KEPADA IBUKU Sebuah Puisi Karya: Wiji Thukul
I ibu aku tidak punya data komplet tentang ketidakadilan hanya mataku terpukau di ingar jalan raya aspalan kendaraan bikinan jepan, itali, amerika laju tetapi abang-abang becak disingkirkan oleh kebijaksanaan pembangunan ibu di dadamu subur aku melihat ladang-ladang tebu tetapi petani ditipu pabrik gula dan jakarta seperti paris penuh honda, suzuki, mercy, jimny udara kotor, jalan macet tetapi mengapa abang-abang becak disingkirkan oleh kebijaksanaan pembangunan? gali-gali dibunuh mati, koruptor korupsi aman sentosa sehat walafiat seperti sediakala dan radio kita semakin sering warta berita: pembangunan di indonesia berkembang pesat dan jauh dibandingkan ketika kami berkunjung kemari tahun lalu demikian menurut menteri luar negeri anu saksikanlah di layar televisi republik indonesia petani-petani panen padi palawija wajahnya riang gembira sementara kampanye sebelum pemilu semakin galak II siapa boleh tinggal di tanah ibu ini? tentu saja siapa yang sanggup membayar hukum dan membeli surat izin dagang anakku. lalu bagaimana dengan saudara-saudaraku yang tak mampu? Gampang, nak, ikutlah kb, jangan banyak anak, ini penting demi hidup masa depan sejahtera boleh pilih tinggal di tanah negara atau transmigrasi ke luar jawa atau silakan jadi kere jangan takut lapar, nak! kota adalah gudang pangan bebas digenggam siapa pun yang tega hati Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput