PERIAS JENAZAH Karya: Joko Pinurbo
PERIAS JENAZAH Karya: Joko Pinurbo Untuk terakhir kali perempuan cantik itu akan merias jenazah. Setelah itu selesailah. Ia sangat lelah setelah sekian lama mengurusi keberangkatan para arwah. Kini ia harus merias jenazah seorang perempuan yang ditemukan tewas di bawah jembatan, tidak jelas asal-usulnya, serta gelap identitasnya, tidak ada yang sudi mengurusnya, dan untuk gampangnya orang menyebutnya gelandangan atau pelacur jalanan, toh petugas ketidakamanan bilang ah paling ia mati dikerjain preman-preman. Perias jenazah itu tertawa nyaring begitu melihat jenazah yang akan diriasnya mirip dengan dirinya. Kemudian ia menangis sambil dipeluknya jenazah perempuan malang itu. “Biar kurias parasmu dengan air mataku sampai sempurna ajalmu.” Beberapa hari kemudian perias jenazah itu meninggal dan tak ada yang meriasnya. Jenazahnya tampak lembut dan cantik dan arwah-arwah yang pernah didandaninya pasti akan sangat menyayanginya. Kadang perias jenazah itu diam-diam memasuki tidurku dan merenungi wajahku. Seakan ia tahu bahwa aku yatim piatu, tidak jelas asal-usulku, serba gelap identitasku. Kulihat wajah cantiknya berkelebatan di ranjang kata-kataku. (2002) Joko Pinurbo Buku: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi