PELARIAN Karya: Chairil Anwar

PELARIAN Karya: Chairil Anwar                  I Tak tertahan lagi remang miang sengketa di sini Dalam lari Dihempaskannya pintu keras tak berhingga. Hancur-luluh sepi seketika Dan paduan dua jiwa.                  II Dari kelam ke malam Tertawa-meringis malam menerimanya Ini batu baru tercampung dalam gelita “Mau apa? Rayu dan pelupa, Aku ada! Pilih saja! Bujuk dibeli? Atau sungai sunyi? Mari! Mari! Turut saja!” Tak kuasa — terengkam Ia dicengkam malam. Februari 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

SEBUAH KAMAR Karya: Chairil Anwar

SEBUAH KAMAR Karya: Chairil Anwar Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu. “Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu!” Ibuku tertidur dalam tersedu, Keramaian penjara sepi selalu, Bapakku sendiri terbaring jemu Matanya menatap orang tersalib di batu! Sekeliling dunia bunuh diri! Aku minta adik lagi pada Ibu dan bapakku, karena mereka berada di luar hitungan: Kamar begini, 3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa! 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

INA MIA Karya: Chairil Anwar

INA MIA Karya: Chairil Anwar Terbaring di rangkuman pagi — hari baru jadi — Ina Mia mencari hati impi, Teraba Ina Mia kulit harapan belaka Ina Mia menarik napas panjang di tepi jurang napsu yang sudah lepas terhembus, antara daun-daunan mengelabu kabut cinta lama, cinta hilang Terasa gentar sejenak Ina Mia menekan tapak di hijau rumput, Angin ikut — dayang penghabisan yang mengipas — Berpaling kelihatan seorang serdadu mempercepat langkah di tengokan. 1948 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

PERHITUNGAN Karya: Chairil Anwar

PERHITUNGAN Karya: Chairil Anwar Banyak gores belum terputus saja Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda         caya Langit bersih-cerah dan purnama raya… Sudah itu tempatku tak tentu di mana. Sekilap pandangan serupa dua klewang bergesekan Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran Hembus kau aku tak perduli, ke Bandung, ke         Sukabumi…!? Kini aku meringkih dalam malam sunyi. 16 Maret 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

KENANGAN Karya: Chairil Anwar

KENANGAN Karya: Chairil Anwar untuk Karinah Moordjono Kadang Di antara jeriji itu-itu saja Mereksmi memberi warna Benda usang dilupa Ah! tercebar rasanya diri Membubung tinggi atas kini Sejenak Saja. Halus rapuh ini jalinan kenang Hancur hilang belum dipegang Terhentak Kembali di itu-itu saja Jiwa bertanya: Dari buah Hidup kan banyakan jatuh ke tanah? Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia 19 April 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

KITA GUYAH LEMAH Karya: Chairil Anwar

KITA GUYAH LEMAH Karya: Chairil Anwar Kita guyah lemah Sekali tetak tentu rebah Segala erang dan jeritan Kita pendam dalam keseharian Mari tegak merentak Diri-sekeliling kita bentak Ini malam purnama akan menembus awan. 22 Juli 1943 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang NB: Judul sajak ini berasal dari Editor buku “Aku Ini Binatang Jalang”; semula sajak ini tanpa judul.

BACA SELANJUTNYA »

DERAI DERAI CEMARA Karya: Chairil Anwar

DERAI DERAI CEMARA Karya: Chairil Anwar Cemara menderai sampai jauh terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam Aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini Hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1949 Chairil Anwar Buku: Derai-Derai Cemara

BACA SELANJUTNYA »

AKU BERKACA Karya: Chairil Anwar

AKU BERKACA Karya: Chairil Anwar Ini muka penuh luka Siapa punya ? Kudengar seru menderu dalam hatiku Apa hanya angin lalu ? Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah…….!! Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal ………….!! Selamat tinggal …………….! Chairil Anwar Buku: Deru Campur Debu

BACA SELANJUTNYA »

ORANG BERDUA (DENGAN MIRAT) Karya: Chairil Anwar

ORANG BERDUA (DENGAN MIRAT) Karya: Chairil Anwar Kamar ini jadi sarang penghabisan di malam yang hilang batas Aku dan dia hanya menjengkau rakit hitam. ‘Kan terdamparkah atau terserah pada putaran pitam? Matamu ungu membatu Masih berdekapankah kami atau mengikut juga bayangan itu? 8 Januari 1946 Chairil Anwar Buku: Deru Campur Debu & Aku Ini Binatang Jalang Catatan: Sajak yang ditulis Chairil Anwar untuk/ tentang salah satu kekasihnya (Mirat) ini memang memiliki dua judul berbeda. Dalam buku Deru Campur Debu, sajak ini diberi judul “Orang Berdua”. Sedangkan dalam buku Aku Ini Binatang Jalang, sajak ini berjudul “Dengan Mirat”.

BACA SELANJUTNYA »

BUAT ALBUM D.S. Karya: Chairil Anwar

BUAT ALBUM D.S. Karya: Chairil Anwar Seorang gadis lagi menyanyi Lagu derita di pantai yang jauh, Kelasi bersendiri di laut biru, dari Mereka yang sudah lupa bersuka. Suaranya pergi terus meninggi, Kami yang mendengar melihat senja Mencium belai si gadis dari pipi Dan gaun putihnya sebagaian dari mimpi. Kami rasa bahagia tentu ‘kan tiba, Kelasi mendapat dekapan di pelabuhan Dan di negeri kelabu yang berhiba Penduduknya bersinar lagi, dapat tujuan. Lagu merdu! apa mengertikah adikku kecil yang menangis mengiris hati Bahwa pelarian akan terus tinggal terpencil, Juga di negeri jauh itu surya tidak kembali? 1946 Chairil Anwar Buku: Aku Ini Binatang Jalang

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra