Puisi Sutardji Calzoum Bachri : BAYANGKAN

BAYANGKAN untuk Salim Said Oleh : Sutardji Calzoum Bachri direguknya          wiski             direguk                direguknya bayangkan kalau tak ada wiski di bumi sungai tak mengalir dalam aortaku katanya di luar wiski            di halaman                  anak-anak bermain bayangkan kalau tak ada anak-anak di bumi aku kan lupa bagaimana menangis katanya direguk    direguk        direguknya wiski             sambil mereguk tangis lalu diambilnya pistol dari laci bayangkan kalau aku tak mati mati katanya dan ditembaknya kepala sendiri bayangkan 1977 sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

BACA SELANJUTNYA »

Puisi Sutardji Calzoum Bachri : BATU

BATU Oleh : Sutardji Calzoum Bachri         batu mawar         batu langit         batu duka         batu rindu         batu janun         batu bisu         kaukah itu                         teka                                 teki         yang         tak menepati janji ?     Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan     hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan     seribu beringin ingin tak teduh.  Dengan siapa aku mengeluh?     Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk     diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai     sedang lambai tak sampai.  Kau tahu         batu risau         batu pukau         batu Kau-ku         batu sepi         batu ngilu         batu bisu         kaukah itu                                 teka                         teki                         yang         tak menepati                         janji ?         Memahami Puisi, 1995 Mursal Esten

BACA SELANJUTNYA »

Puisi Sutardji Calzoum Bachri : AYO

AYO Oleh : Sutardji Calzoum Bachri Adakah yang lebih tobat dibanding air mata adakah yang lebih mengucap dibanding airmata adakah yang lebih nyata adakah yang lebih hakekat dibanding airmata adakah yang lebih lembut adakah yang lebih dahsyat dibanding airmata para pemuda yang melimpah di jalan jalan itulah airmata samudera puluhan tahun derita yang dierami ayahbunda mereka dan diemban ratusan juta mulut luka yang terpaksa mengatup diam kini airmata lantang menderam meski muka kalian takkan dapat selamat di hadapan arwah sejarah ayo masih ada sedikit saat untuk membasuh pada dalam dan luas airmata ini ayo jangan bandel jangan nekat pada hakekat jangan kalian simbahkan gas airmata pada lautan airmata                           malah tambah merebak jangan letupkan peluru logam akan menangis dan tenggelam              dikedalaman airmata jangan gunakan pentungan mana ada hikmah mampat karena pentungan para muda yang raib nyawa karena tembakan yang pecah kepala sebab pentungan memang tak lagi mungkin jadi sarjana atau apa saia namun mereka telah nyempurnakan bakat gemilang sebagai airmata yang kini dan kelak selalu dibilang bagi perjalanan bangsa OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri Republika edisi : 28 November 1999

BACA SELANJUTNYA »

Puisi Sutardji Calzoum Bachri : ANA BUNGA

ANA BUNGA Terjemahan bebas (Adaptasi) dari puisi Kurt Schwittters, Anne Blumme Oleh : Sutardji Calzoum Bachri Oh kau Sayangku duapuluh tujuh indera Kucinta kau Aku ke kau ke kau aku Akulah kauku kaulah ku ke kau Kita ? Biarlah antara kita saja Siapa kau, perempuan tak terbilang Kau Kau ? – orang bilang kau – biarkan orang bilang Orang tak tahu menara gereja menjulang Kaki, kau pakaikan topi, engkau jalan dengan kedua tanganmu Amboi! Rok birumu putih gratis melipat-lipat Ana merah bunga aku cinta kau, dalam merahmu aku cinta kau Merahcintaku Ana Bunga, merahcintaku pada kau Kau yang pada kau yang milikkau aku yang padaku kau yang padaku Kita? Dalam dingin api mari kita bicara Ana Bunga, Ana Merah Bunga, mereka bilang apa? Sayembara :                 Ana Bunga buahku                 Merah Ana Bunga                 Warna apa aku? Biru warna rambut kuningmu Merah warna dalam buah hijaumu Engkau gadis sederhana dalam pakaian sehari-hari Kau hewan hijau manis, aku cinta kau Kau padakau  yang milikau yang kau aku yang milikkau kau yang ku Kita ? Biarkan antara kita saja pada api perdiangan Ana Bunga, Ana, A-n-a, akun teteskan namamu Namamu menetes bagai lembut lilin Apa kau tahu Ana Bunga, apa sudah kau tahu? Orang dapat membaca kau dari belakang Dan kau yang paling agung dari segala Kau yang dari belakang, yang dari depan A-N-A Tetes lilin mengusapusap punggungku Ana Bunga Oh hewan meleleh Aku cinta yang padakau! 1999 Catatan: Terjemahan Anna Blume dikerjakan untuk panitia peringatan Kurt Schwitters, Niedersachen, Jerman. OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri Republikaedisi : 28 November 1999

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra