Naskah Drama Anjing Anjing Menyerbu Kuburan” oleh Puthut Buchori
Di adaptasi dari Cerpen Karya Kuntowijoyo
Kami dengan bangga mempersembahkan naskah drama berjudul “Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan” yang di tulis oleh Puthut Buchori dan di adaptasi dari cerpen karya Kuntowijoyo. Naskah ini mengangkat tema yang mendalam dan penuh makna, dan kami yakin akan memberikan pengalaman yang menyentuh dan menggugah pemikiran Anda.
Kami mengundang Anda untuk mengunduh dan membaca naskah drama ini dengan penuh semangat. Harapan kami adalah naskah ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan refleksi. Dengan setiap halaman yang Anda baca, kami berharap Anda dapat menemukan ide-ide segar serta perspektif baru yang bermanfaat untuk kehidupan pribadi maupun profesional Anda.
Sebagai bagian dari komitmen kami untuk mendukung dunia teater dan seni, kami menyediakan Bank Naskah Drama yang di rancang khusus untuk Anda dan teman-teman semua. Di sini, Anda akan menemukan berbagai naskah drama yang bisa menjadi bahan bacaan yang berharga, latihan teater, atau referensi untuk produksi Anda sendiri.
Kami percaya bahwa karya seni seperti naskah drama ini memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan memotivasi. Oleh karena itu, kami dengan senang hati membagikan koleksi ini kepada Anda. Selamat membaca dan semoga setiap karya yang Anda temukan di Bank Naskah Drama ini dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan.
BABAK I
TIDAK SEPERTI HARI BIASA, KUBURAN DESA ‘GIRILOYO’ YANG TERLETAK DI PERBUKITAN DESA GIRI GARING MENJADI RAMAI OLEH WARGA DESA YANG MENANGKAP TANGAN PENCURI MAYAT. WARGA MENCOBA MENGHAKIMI DAN MENGHUKUM PENCURI MAYAT DENGAN ANEKA MACAM PERTANYAAN YANG SESEKALI DI SERTAI PUKULAN, HANTAMAN KE ARAH MUKA DAN TUBUHNYA.
WARGA 1
Oh iblis, setan alas, demit gentayangan. Dasar manusia tak punya martabat, tega-teganya mengganggu mayat. Orang sudah mati kok ya di ganggu.
WARGA 2
Ngaku saja mas, kamu mau mencuri mayat ini tho?
WARGA 3
Tidak mau ngaku ?,
(Sambil Memukul Kepala Pencuri Mayat)
nih… rasakan bogem mentahku.
WARGA 2
Pasti kamu cari pesugihan.
WARGA 1
Kasihan kan keluarganya, kalau jenazah yang sudah coba diistirahatkan, kamu permainkan seperti itu..!
WARGA 4 (Mengayunkan Sepotong Bambu Ke Tubuh Pencuri)
Oh, kanibal ! Pemakan Bangkai !
PERONDA 1
Kamu bukan warga sini ya ? Kamu pendatang ya ? kamu mau mengganggu ketenangan warga sini ya ?
PENCURI MAYAT HANYA DIAM
WARGA 5
Sedari kalau tadi di tanya baik-baik tidak mau menjawab, hanya diam, gelang-geleng kepala. Kurang ajar ! kamu nantang warga sini ya ?
SEMAKIN MARAH DAN LANGSUNG MEMUKULI PENCURI MAYAT. KEMUDIAN DI IKUTI WARGA LAIN YANG KEMUDIAN BERKEROYOKAN IKUT MENGHAJARNYA.
PERONDA 1
Ayo, ngaku saja ! daripada badanmu aku remuk seperti peyek kepinyak !
PENCURI MAYAT HANYA DIAM, BIAR BAGAIMANAPUN TETAP PADA POSISI SALAH, DAN TAK MUNGKIN MELAWAN WARGA DESA YANG BANYAK JUMLAHNYA.
WARGA 5
Huh ! Gregetan aku. Di tanya baik-baik nggak mau ngaku, di pukuli juga nggak mau buka mulut. Ayo kita kubur saja hidup-hidup biar tahu rasa !
PARA WARGA (Bersahutan)
Ayo. Kita kubur biar merasakan jadi orang mati. Aku siapkan galian. Di kubur saja bersama kuburannya Lik Rukmini yang mau di curi. Ayo, ayo !.Biar tahu rasa.
KEMUDIAN PARA WARGA BERRAMAI-RAMAI MENGANGKAT PENCURI MAYAT, HENDAK DI BAWA KE DALAM KUBURAN.
WARGA 5
Orang seperti ini, tidak perlu di kasih hati. Biar jadi pelajaran bagi yang lain.
DARI KEJAUHAN PAK AMAN DAN PAK LURAH DATANG DI IKUTI WARGA 6, MENCOBA MENCEGAH PERBUATAN MAIN HAKIM SENDIRI TERSEBUT.
PAK AMAN
Hoei ! ! berhenti ! Stop !! jangan main hakin sendiri, jangan semena-mena.
PERONDA 2
Kita harus memberi pelajaran pada maling ini, Pak Aman.
PAK AMAN
Jaman merdeka kok, masih ada yang main hakim sendiri.
PERONDA 2
Kita nggak main hakim sendiri kok. Kita main hakim bersama-sama. Ya tho ?
PARA WARGA
Ya, Benar.
PAK AMAN
Alah, sama saja. Kalau mau jadi hakim, mau menghukum orang, mau mengadili orang, pakai sekolah dahulu.
WARGA 6
moh larang !.
PAK AMAN
Hus! Bicara kok waton.