekor kucing pun yang lewat di depanku, menoleh dan menggelendot di pangkuanku, aku anggap penting. Kucing itu telah memberiku arti sebagai manusia. Kalau tidak, mungkin kucing itu akan mencakar dan mencabik kaki dan pahaku. Berdarah, tetanus, bengkak, dan rabies.   (tertawa) Aku punya cerita tentang kucing. Kucing yang ini, badannya besar, kumisnya tebal –maaf bagi yang punya kumis—dan ada belang di kaki. Belang bukan tato! Kucing itu milik banci yang rumahnya di ujung gang. Tiap aku lewat depan rumah banci itu –aku lupa namanya—dia selalu duduk di depan pintu sambil menyisir bulu kucingnya. Aku yakin, itu kucing laki-laki. Instingku saja…! Terlalu berbahaya jika soal itu ditanyakan.   Aku lewat, menoleh dan banci itu tersenyum. Tapi pagi itu lain, dia tersenyum lantas berjalan mendekatiku sambil tangannya masih menyisir bulu kucingnya. “Mau kucing, Barman?” katanya dengan genit. Itu pengalaman pertamaku bicara dengan banci. “Kucingnya bagus,” katanya agak gugup. “Terima kasih, saya tak biasa memelihara kucing. Maaf,” Tapi dia tetap tak membiarkanku lolos.   Justru aku semakin didekati dan dia berjalan mengelilingiku. Untung saja masih pagi! “Barman, dia kucing yang baik. Kalau mencakar sangat pelan dan penuh perasaan. Penurut dan tidak suka meloncat. Pokoknya, kucing ini sangat tahu untuk apa dia diciptakan,” Banci itu semakin menyudutkanku. Hingga aku nyaris terjengkang. “Maaf, aku harus segera pergi,” kataku ingin segera lepas dari cengkeraman banci agresif itu. “Mampirlah sebentar. Aku punya koleksi kucing yang mungkin kau minati. Aku ingin berbagi kucing denganmu, Barman…,” kata banci itu mulai melenguh.   Banci kampung bertingkah liar. Sejak aku tinggal di gang itu, baru pagi itu melihat keberingasan tetangga jauhku itu. Banci dan kucingnya yang siap menerkamku. “Cukup! Terima kasih. Lain waktu saja. Simpan baik-baik kucingmu, siapa tahu ketemu teman –sesama kucing—yang lidahnya lebih panjang atau yang ekornya pendek hingga terlihat jelas….! Hei..banci itu mengejarku.   (Barman berlarian) SELANJUTNYA SILAHKAN download NASKAH TEATER 13 PAGI  

BACA SELANJUTNYA »
Kecusian Hati - Naskah Islami

Kecusian Hati – Naskah Islami

Kesucian Hati Sebuah Naskah Islami Karya : ABBAS MUSTAN BHANSALI PARA PEMAIN 1. Dimas 2. Kirana 3. Zaenal 4. Rohimah 5. Syarifah 6. Imam 7. Ust. Arifin 8. Kabsyah 9. Halimah 10. Harun 11. Zar’ah 12. Khalid 13. Yazid ADEGAN PERTAMA DI SEBUAH RUMAH KELUARGA KAYA YANG MANA SEPASANG SUAMI ISTERI TERSEBUT SANGAT SIBUK DENGAN KARIERNYA. HINGGA ANAKNYA YANG MASIH BALITA TERPAKSA DIASUH OLEH SEORANG PEMBANTU RUMAH TANGGA. ROHIMAH (sedang bersih-bersih rumah) Ah … capek sekali. Sudah seharian aku bekerja, tapi rasanya tidak ada istirahat sedikitpun. Rumah sebesar ini hanya dihuni sepasang suami isteri. Suasana yang lengang karena hari-harinya mereka habiskan diluar rumah. Mereka sibuk bekerja tak kenal waktu. Bagaimana rasanya jika mereka tidak punya keinginan untuk mencari seorang pembantu rumah tangga sepertiku ? Pasti keadaan rumah tangganya berantakan. Tidak ada yang mengurus. Apalagi mereka mempunyai bayi yang membutuhkan kasih sayang dari ibunya. IMAM (sambil bermain kuda-kudaan) Ayo kejar penjahat itu ! Dor … dor … dor … ! Tangkap ibu ! ROHIMAH (memanggil) Imam … Imam … IMAM (masih terus bermain) Ah … kuda payah. Pakai mobil aja dech. Ngeeeengg … ROHIMAH Imam … Imam anakku ! (Imam berhenti bermain) Masih ingat kan pesan ibu. IMAM Lagian penjahatnya masuk ke dalam rumah, bu. Terpaksa aku kejar. Tugas polisi kan menangkap penjahat. ROHIMAH Dengar nak, kalau kamu mau main jangan di ruang tamu. Ibu baru bersihkan lantainya. Nanti kalau ada barang yang pecah, bagaimana ? Bisa-bisa nyonya juragan akan marah dan memecat ibu. Lebih baik kamu bermain saja di halaman luar. Kamu mengerti polisi kecilku. IMAM Aku mengerti bu. Siap laksanakan perintah ! ROHIMAH Tapi ingat jangan lama-lama mainnya. Nanti keburu juragan pulang. Atau sebaiknya kamu pulang dan tunggu saja di rumah. Siapa tahu bapakmu sudah pulang kerja dari kuli bangunan. (suara bayi menangis) Aduh … pekerjaan belum selesai, bayinya sudah bangun. (menggendong bayi) Cup … cup … sayang. Cup … cup … cup … Ayo jangan nangis. Pipis ya ! Oh … nggak pipis. Haus ya sayang ! Eh … sebentar ya ! Kita ambil susu botolnya dulu, yang sudah disiapkan mamamu tadi pagi. (ambil susu botol) Ini susunya. Kok masih nggak mau minum. (bayinya semakin nangis) Haruskah aku berikan ASI ku ini padanya lagi ? Ah … biarlah yang penting dia tidak menangis. KIRANA (ketika menyusui bayi tersebut tiba-tiba nyonya juragan datang dan kaget) Imah ! klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
PELUKIS DAN WANITA

PELUKIS DAN WANITA – naskah teater

  NASKAH DRAMA PELUKIS DAN WANITA Adhy Pratama Irianto     Sinopsis : Hidup adalah menunggu. Menunggu untuk tumbuh, menunggu untuk besar, menunggu untuk kaya, dan menunggu untuk mati. Hidup bagi sebagian orang, hidup hanya terisi dengan ngungkung di kantornya, ngalor-ngidul dijalanan, dan melototin layar monitornya, terus pulang, terus tidur, terus bangun lagi terus ngungkung lagi. Terlalu panjang penantian yang dirasakan bagi manusia untuk hidup, dan tak jarang yang bosan dengan monogamy dan hitam putih hidup itu. Naskah pelukis dan wanita hanya mengganti keadaan hidup yang menunggu, entah menunggu apa, menjadi seorang wanita yang menunggu pelukis untuk melukis dirinya. Sekian lama menunggu, yang didapatnya hanya kebosanan. Hingga ia lebih memilih untuk berhenti menunggu walaupun sebenarnya kalau ia masih punya sisa kesabaran sedikit lagi, wajahnya yang cantik akan terlukis di canvas yang ia bawa sendiri. Adegan Setting : Dua buah karung kain hitam putih diletakkan di tengah-tengah panggung. Didalam tiap karung terletak seorang laki-laki. Agak jauh sedikit di dekat wing kanan depan panggung ada sebuah meja yang ditutup kain biru dan diatasnya duduk seorang wanita yang termenung. Di sudut wing kiri depan ada sebuah canvas lukisan tergantung. Wanita Sudah lama kunantikan kedatangan kalian, kemana kalian! Kalian tidak mengerti betapa sakitnya menunggu, kalian tidak pahamkah berapa lama waktu kuterbuang sia-sia hanya karena menunggu kalian yang tak juga menampakkan sedikitpun batang hidung kalian dihadapanku.   (pause) klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya  

BACA SELANJUTNYA »
RAHWANA

RAHWANA

RAHWANA Karya: Abdul Mukhid BABAK SATU ADEGAN 1 (Kerajaan Alengka waktu senja. Di bagian taman sari. Taman Asyoka yang sudah masyhur namanya. Terlihat para dayang melayani Shinta. Rahwana sedang bercengkerama dengan Sinta. Rahwana tidak digambarkan sebagai tokoh raksasa yang jelek, tapi sebagai seorang yang gagah dan wajah lumayan tampan. Taman sari itu adalah sebuah taman sari yang sangat indah. Tokoh dayang-dayang boleh ada boleh tidak) RAHWANA: (Kepada dayang-dayang) Kalian boleh pergi. (Para dayang memberi hormat, lalu pergi. Tinggal Rahwana dan Shinta berdua) RAHWANA: Kau tahu kenapa aku membawamu kemari? SHINTA: (Pura-pura tidak tahu) Tidak. RAHWANA: Bahkan aku bisa melihat kepura-puraan di matamu. (Shinta diam saja. Sedikit salah tingkah) Apakah kau sudah melupakan gemuruh perasaan yang ada di dada kita? SHINTA: Tentu saja tidak, Kanda Rahwana. Tapi, saling mencintai bukan harus memiliki, kan? Aku kira itu adalah hukum alam yang tidak terbantahkan lagi. Bukankah kau sendiri pernah berkata begitu? RAHWANA: Lantas kenapa aku tidak boleh memilikimu? SHINTA: Ini sudah takdir Sang Mahatunggal, Kakang. RAHWANA: (Dengan agak kesal) Oh ya? Apakah juga takdirNya bahwa engkau harus menikah dengan Rama? SHINTA: (Terdiam sejenak. Mencoba mengatasi perasaannya sendiri. Lalu dengan berat berkata) Tampaknya memang begitu, Kakang. Hening sesaat SHINTA: Dengarlah, Kakang. Aku yakin, Kakang sudah tahu perasaanku tanpa harus aku katakan. Tapi sekali lagi Kakang, ini memang sudah takdir. Ini perintah dari guru sejatiku. Bukankah Kakang juga punya cita-cita untuk bertemu dengan Sang Sejati? Inilah jalannya, Kakang. Kita harus menyingkirkan segala perasaan cinta duniawi yang berlebihan. Aku adalah bagian dari dunia ini, dan Kakang diberi ujian untuk tidak mengikatkan diri padaku. Begitu pula dengan aku. RAHWANA: Tapi aku ingin memandang wajahNya lewat wajahmu. Aku ingin mencintai diriNya yang ada dalam dirimu sekaligus yang meliputimu.(Gusar) Tidak. Tidak. Pasti ini semua karena Rama. Kenapa? Apa kau terpikat dengan ketampanannya? Rayuannya? Kekayaannya? Dengar Sinta, aku memang tak punya apa-apa. Tapi lihat betapa makmur negeri ini. Memang istana ini bukan punyaku. Rumahku hanyalah sekedar untuk tempat berbakti pada kepada Sang Mahasuci. Baik. Apa kau menginginkan kekayaan dan kemewahan? Ketampanan dan kata-kata manis? Kau bisa mendapatkan apa pun yang kau inginkan, Adinda. (Pause) Asal bukan Rama. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »
ANGGUR TERAKHIR MONOLOG Didik Wahyudi

ANGGUR TERAKHIR MONOLOG Didik Wahyudi

ANGGUR TERAKHIR : SEBUAH MONOLOG Karya Didik Wahyudi 03177570816 / bungabianglala@gmail.com LAMPU PANGGUNG MEREGANG: SEBUAH RUANGAN DI DALAM RUMAH. SEORANG PEREMPUAN ENTAH APA YANG DIKERJAKANNYA. SEPI, SAMPAI PEREMPUAN ITU BICARA: Luar negeri. Saya akan pergi ke luar negeri. Sebuah tempat dimana kehidupan saya akan bersambung. Menjadi sebuah jalan, yang entah menuju kemana. Tapi yang pasti saya akan mendapatkan pekerjaan yang lebih jelas. Tidak lagi terombang-ambing di antara kesepian dalam hati kecil saya dan para lelaki yang selalu memuja suara saya. Tubuh saya.   Saya sudah menjadi penyanyi kafe ketika umur saya 16 tahun. Ketika perempuan-perempuan seumur saya sedang sibuk ke sekolah, saya malah tidur di kamar. Dan malam waktu mereka tidur, saya ada di kafe. Begitulah saya jalani roda gila hidup saya. Berputar-putar di antara mimpi dan remang-remang cahaya panggung. 10 tahun adalah waktu yang lama. Dalam sepuluh tahun saya pasti sudah memiliki segalanya dan hidup berkecukupan andai saja saya mengenal Mas Jacky sejak dulu. Tetapi sudahlah. Barangkali memang begitulah garis tangan yang harus saya terima. Toh, sekarang saya sudah memegang semua yang saya perlukan. Pasport dan beberapa lembar surat akan mengantarkan saya ke tanah seberang. Tanah, yang dulu hanya bisa saya dengarkan ceritanya. klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH DRAMA JALUR 17

Lakon Remaja JALUR 17 Karya Joned Suryatmoko (Teater Gardanalla) SINOPSIS Harga BBM naik, maka semua harga barang pun ikut naik. Kondisi ini membuat Rini (Kakak) dan Rio (Adik) merasa perlu untuk meminta kenaikan uang saku pada orang tua mereka. Di sisi lain mereka tahu bahwa hal ini akan mengalami banyak tentangan dari orang tua mengingat gaji ayah tidak (belum) naik. Sementara itu dia antara Rini dan Rio sendiri ada pertentangan. Rini sendiri menekankan supaya kenaikan uang saku hanya untuk mencukupi biaya kebutuhan mereka yang membengkak, tapi tidak untuk membuat pos belanja baru. Sementara Rio berniat membuat pos belanja baru dengan menyusupkan keinginannya untuk memasukkan anggaran pacaran jika uang saku akan dinaikkan. Dalam situasi seperti itu, mereka bertemu dengan Eko Penyok, remaja yang menjadi kondektur Bis Kota yang mereka tumpangi. Penyo memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah dan bekerja. Baginya, menjadi kondektur dan mendapatkan gaji sendiri dianggapnya jalan keluar supaya ia lepas dari orang tua dan bias mandiri. Hal ini tidak sekedar supaya ia bias punya uang sendiri, namun lebih karena ini bias membuatnya merasa sudah besar. OPENING PENONTON SUDAH MASUK KE DALAM BIS. HANYA PENYO YANG BERADA DI DEKAT BIS SAMBIL BERTERIAK-TERIAK MENAWARI ORANG YANG LALU LALANG UNTUK NAIK BIS. SUTRADARA SUDAH DI BIS SEDANG MEMBERI PENGANTAR TENTANG PEMENTASAN. RINI DAN RIO BERDIRI AGAK JAUHAN DARI BIS DAN MASIH BERBICARA. SESEKALI RINI BERLARI HENDAK MENGHAMPIRI BIS TAPI DITAHAN OLEH RIO. PENYO YANG MELIHAT ITU SEGERA MENERIAKI RINI AGAR NAIK (KARENA JATAH BIS BERHENTI SUDAH HABIS). SUTRADARA SELESAI MEMBERI PENGANTAR. PENYO SEMAKIN KERAS BERTERIAK DAN MENDEKATI BIS SIAP UNTUK NAIK. RINI DARI KEJAUHAN SEGERA BERLARI MENGHAMPIRI BIS DAN NAIK, RIO YANG MASIH MEMAKAI HELM SEGERA MENYUSUL NAIK. BIS SUDAH HAMPIR BERJALAN, TAPI SAAT MEREKA HAMPIR DUDUK: …. RIO Motorku? RINI Terserah kamu. Ah, aku udah telat! (Rini masih berdiri di x2 (dekat x3), hendak duduk. Rio masih melihatnya di tangga (x1), melihat motornya yang tidak kelihatan karena parkir di tempat lain) Buruan! Lama ah…. (Rio masih berpikir) Nanti motormu kan bisa kamu ambil… RIO AKHIRNYA NAIK, MASIH DENGAN HELM DI KEPALA. KEPALANYA MELONGOK-LONGOK. BIS SUDAH BERJALAN PELAN-PELAN. PENYO SEGERA MENYUSUL NAIK, MEMUKUL-MUKUL DINDING BIS DENGAN TELAPAK TANGANNYA SAMBIL TERUS BERTERIAK-TERIAK. IA MELIHAT KE DALAM. MELIHAT RIO DAN RINI YANG MASIH NGOS-NGOSAN. PENYO (Pada Rio) Numpak Bisk ok nganggo helm, mas? RIO MASIH BELUM MENGERTI. RINI MEMUKUL KEPALA RIO YANG MASIH BERHELM DENGAN TELAPAK TANGANNYA SAMBIL TERTAWA. RIO AGAK TERKEJUT, SEGERA SADAR, MELEPAS HELMNYA SAMBIL CENGENGESAN. PENYO MASIH BERTERIAK-TERIAK KALAU-KALAU ADA YANG MAU NAIK BISNYA LAGI. MUSIK PEMBUKA. SELAMA MUSIK PEMBUKA RINI DAN RIO SESEKALI BICARA SEDIKIT, LALU TERDIAM, SESEKALI MEREKA MELIHAT PENYO YANG BERTERIAK-TERIAK. BAGIAN 1 PERKENALAN MEREKA RINI, RIO DAN PENYO TERTAWA BERSAMAAN DI AKHIR MUSIK. RINI Apa artinya? PENYO Eko! RINI Eko kok dipanggil Penyo? RIO Walikan!!! PENYO Ya… RIO Ada kaya rumusnya. Eko jadi Penyo!!! PENYO Namamu boleh juga RINI (memperkenalkan diri) Rini RIO Bukan! Maksudnya namamu bisa juga dijadikan Walikan! Ia nggak Tanya namamu! RINI MALU, PENYO TERTAWA PENYO Ini adikmu? RINI Adik angkat!!! RIO MENCOLEK DAGU KAKAKNYA PENYO Adik angkat? RINI Kalau selama 17 tahun Cuma bias bikin perkara ya aku anggap adik angkat. Hehehehee…. RIO Siapa yang bikin perkara? PENYO Namamu? klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH DRAMA Kebo Nyusu Gudel

(Naskah Lakon Remaja Satu Babak) KEBO NYUSU GUDEL Karya Dheny Jatmiko, Nomine sayembara penulisan naskah remaja –Jawa Timur Pelaku Kakek Seorang kakek umur 80 tahun yang selalu terbayang-bayang peristiwa masa lalunya. Bapak Seorang lelaki pekerja kantoran. Ibu Ibu rumah tangga. Anak Anak berumur 10 tahun. TERDENGAR MUSIK TEMBANG MEGATRUH. LAMPU WARNA BIRU MENYALA PELAN, DILANJUTKAN LAMPU ORANYE YANG FOKUS KE KURSI GOYANG (KAKEK). TAMPAK SEBUAH RUANG KELUARGA, SEORANG KAKEK BERSANTAI DI KURSI GOYANG. KAKEK MEMAKAI SEPATU TENTARA, MEMAKAI SARUNG, PECI, SAMBIL NEMBANG MEGATRUH. Megatruh niki wancine sukma sampun kasebut saking dzat akarti bumi sampun wanci dipun suwun tan janji sakniki ugi baline sadaya lakon TEMBANG MEGATRUH SELESAI. KAKEK DIAM, MERENUNG. TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA RIUH, SEPERTI SUARA DEMONTRASI. (LAMPU RUANG PELAN-PELAN MENYALA) KAKEK PANIK, MENGAMBIL SAPU DAN MEMBAWANYA SEOLAH MEMBAWA SENAPAN. Kakek Bangun! Bangun! Kita harus segera bersiap. Bangun kalian semua. Muncul seorang Bapak, Ibu dan anaknya berjalan malas karena bangun tidur. Bapak Ada apa lagi, kek? Malam-malam begini bikin ribut? Ibu Ada apa to, kek? Kakek Ada apa. Ada apa. Apa kalian sudah tuli. Apa kalian tidak mendengar ada demo. Situasinya sekarang semakin sulit. Jadi kita harus waspada. (Berlagak seperti komandan) Kalian berjaga di pos sebelah sana. Biar aku awasi yang sebelah sini (mengambil kursi kecil dan berdiri di atasnya). Cepaaat! Anak Siap, komandan! Bapak, Ibu & Anak bergegas menuju kiri panggung. Bapak Kalau tiap malam begini, bagaimana aku bisa nyaman kerja besok? Ibu Sudahlah mas, sabar, mungkin kakek sedang mimpi aneh lagi malam ini. Paling ini hanya sebentar, dan kita bisa kembali tidur. Lakukan saja. Kalau kita tidak menurut, klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra