AKU BERKELANA DI UDARA Karya: Wiji Thukul

aku berkelana di udara singgah di gelombang-gelombang radio di udara kalian tak bisa mendusta gelombang radio tak bisa dibungkam dengan senjata di udara tak ada pembredelan di sana menteri luar negeri menteri penerangan dan presiden tak bisa ngomong seenaknya di udara seribu suara berbicara kalian tak bisa menyeragamkannya ketika meletus peluru laras senapan gemanya menyebar ke sudut-sudut benua kekejaman dikabarkan kepada berjuta warga dunia kebusukan menyebar siapa saja menguburnya di udara penguasa seperti Raja Telanjang* tua tambun dan menggelikan 12 November 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput *Raja Telanjang adalah dongeng karya H.C. Andersen.

BACA SELANJUTNYA »

MOMOK HIYONG Karya: Wiji Thukul

momok hiyong si biang kerok paling jago bikin ricuh kalau situasi keruh jingkrak-jingkrak ia bikin kacau dia ahlinya akalnya bulus, siasatnya ular kejamnya sebanding nero sefasis hitler, sefeodal raja ketoprak luar biasa cerdasnya di luar batas culasnya demokrasi dijadikan bola mainan hak asasi ditafsirkan semau gue emas doyan, hutan doyan kursi doyan, nyawa doyan luar biasa tanah air digadaikan masa depan rakyat digelapkan dijadikan jaminan utang momok hiyong, momok hiyong apakah ia abadi dan tak bisa mati? momok hiyong, momok hiyong, berapa ember lagi darah yang ingin kauminum? 30 September 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput *Momok Hiyong adalah nama sebangsa hantu dalam mitologi masyarakat Jawa. Biasa didongengkan oleh para orangtua untuk menakut-nakuti anak-anak yang tidak mau atau susah tidur.

BACA SELANJUTNYA »

BAJU LOAK SOBEK PUNDAKNYA Karya: Wiji Thukul

siang tadi aku beli baju harganya murah harganya murah bojoku di pedagang loak di pedagang loak bojoku pundaknya sedikit sobek sedikit sobek bojoku bisa dijahit tapi nanti akan kubeli benang akan kubeli jarum untuk menjahit bajumu bojoku untukmu bojoku baju untuk untukmu tadi siang kucuci baju itu kucuci bojoku tapi aku bimbang aku bimbang bojoku kutitip ke kawan atau kubawa sendiri nanti kalau aku pulang kalau aku pulang bojoku karena sekarang aku buron diburu penguasa karena aku beroganisasi karena aku berorganisasi bojoku baju itu kulipat bojoku di bawah bantal tak ada setrika bojoku tak ada setrika agar tak lusuh agar tak lusuh karena baju ini untukmu bojoku 22 Januari 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

PUISI SI BUTA Karya: Wiji Thukul

semenjak pagi bangun mataku terbuka sibuk menyiapkan mimpi semenjak matahari bangkit sampai hari ini hidupku tidur dan menguap dan bangkit terkejut di dalam cermin kulihat tanganku masih meraih selimut dan sukmaku tak berkaki berjalan tak pernah tiba (di wilayah bebas waktu sukmaku terbanting!) dalam hening kugapai pedang (tapi tak ada!) untuk memorak lensa mataku yang dua biji ini yang selalu terbuka dan manipu beri-berilah aku ketajaman untuk membutakan mataku yang dua ini betapa pun bagaimana ingin terjaga sebelum pagi berganti pagi lagi. Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

DI TANAH NEGERI INI MILIKMU CUMA TANAH AIR Karya: Wiji Thukul

bulan malam membuka mataku merambati wuwungan rumah-rumah bambu yang rendah dan yang miring di muka parit yang suka banjir membayanglah masa depanmu rumah-rumah bambu yang rendah dan yang miring lentera minyak gemetar merabamu pengembara o pengembara yang nyenyak bulan malam menggigit batinku mulutnya lembut seperti pendeta tua mengulurkan lontaran nasibmu o tanah-tanah yang segera rata berubahlah menjadi pabrik-pabriknya kita pun lalu kembali bergerak seperti jamur liar di pinggir-pinggir kali menjarah tanah-tanah kosong mencari tanah permukiman di sini beranak-cucu melahirkan anak suku-suku terasing yang akrab dengan peluh dan matahari di tanah negeri ini milikmu cuma tanah air. Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

LAGU PERSETUBUHAN Karya: Wiji Thukul

LAGU PERSETUBUHAN Karya: Wiji Thukul kalau angka aku pun angka tak genap : tapi satu mana lengkap tanpa yang pecah maka aku pun rela jadi sepersekian dari keutuhanmu sebab tak lengkap engkau tanpa aku sebab tak sempurna engkau tanpa manusia kalau angka aku pun angka tak genap : maka kulengkapi matamu dengan cahaya kausempurnakan cahaya dalam api kau merah, aku panas, kau panas, aku merah terbakar membakar sepanjang adanya manusia kalau angka aku pun angka tak genap : melengkapimu demikian, kita bersetubuh dalam udara bukahkah begitu, tuhan? Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : SAJAK ISTRIKU

SAJAK ISTRIKU Karya : A Mustofa Bisri (Gus Mus) Kalau istriku tidak kawin denganku Dia bukan istriku tentu Aku kebetulan mencintainya Diapun mencintaiku Seandainya pun aku tidak mencintainya Dan dia tidak mencintaiku pula Dia tetap istriku Karena ia kawin denganku 1987 A Mustofa Bisri (Gus Mus) KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : SAJAK ORANG PENTING

SAJAK ORANG PENTING Karya : A Mustofa Bisri (Gus Mus) Orang penting lain dengan orang lain Dia beda karena pentingnya Bicaranya penting diamnya penting Kebijaksanaannya penting Ngawurnya pun penting Semua yang ada padanya penting Sampai pun yang paling tidak penting Jika tak penting lagi Dia sama dengan yang lain saja 1987 A Mustofa Bisri (Gus Mus) KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA

KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA Karya : A. Mustofa Bisri (Gus Mus) Kau ini bagaimana Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir Aku harus bagaimana Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai Kau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan Aku harus bagaimana Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku Kau ini bagaimana Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya Aku harus bagaimana Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain Kau ini bagaimana Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai Aku harus bagaimana Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya Kau ini bagaimana Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah Aku harus bagaimana Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab Kau ini bagaimana Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku Aku harus bagaimana Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu Kau ini bagaimana Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis Aku harus bagaimana Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja Kau ini bagaimana Aku bilang terserah kau, kau tidak mau Aku bilang terserah kita, kau tak suka Aku bilang terserah aku, kau memakiku Kau ini bagaimana Atau aku harus bagaimana 1987 A. Mustofa Bisri KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : NEGERIKU

PUISI NEGERIKU Karya : A. Mustofa Bisri (Gus Mus) mana ada negeri sesubur negeriku? sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung perabot-perabot orang kaya didunia dan burung-burung indah piaraan mereka berasal dari hutanku ikan-ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku emas dan perak perhiasan mereka digali dari tambangku air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku mana ada negeri sekaya negeriku? majikan-majikan bangsaku memiliki buruh-buruh mancanegara brankas-brankas ternama di mana-mana menyimpan harta-hartaku negeriku menumbuhkan konglomerat dan mengikis habis kaum melarat rata-rata pemimpin negeriku dan handai taulannya terkaya di dunia mana ada negeri semakmur negeriku penganggur-penganggur diberi perumahan gaji dan pensiun setiap bulan rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan rampok-rampok dibri rekomendasi dengan kop sakti instansi maling-maling diberi konsesi tikus dan kucing dengan asyik berkolusi Mustofa Bisri 1414 KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra