CERITA Karya: Chairil Anwar

CERITA Karya: Chairil Anwar kepada Darmawidjaja Di pasar baru mereka Lalu mengada-menggaya. Mengikat sudah kesal Tak tahu apa dibuat Jiwa satu teman lucu Dalam hidup, dalam tuju. Gundul diselimuti tebal Sama segala berbuat-buat. Tapi kadang pula dapat Ia renggang terus terapat. 9 Juni 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

LAGU SIUL Karya: Chairil Anwar

LAGU SIUL Karya: Chairil Anwar Laron pada mati Terbakar di sumbu lampu Aku juga menemu Ajal di cerlang caya matamu Heran! ini badan yang selama berjaga Habis hangus di api matamu ‘Ku kayak tidak tahu saja. II Aku kira Beginilah nanti jadinya: Kau kawin, beranak dan berbahagia Sedang aku mengembara serupa Ahasveros Dikutuk-sumpahi Eros Aku merangkaki dinding buta, Tak satu juga pintu terbuka. Jadi baik kita padami Unggunan api ini Karena kau tidak ‘kan apa-apa, Aku terpanggang tinggal rangka 25 November 1945 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang Catatan: Bait kedua (II) puisi ini nyaris sama dengan sajak “Tak Sepadan” yang ditulis oleh Chairil Anwar pada Februari 1943.

BACA SELANJUTNYA »

MALAM Karya: Chairil Anwar

MALAM Karya: Chairil Anwar Mulai kelam belum buntu malam, kami masih saja terjaga – Thermopylae? – – jagal tidak dikenal? – tapi nanti sebelum siang membentang kami sudah tenggelam                                hilang…. 1945 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang Catatan: Pertempuran Thermopylae adalah pertempuran antara persekutuan negara kota Yunani, dipimpin oleh Raja Leonidas dari Sparta, melawan Kekaisaran Persia pimpinan Xerxes I selama tiga hari, pada invasi kedua Persia ke Yunani. Pertempuran ini terjadi berbarengan dengan pertempuran laut di Artemision, pada Agustus atau September 480 SM, di celah pesisir sempit Thermopylae (‘Gerbang Panas’).

BACA SELANJUTNYA »

DALAM KERETA Karya: Chairil Anwar

DALAM KERETA Karya: Chairil Anwar Dalam kereta. Hujan menebal jendela Semarang, Solo…, makin dekat saja Menangkup senja. Menguak purnama. Caya menyayat mulut dan mata. Menjengking kereta. Menjengking jiwa. Sayatan terus ke dada. 15 Maret 1944 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

SIAP-SEDIA Karya: Chairil Anwar

SIAP-SEDIA Karya: Chairil Anwar Tanganmu nanti tegang kaku, Jantungmu nanti berdebar berhenti, Tubuhmu nanti mengeras batu, Tapi kami sederap mengganti, Terus memahat ini Tugu, Matamu nanti kaca saja, Mulutmu nanti habis bicara, Darahmu nanti mengalir berhenti, Tapi kami sederap mengganti, Terus berdaya ke Masyarakat Jaya. Suaramu nanti diam ditekan, Namamu nanti terbang hilang, Langkahmu nanti enggan ke depan, Tapi kami sederap mengganti, Bersatu maju, ke Kemenangan. Darah kami panas selama, Badan kami tertempa baja, Jiwa kami gagah perkasa, Kami akan mewarna di angkasa, Kami pembawa ke Bahgia nyata. Kawan, kawan Menepis segar angin terasa Lalu menderu menyapu awan Terus menembus surya cahaya Mamancar pencar ke penjuru segala Riang menggelombang sawah dan hutan Segala menyala-nyala! Segala menyala-nyala! Kawan, kawan Dan kita bangkit dengan kesedaran Mencucuk menerang hingga belulang. Kawan, kawan Kita mengayun pedang ke Dunia Terang! 1944 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

AJAKAN Karya: Chairil Anwar

AJAKAN Karya: Chairil Anwar Ida Menembus sudah caya Udara tebal kabut Kaca hitam lumut Pecah pencar sekarang Di ruang legah lapang Mari ria lagi Tujuh belas tahun kembali Bersepeda sama gandengan Kita jalani ini jalan Ria bahgia Tak acuh apa-apa Gembira-girang Biar hujan datang Kita mandi-basahkan diri Tahu pasti sebentar kering lagi. Februari 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

PELARIAN Karya: Chairil Anwar

PELARIAN Karya: Chairil Anwar                  I Tak tertahan lagi remang miang sengketa di sini Dalam lari Dihempaskannya pintu keras tak berhingga. Hancur-luluh sepi seketika Dan paduan dua jiwa.                  II Dari kelam ke malam Tertawa-meringis malam menerimanya Ini batu baru tercampung dalam gelita “Mau apa? Rayu dan pelupa, Aku ada! Pilih saja! Bujuk dibeli? Atau sungai sunyi? Mari! Mari! Turut saja!” Tak kuasa — terengkam Ia dicengkam malam. Februari 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

SEBUAH KAMAR Karya: Chairil Anwar

SEBUAH KAMAR Karya: Chairil Anwar Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu. “Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu!” Ibuku tertidur dalam tersedu, Keramaian penjara sepi selalu, Bapakku sendiri terbaring jemu Matanya menatap orang tersalib di batu! Sekeliling dunia bunuh diri! Aku minta adik lagi pada Ibu dan bapakku, karena mereka berada di luar hitungan: Kamar begini, 3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa! 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

INA MIA Karya: Chairil Anwar

INA MIA Karya: Chairil Anwar Terbaring di rangkuman pagi — hari baru jadi — Ina Mia mencari hati impi, Teraba Ina Mia kulit harapan belaka Ina Mia menarik napas panjang di tepi jurang napsu yang sudah lepas terhembus, antara daun-daunan mengelabu kabut cinta lama, cinta hilang Terasa gentar sejenak Ina Mia menekan tapak di hijau rumput, Angin ikut — dayang penghabisan yang mengipas — Berpaling kelihatan seorang serdadu mempercepat langkah di tengokan. 1948 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

PERHITUNGAN Karya: Chairil Anwar

PERHITUNGAN Karya: Chairil Anwar Banyak gores belum terputus saja Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda         caya Langit bersih-cerah dan purnama raya… Sudah itu tempatku tak tentu di mana. Sekilap pandangan serupa dua klewang bergesekan Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran Hembus kau aku tak perduli, ke Bandung, ke         Sukabumi…!? Kini aku meringkih dalam malam sunyi. 16 Maret 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra