KABAR DARI LAUT Karya: Chairil Anwar

KABAR DARI LAUT Karya: Chairil Anwar Aku memang benar tolol ketika itu, mau pula membikin hubungan dengan kau; lupa kelasi tiba-tiba bisa sendiri di laut pilu, berujuk kembali dengan tujuan biru. Di tubuhku ada luka sekarang, bertambah lebar juga, mengeluar darah, di bekas dulu kau cium napsu dan garang; lagi aku pun sangat lemah serta menyerah. Hidup berlangsung antara buritan dan kemudi. Pembatasan cuma tambah menyatukan kenang. Dan tawa gila pada whisky tercermin tenang. Dan kau? Apakah kerjamu sembahyang dan        memuji, Aku di antara mereka juga terdampar, Burung mati pagi hari di sisi sangkar? 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang (Koleksi Sajak 1942 – 1949) Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (1996)

BACA SELANJUTNYA »

SENJA DI PELABUHAN KECIL Karya: Chairil Anwar

SENJA DI PELABUHAN KECIL Karya: Chairil Anwar Buat Sri Ayati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap. Tiga Menguak Takdir (1950) Chairil Anwar

BACA SELANJUTNYA »

HAMPA Karya: Chairil Anwar

HAMPA Karya: Chairil Anwar Kepada Sri Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Menanti Sepi Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti. Deru Campur Debu (1951) Chairil Anwar

BACA SELANJUTNYA »

CINTAKU JAUH DI PULAU Karya: Chairil Anwar

CINTAKU JAUH DI PULAU Karya: Chairil Anwar Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak ‘kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja.” Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama ‘kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri. 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

“BETINA”-NYA AFFANDI Karya: Chairil Anwar

“BETINA”-NYA AFFANDI Karya: Chairil Anwar Betina, jika di barat nanti menjadi gelap turut tenggelam sama sekali juga yang mengendap, di mukamu tinggal bermain Hidup dan Mati. Matamu menentang — sebentar dulu! — Kau tidak gamang, hidup kau sintuh, kau cumbu, sekarang senja gosong, tinggal abu… Dalam tubuhmu ramping masih berkejaran         Perempuan dan Laki. 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

PEMBERIAN TAHU Karya: Chairil Anwar

PEMBERIAN TAHU Karya: Chairil Anwar Bukan maksudku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing. Kupilih kau dari yang banyak, tapi sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring. Aku pernah ingin benar padamu, Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali. Kita berpeluk cium tidak jemu, Rasa tak sanggup kau kulepaskan. Jangan satukan hidupmu dengan hidupku, Aku memang tidak bisa lama bersama Ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama! 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

1947 SORGA* Karya: Chairil Anwar

1947 SORGA* Karya: Chairil Anwar buat Basuki Resobowo Seperti ibu + nenekku juga tambah tujuh keturunan yang lalu aku minta pula supaya sampai di sorga yang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai         susu dan bertabur bidari beribu Tapi ada suara menimbang dalam diriku, nekat mencemooh: Bisakah kiranya berkering dari kuyup laut biru. gamitan dari tiap pelabuhan gimana? Lagi siapa bisa mengatakan pasti di situ memang memang ada bidari suaranya berat menelan seperti Nina, punya         kerlingnya Jati? Malang, 25 Februari 1947 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang *Versi DCD (Deru Campur Debu)

BACA SELANJUTNYA »

MALAM DI PEGUNUNGAN Karya: Chairil Anwar

MALAM DI PEGUNUNGAN Karya: Chairil Anwar Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin, Jadi pucat rumah dan kaku pohonan? Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin: Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan! 1947 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

TUTI ARTIC Karya: Chairil Anwar

TUTI ARTIC Karya: Chairil Anwar Antara bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga, Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic; Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca         cola. Isteriku dalam latihan: kita hentikan jam berdetik. Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal         terasa — ketika kita bersepeda kuantar kau pulang — Panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara, Mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang. Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali         bertukar; Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu: Sorga hanya permainan sebentar. Aku juga seperti kau, semua lekas berlalu Aku dan Tuti + Greet + Amoi… hati terlantar, Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar. 1947 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

SUDAH DULU LAGI* Karya: Chairil Anwar

SUDAH DULU LAGI* Karya: Chairil Anwar Sudah dulu lagi terjadi begini Jari tidak bakal beranjak dari petikan bedil Jangan tanya mengapa jari cari tempat di sini Aku tidak tahu tanggal serta alasan lagi Dan jangan tanya siapa akan menyiapkan liang         penghabisan Yang akan terima pusaka: kedamaian antara         runtuhan menara Sudah dulu lagi, sudah dulu lagi Jari tidak bakal teranjak dari petikan bedil. 1948 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang * Judul sajak ini berasal dari Editor buku “Aku Ini Binatang Jalang; semula sajak ini tanpa judul.

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra