DI TINGKAT EMPAT Puisi Karya: Wiji Thukul

DI TINGKAT EMPAT Puisi Karya: Wiji Thukul di tingkat empat kotaku di bawah itu kelap-kelip lampu beribu di tingkat empat kulihat diriku melayang di bawah orang-orang ribut mencibirkan bibir melihat kepalaku pecah dan wajahku dan jiwaku yang pengecut dari tingkat empat kalau aku melompat diriku rata oleh aspal dan lalu lintas tapi akankah bertemu atau tetap gelisah mencari di tingkat empat kuseret diriku kuajak pergi sebelum lampu-lampu di bawahku merayuku lebih jauh. Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

BURON Karya: Wiji Thukul

baju lain celana lain potongan rambut lain buku yang dibaca lain bahan percakapan lain nama lain identitas lain ekspresi lain menjadi diri sendiri adalah tindakan subversi di negeri ini maka selalu siaga polisi tentara hukum dan penjara bagi siapa saja yang menolak menjadi orang lain 20 September 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

TERUS TERANG SAJA Karya: Wiji Thukul

apakah aku ini tepung terigu atau gumpalan kapas atau cabe busuk yang merosot harganya sehingga harus ditolong atau kayu gelondongan bahan baku plywood kualitas ekspor dari hutan-hutan yang kini botak karena hph dan gergaji mesin pembangunan keadilan berkemakmuran dan kemakmuran berkeadilan siapakah aku ini kaki kursikah atau botol kosong atau rakyat lebak yang harus bekerja bakti mencabuti rumput halaman kadipaten karena tuan pejabat gubernemen mau lewat apakah aku ini rakyat yang berdebar-debar di sekitar hari proklamasi menyimak pidato soekarno apakah aku ini si bagero yang sudah merdeka? ataukah tetap jugun ianfu yang tak henti-henti diperkosa perusahaan multinasional yang menuntut kenaikan upah ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara? apakah aku ini cuma angka-angka yang menarik untuk bahan disertasi dan meraih gelar doktor yang tidak berotak tidak bermulut yang secara rutin dilaporkan kepada bank dunia sebagai jaminan utang dan landasan tinggal landas? sekarang demokrasi sudah 100% bulat tanpa debat tapi aku belum menjadi aku sejati karena aku dibungkam oleh demokrasi 100% yang tidak bisa salah namun aku sangsi karena kemelaratan belum dilumpuhkan aku sangsi pada yang 100% benar terus terang saja! 2 Oktober 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

AKU BERKELANA DI UDARA Karya: Wiji Thukul

aku berkelana di udara singgah di gelombang-gelombang radio di udara kalian tak bisa mendusta gelombang radio tak bisa dibungkam dengan senjata di udara tak ada pembredelan di sana menteri luar negeri menteri penerangan dan presiden tak bisa ngomong seenaknya di udara seribu suara berbicara kalian tak bisa menyeragamkannya ketika meletus peluru laras senapan gemanya menyebar ke sudut-sudut benua kekejaman dikabarkan kepada berjuta warga dunia kebusukan menyebar siapa saja menguburnya di udara penguasa seperti Raja Telanjang* tua tambun dan menggelikan 12 November 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput *Raja Telanjang adalah dongeng karya H.C. Andersen.

BACA SELANJUTNYA »

MOMOK HIYONG Karya: Wiji Thukul

momok hiyong si biang kerok paling jago bikin ricuh kalau situasi keruh jingkrak-jingkrak ia bikin kacau dia ahlinya akalnya bulus, siasatnya ular kejamnya sebanding nero sefasis hitler, sefeodal raja ketoprak luar biasa cerdasnya di luar batas culasnya demokrasi dijadikan bola mainan hak asasi ditafsirkan semau gue emas doyan, hutan doyan kursi doyan, nyawa doyan luar biasa tanah air digadaikan masa depan rakyat digelapkan dijadikan jaminan utang momok hiyong, momok hiyong apakah ia abadi dan tak bisa mati? momok hiyong, momok hiyong, berapa ember lagi darah yang ingin kauminum? 30 September 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput *Momok Hiyong adalah nama sebangsa hantu dalam mitologi masyarakat Jawa. Biasa didongengkan oleh para orangtua untuk menakut-nakuti anak-anak yang tidak mau atau susah tidur.

BACA SELANJUTNYA »

BAJU LOAK SOBEK PUNDAKNYA Karya: Wiji Thukul

siang tadi aku beli baju harganya murah harganya murah bojoku di pedagang loak di pedagang loak bojoku pundaknya sedikit sobek sedikit sobek bojoku bisa dijahit tapi nanti akan kubeli benang akan kubeli jarum untuk menjahit bajumu bojoku untukmu bojoku baju untuk untukmu tadi siang kucuci baju itu kucuci bojoku tapi aku bimbang aku bimbang bojoku kutitip ke kawan atau kubawa sendiri nanti kalau aku pulang kalau aku pulang bojoku karena sekarang aku buron diburu penguasa karena aku beroganisasi karena aku berorganisasi bojoku baju itu kulipat bojoku di bawah bantal tak ada setrika bojoku tak ada setrika agar tak lusuh agar tak lusuh karena baju ini untukmu bojoku 22 Januari 1996 Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

PUISI SI BUTA Karya: Wiji Thukul

semenjak pagi bangun mataku terbuka sibuk menyiapkan mimpi semenjak matahari bangkit sampai hari ini hidupku tidur dan menguap dan bangkit terkejut di dalam cermin kulihat tanganku masih meraih selimut dan sukmaku tak berkaki berjalan tak pernah tiba (di wilayah bebas waktu sukmaku terbanting!) dalam hening kugapai pedang (tapi tak ada!) untuk memorak lensa mataku yang dua biji ini yang selalu terbuka dan manipu beri-berilah aku ketajaman untuk membutakan mataku yang dua ini betapa pun bagaimana ingin terjaga sebelum pagi berganti pagi lagi. Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

DI TANAH NEGERI INI MILIKMU CUMA TANAH AIR Karya: Wiji Thukul

bulan malam membuka mataku merambati wuwungan rumah-rumah bambu yang rendah dan yang miring di muka parit yang suka banjir membayanglah masa depanmu rumah-rumah bambu yang rendah dan yang miring lentera minyak gemetar merabamu pengembara o pengembara yang nyenyak bulan malam menggigit batinku mulutnya lembut seperti pendeta tua mengulurkan lontaran nasibmu o tanah-tanah yang segera rata berubahlah menjadi pabrik-pabriknya kita pun lalu kembali bergerak seperti jamur liar di pinggir-pinggir kali menjarah tanah-tanah kosong mencari tanah permukiman di sini beranak-cucu melahirkan anak suku-suku terasing yang akrab dengan peluh dan matahari di tanah negeri ini milikmu cuma tanah air. Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

LAGU PERSETUBUHAN Karya: Wiji Thukul

LAGU PERSETUBUHAN Karya: Wiji Thukul kalau angka aku pun angka tak genap : tapi satu mana lengkap tanpa yang pecah maka aku pun rela jadi sepersekian dari keutuhanmu sebab tak lengkap engkau tanpa aku sebab tak sempurna engkau tanpa manusia kalau angka aku pun angka tak genap : maka kulengkapi matamu dengan cahaya kausempurnakan cahaya dalam api kau merah, aku panas, kau panas, aku merah terbakar membakar sepanjang adanya manusia kalau angka aku pun angka tak genap : melengkapimu demikian, kita bersetubuh dalam udara bukahkah begitu, tuhan? Wiji Thukul Buku: Nyanyian Akar Rumput

BACA SELANJUTNYA »

PUISI GUSMUS : SAJAK ISTRIKU

SAJAK ISTRIKU Karya : A Mustofa Bisri (Gus Mus) Kalau istriku tidak kawin denganku Dia bukan istriku tentu Aku kebetulan mencintainya Diapun mencintaiku Seandainya pun aku tidak mencintainya Dan dia tidak mencintaiku pula Dia tetap istriku Karena ia kawin denganku 1987 A Mustofa Bisri (Gus Mus) KUMPULAN PUISI A. MUSTOFA BISRI (GUS MUS) 

BACA SELANJUTNYA »

Laman sastra Indonesia hadir sebagai portal yang memungkinkan kita untuk menelusuri, memahami, dan menikmati berbagai karya sastra

Menu Laman Sastra