PUISI GUSMUS : Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat

Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat Oleh: KH A Mustofa Bisri Kalau kau sibuk berteori saja Kapan kau sempat menikmati mempraktekkan teori? Kalau kau sibuk menikmati praktek teori saja Kapan kau memanfaatkannya? Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja Kapan kau sempat menikmati hidup? Kalau kau sibuk menikmati hidup saja Kapan kau hidup? Kalau kau sibuk dengan kursimu saja Kapan kau sempat memikirkan pantatmu? Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja Kapan kau menyadari joroknya? Kalau kau sibuk membodohi orang saja Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu? Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja Kapan orang lain memanfaatkannya? Kalau kau sibuk pamer kepintaran saja Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu? Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja Kapan kau pintar? Kalau kau sibuk mencela orang lain saja Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya? Kalau kau sibuk membuktikan cela orang saja Kapan kau menyadari celamu sendiri? Kalau kau sibuk bertikai saja Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian? Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja Kapan kau akan menyadari sia-sianya? Kalau kau sibuk bermain cinta saja Kapan kau sempat merenungi arti cinta? Kalau kau sibuk merenungi arti cinta saja Kapan kau bercinta? Kalau kau sibuk berkhutbah saja Kapan kau sempat menyadari kebijakan khutbah? Kalau kau sibuk dengan kebijakan khutbah saja Kapan kau akan mengamalkannya? Kalau kau sibuk berdzikir saja Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikir? Kalau kau sibuk dengan keagungan yang kau dzikiri saja Kapan kau kan mengenalNya? Kalau kau sibuk berbicara saja Kapan kau sempat memikirkan bicaramu? Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja Kapan kau mengerti arti bicara? Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja Kapan kau sempat berpuisi? Kalau kau sibuk berpuisi saja Kapan kau memuisi? Kalau kau sibuk dengan kulit saja Kapan kau sempat menyentuh isinya? Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja Kapan kau sampai intinya? Kalau kau sibuk dengan intinya saja Kapan kau memakrifati nya-nya? Kalau kau sibuk memakrifati nya-nya saja Kapan kau bersatu denganNya? Kalau kau sibuk bertanya saja Kapan kau mendengar jawaban?

BACA SELANJUTNYA »
NASKAH DRAMA KEBEBASAN ABADI

NASKAH MONOLOG BLOK

NASKAH MONOLOG BLOK Karya  Putu Wijaya Naskah monolog berjudul ‘Blok,’ yang merupakan karya cemerlang dari Putu Wijaya, tidak hanya menyajikan sebuah narasi yang memukau dengan struktur cerita yang kompleks dan karakter yang mendalam, tetapi juga mengajak penonton untuk menyelami berbagai tema sosial dan psikologis yang dihadapi oleh individu dalam konteks kehidupan modern. Selain itu, karya ini dengan ahli menggunakan bahasa yang penuh nuansa serta teknik penceritaan yang inovatif, memungkinkan audiens untuk merenungkan dan memahami dinamika internal dan eksternal yang membentuk pengalaman manusia. Melalui pendekatan yang penuh refleksi dan kepekaan, Putu Wijaya berhasil menciptakan sebuah pengalaman teater yang tidak hanya menghibur tetapi juga menantang pemikiran, menjadikannya sebuah karya yang sangat berkesan dan bernilai. NENEK RENTA MENENUN DI BULAN, IA MENYANYIKAN SEBUAH BALADA DENGAN SUARANYA YANG PIKUN-PIKUNAN MENGGODA. Ada seorang anak muda namanya, Egy, eh. Bukan Egy, Edy. Eh,bukan, Dedy. Evy, Ery ah siapa dia Ada seorang anak muda, anak muda, mungkin aku Ketika aku masih muda, cantik dan tak berdaya Seorang anak muda, lebih muda dari kamu semua Berbakat, enerjetik, agresif, ambisius, payah Sesak oleh harapan, punya masa depan, makhluk baru Tetapi ia sangat lugu dan kurang sabaran  Ia sangat dungu, ia tergila-gila  menjadi pahlawan Ia ingin menjadi raja uang, presiden, eksekutif Padahal bakatnya yang terbatas jadi badut Ia pun memberontak pada kodratnya Ia magang di kaki kegagahan, keberanian, kenekatan guru, idola yang dipuja dan diagung-agungkannya Ia mati sangat muda sangat sia-sia semuanya KENANGANNYA YANG DIPANGGILNYA ITU DATANG. LANGKAHNYA BERDENTAM. IA TERKEJUT LALU MENOLEH KEPINTU. Siapa itu? Kamu egy? Edy atau Dedy? Atau Ery ? Jangan berdiri di situ masuk saja. Ini sudah hampir selesai. Dia sering ada di situ. Aku kira jadi petinju seperti Tyson. Dia bisa jadi presiden seperti Clinton. Banyak yang mestinya bisa dia bantu, lho itu kamu Egy ? Kamu maksud darimana ? Aku kira kamu ngupet di sono no, nyatanya kamu masuk dari belakang. Jangan suka mainkan orang tua seperti itu. Nganget-ngagetin saja. Buka dulu sepatu kamu. Kok sampai sebegitu-sebegitunya lumpur. Apa turun salju disana. Ya kudengar juga dari radio tetangga salju tahun ini paling tebal dari biasanya, tapi aku tidak bisa membayangkan, aku tidak pernah melihat salju sendiri. Bener dingin ya ? Angin juga ? Wah bahaya juga. Lepaskan jaket kamu itu, topi kamu juga, masak dalam umah pake begituan, sumpek mataku melihat. Sini biar aku gantung di kamar kakek kamu. Hhh baunya, suda berapa hari tidak kamu cuci. Tapi bau kamu mengngatkan aku sama kakek kamu, bau kalian semua sama   Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan memajukan dunia teater di tanah air.

BACA SELANJUTNYA »
Sajak Nyanyian Suto

NASKAH MONOLOG BLACKJACK

NASKAH MONOLOG BLACKJACK Karya Benny Yohanes Naskah monolog berjudul ‘Blackjack,’ yang merupakan karya inovatif dan penuh kreativitas dari Benny Yohanes, tidak hanya menawarkan sebuah cerita yang memikat dengan alur yang menarik dan karakter yang mendalam, tetapi juga mengajak penonton untuk terlibat dalam eksplorasi tema-tema kompleks yang berkisar pada perjudian, risiko, dan konsekuensi dari pilihan hidup. Dengan penggunaan bahasa yang kaya dan teknik penceritaan yang canggih, Benny Yohanes berhasil menghadirkan sebuah pengalaman teatrikal yang tidak hanya menghibur tetapi juga merangsang pemikiran, memungkinkan audiens untuk merenungkan berbagai aspek moral dan psikologis yang terkait dengan dunia blackjack dan keputusan yang diambil di dalamnya. DI ATAS PANGGUNG, DUA MEJA BESAR HITAM DISUSUN BERBENTUK ”T”. MEJA YANG MELINTANG LEBIH TINGGI DARI MEJA YANG MEMBUJUR. DI ATAS MEJA YANG MELINTANG TAMPAK BERBAGAI SATWA BUAS YANG DIAWETKAN. MEJA YANG MEMBUJUR TERTUTUP KAIN PUTIH TRANSPARAN. DIBELAKANG MEJA YANG MELINTANG, DENGAN KETINGGIAN MELEBIHI MEJA DI DEPANNYA, SEBUAH BINGKAI BESI SETINGGI PINTU TERPANCANG. DI DALAM BINGKAI ITU BLACK JACK HAMPIR MENGHABISKAN MAKAN SIANGNYA. BLACK JACK MENJILATI PINGGIRAN PIRING ALUMINIUM DENGAN LIDAH PANJANGNYA. BLACK JACK MENGENAKAN GAUN PANJANG BERLENGAN PANJANG, BERWARNA ABU-ABU KELAM. BIBIR DAN LIDAHNYA TAMPAK SANGAT MERAH. SANGGUL BESAR YANG HITAM DAN ELOK MENGHIASI BELAKANGNYA. DARI LUAR RUANGAN TERDENGAR SUARA SIRINE MOBIL PASUKAN ANTI HURU-HARA. TERDENGAR SUARA GADUH DEMONSTRAN DARI LUAR. DITEPIS SUARA ANJING MENYALAK. SUARA DEMONSTRAN DARI BALIK SPEAKER GENGGAM BALIK MENIMPAL. SUARA DEMONSTRAN BERSAHUTAN: ’Kami tolak pengosongan makam!’ Walikota picik. Tak punya hormat. Picik! Makam tak bisa dibongkar!!’ ngerti kau Walikota?!’ ’Makam bukan tanah terlantar. Itu tempat ayah kami. Ibu kami. Sodara-sodara kami. Mereka punya hak tetap di sana!’ ’Kami tolak penggusuran makam’ ’ Kalian PKI. Walikota PKI!’ ’PKI! PKI! PKI! PKI!……’TERDENGAR SERIAL LETUSAN SENJATA KE UDARA. SUARA TUBUH-TUBUH TIARAP DAN TERSUNGKUR. BLACK JACK MENYALAKAN LAMPU SOROT MENGARAHKAN KE MEJA. ASAP CERUTU DISEMBURKAN KE ATAS MEJA   Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan memajukan dunia teater di tanah air.

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH MONOLOG BIOGRAFI KURSI TUA

NASKAH MONOLOG BIOGRAFI KURSI TUA Karya R Giryadi Naskah monolog berjudul ‘Biografi Kursi Tua,’ yang merupakan karya cemerlang dari R Giryadi, tidak hanya menyajikan narasi yang mendalam mengenai kehidupan seorang tokoh dengan cara yang sangat menyentuh, tetapi juga menghadirkan gambaran yang komprehensif dan reflektif tentang perjalanan hidup dan pengalaman emosional tokoh tersebut. Dengan pendekatan yang penuh perasaan dan teknis yang terampil, karya ini secara efektif menghubungkan penonton dengan kisah yang diangkat, sekaligus mengundang mereka untuk merenungkan makna kehidupan melalui perspektif yang unik dan mengesankan. NASKAH MONOLOG BIOGRAFI KURSI TUA Karya R Giryadi SEBUAH KURSI TUA TERGANTUNG. PUCAT. TAPI ANGKUH! SESEORANG DENGAN NADA SEKENANYA MENYANYI-NYANYI TANPA BEBAN. IA SEORANG PEMUDA. DENGAN PAKAIAN SEKENANYA. TANPA MENENTENG APA-APA, SELAIN MEGAPHONE. TIBA-TIBA IA NGOMONG SEPERTI ORANG MERACU. SESEORANG Saudara-saudara, saya disini tidak akan melakukan orasi. Saya juga tidak melakukan provokasi. Ini tidak ada kaitannya dengan demo-demo, meski saya membawa megaphone. Ini alat untuk saya berbicara agar saudara-saudara mendengar. Karena sekarang sudah banyak orang yang telinganya pada budge! Bukan karena apa, tetapi sok mbudeg, alias ‘emang gue pikirin!’ Saya sengaja membawa alat ini agar suara saya didengar. Sebagai generasi masa depan suara saya harus didengar. Harus! Tidak bisa ditawar-tawar. Kalau mau nawar, asal harganya cocok ndak papa. Eh, jangan salah sangka lagi. Masalah harga tidak meski berhubungan dengan uang, tetapi harga diri juga bisa kan? Ya, memang saya datang ke ruangan ini atau tepatnya di rumah bapak saya ini karena masalah harga diri. Harga diri saya dilemahkan. Suara anak tak pernah digubris oleh bapak yang sudah keenakan ongkang-ongkang di kursi goyang. Semakin dibiarkan, semakin mengakar. Ia tak pernah menghiraukan suara saya, sebagai anaknya. Sebagai manusia, harga diri saya merasa dilecehkan. Berbagai cara sudah saya lakukan. Tetapi buntu. Karena telinga bapak sudah terlalu bebal untuk mendengar kritik, saran, apalagi permintaan. Ini penyakit orang sudah keenakan berkuasa. Tidak mau diusik. Tetapi terus terang saudara, kehadiran saya di sini hanya ingin menggugat. Menggugat bapak yang semakin hari polahnya semakin menjengkelkan. Saya ingin ada perubahan pada diri saya, dan juga bapak saya yang selama ini hanya duduk ongkang-ongkan, memarahi saya dan ibu saya. Sementara ibu hanya diam. Tak pernah bersuara. Sekali bersura hanya tangisnya yang terdengar. Begitupun, bapak tak pernah merasa iba. Karena ini ijinkan saya hari ini memulai perubahan itu. Dan ini kisah perjuangan saya, menggugat bapak! Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan memajukan dunia teater di tanah air.

BACA SELANJUTNYA »

NASKAH MONOLOG BALADA SUMARAH

NASKAH MONOLOG BALADA SUMARAH Karya Tentrem Lestari Naskah monolog berjudul ‘Balada Sumarah,’ yang merupakan karya luar biasa dari Tentrem Lestari, tidak hanya menyajikan sebuah alur cerita yang mendalam dan penuh emosi, tetapi juga menghadirkan refleksi mendalam tentang berbagai aspek kehidupan dan kemanusiaan. Melalui dialog yang kaya dan karakter yang kompleks, karya ini mampu membawa penonton pada sebuah perjalanan introspektif yang memikat, memungkinkan mereka untuk merenungkan berbagai isu penting dengan cara yang sangat mengesankan dan berkesan. NASKAH MONOLOG BALADA SUMARAH Karya Tentrem Lestari SIANG ITU MATAHARI MEMBARA DI ATAS KEPALA.  DI SEBUAH SIDING PENGADILAN TERHADAP SEORANG PEREMPUAN YANG TERTUDUH TELAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN TERHADAP MAJIKANNYA, AKU SEPERTI DIDERA UCAPANNYA.  SEPERTI DILUCUTI HINGGA TANGGAL SELURUH ATRIBUT PAKAIAN BAHKAN KULIT-KULITKU.  PEREMPUAN ITU, BERNAMA SUMARAH, TKW ASAL INDONESIA.  DINGIN DAN BEKU WAJAHNYA.  DAN MELUNCURLAH BAIT-BAIT KATA ITU : Dewan Hakim yang terhormat, sebelumnya perkenankan saya meralat ucapan jaksa, ini bukan pembelaan.  Saya tidak merasa akan melakukan pembelaan terhadap diri saya sendiri, karena ini bukan pembenaran.  Apapun yang akan saya katakana adalah hitam putih diri saya, merah biru abu-abu saya, belang loreng, gelap cahaya diri saya.  Nama saya Sumarah.  Seorang perempuan, seorang TKW, seorang pembunuh, dan seorang pesakitan.  Benar atau salah yang saya katakana menurut apa dan siapa, saya tidak peduli.  ini kali terakhir, saya biarkan mulut saya bicara.  Untuk itu, Dewan Hakim yang terhormat biarkan saya bicara, jangan ditanya dan jangan dipotong, kala waktunya berhenti, saya akan diam, selamanya. Saya tidak butuh pembela, saya tidak butuh penasihat hokum.  Karena saya tidak mampu membayarnya.  Saya juga tidak mampu dan tidak mau memberikan selipan uang pada siapapun untuk melicinkan pembebasan dari segala tuduhan.  Toh semua sudah jelas!  Semua tuduhan terhadap saya, benar adanya.  Segala ancaman hokum, vonis mati, saya terima tanpa pembelaan, banding atau apalah namanya. Kematian adalah kelahiran yang kedua.  Untuk apa berkelit kalau memang itu sudah winarah dalam hidup saya   Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan memajukan dunia teater di tanah air.

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : Negeri Kekeluargaan

Negeri Kekeluargaan Oleh: KH A Mustofa Bisri meski kalian tidak bersaksi sejarah pasti akan mencatat dengan huruf-huruf besar bukan karena inilah negeri bagai zamrud yang amat indah bukan karena inilah negeri dengan kekayaan yang melimpah dan rakyat paling ramah tapi karena kalian telah membuatnya menjadi negeri paling unik di dunia kalian buat norma-norma sendiri yang unik aturan-aturan sendiri yang unik perilaku-perilaku sosial sendiri yang unik budaya yang lain dari yang lain kalian buat bangsa negeri ini tampil beda dari bangsa-bangsa lain di muka bumi kehidupan penuh makna kekeluargaan yang harmonis, seragam dan serasi dengan demokrasi keluarga yang manis, rukun dan damai dalam sistem negeri kekeluargaan bapak sebagai kepala rumahtangga memimpin dan mengatur segalanya sampai akhir hayatnya bagi kepentingan keluarganya kepentingan keluarga adalah kepentingan semua kepentingan keluarga adalah kepentingan bangsa dan negara keluarga harus sejahtera dan semua harus mensejahterakan keluarga demi kesejahteraan dan kemakmuran keluarga kepala keluarga berhak menentukan siapa-siapa termasuk keluarga berhak memutuskan dan membatalkan keputusan berhak mengatasnamakan siapa saja berhak mengumumkan dan menyembunyikan apa saja kepala keluarga demi keluarga berhak atas laut dan dan udara berhak atas air dan tanah berhak atas sawah dan ladang berhak atas hutan dan padang berhak atas manuasia dan binatang sejarah pasti akan menulis dengan huruf-huruf besar bahwa di suatu kurun waktu yang lama pernah ada negeri kekeluargaan yang sukses membina dan mempertahankan kemakmuran dan kebahagiaan keluarga

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : Gelisahku

Gelisahku KH A Mustofa Bisri gelisahku adalah gelisah purba adam yang harus pergi mengembara tanpa diberitahu kapan akan kembali bukan sorga benar yang kusesali karena harus kutinggalkan namun ngungunku mengapa kau tinggalkan aku sendiri sesalku karena aku mengabaikan kasihmu yang agung dan dalam kembaraku di mana kuperoleh lagi kasih sepersejuta saja kasihmu jauh darimu semakin mendekatkanku kepadamu cukup sekali, kekasih tak lagi, tak lagi sejenak pun aku berpaling biarlah gelisahku jadi dzikirku

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : Diterbangkan Takdir

Diterbangkan Takdir Oleh: KH A Mustofa Bisri diterbangkan takdir aku sampai negeri-negeri beku wajah-wajah dingin bagai mesin menyambutku tanpa menyapa kutelusuri lorong-lorong sejarah hingga kakiku kaku untung teduh wajahmu memberiku istirah hangat matamu mendamaikan resahku maka kulihat bunga-bunga sebelum musimnya gemuruh mesin terdengar bagai air terjun dan guguran daun-daun meruap aroma dusun maka dengan sendirinya kusebut namamu dan terus kusebut namamu aku ingin kasih, melanjutkan langkahku.

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : Puisi Islam

Puisi Islam KH A Mustofa Bisri Islam agamaku nomor satu di dunia Islam benderaku berkibar di mana-mana Islam tempat ibadahku mewah bagai istana Islam tempat sekolahku tak kalah dengan yang lainnya Islam sorbanku Islam sajadahku Islam kitabku Islam podiumku kelas exclussive yang mengubah cara dunia memandangku Tempat aku menusuk kanan kiri Islam media massaku Gaya komunikasi islami masa kini Tempat aku menikam sana sini Islam organisasiku Islam perusahaanku Islam yayasanku Islam istansiku , menara dengan seribu pengeras suara Islam muktamarku, forum hiruk pikuk tiada tara Islam bursaku Islam warungku hanya menjual makanan sorgawi Islam supermarketku melayani segala keperluan manusiawi Islam makananku Islam teaterku menampilkan karakter-karakter suci Islam festifalku memeriahkan hari-hari mati Islam kaosku Islam pentasku Islam seminarku, membahas semua Islam upacaraku, menyambut segala Islam puisiku, menyanyikan apa saja Tuhan Islamkah aku?

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : Kaum Beragama Negri Ini

Kaum Beragama Negri Ini KH A Mustofa Bisri Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini mereka tak mau kalah dengan kaum beragama lain di negeri-negeri lain. Demi mendapatkan ridhomu mereka rela mengorbankan saudara-saudara mereka untuk merebut tempat terdekat disisiMu mereka bahkan tega menyodok dan menikam hamba-hambaMu sendiri demi memperoleh RahmatMu mereka memaafkan kesalahan dan mendiamkan kemungkaran bahkan mendukung kelaliman Untuk membuktikan keluhuran budi mereka, terhadap setanpun mereka tak pernah berburuk sangka Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragama negeri ini mereka terus membuatkanmu rumah-rumah mewah di antara gedung-gedung kota hingga di tengah-tengah sawah dengan kubah-kubah megah dan menara-menara menjulang untuk meneriakkan namaMu menambah segan dan keder hamba-hamba kecilMu yang ingin sowan kepadaMu. NamaMu mereka nyanyikan dalam acara hiburan hingga pesta agung kenegaraan. Mereka merasa begitu dekat denganMu hingga masing-masing merasa berhak mewakiliMu. Yang memiliki kelebihan harta membuktikan kedekatannya dengan harta yang Engkau berikan Yang memiliki kelebihan kekuasaan membuktikan kedekatannya dengan kekuasaannya yang Engkau limpahkan. Yang memiliki kelebihan ilmu membuktikan kedekatannya dengan ilmu yang Engkau karuniakan. Mereka yang engkau anugerahi kekuatan sering kali bahkan merasa diri Engkau sendiri Mereka bukan saja ikut menentukan ibadah tetapi juga menetapkan siapa ke sorga siapa ke neraka. Mereka sakralkan pendapat mereka dan mereka akbarkan semua yang mereka lakukan hingga takbir dan ikrar mereka yang kosong bagai perut bedug. Allah hu akbar walilla ilham.

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra