Naskah Drama BAH Karya Putu Wijaya
Jika Anda mencari sumber inspirasi dari dunia sastra, terutama drama, Anda tidak boleh melewatkan naskah drama berjudul “BAH” karya Putu Wijaya ini. Karya ini tidak hanya menawarkan alur cerita yang mendalam, tetapi juga memberikan wawasan yang kaya akan kehidupan dan konflik yang kompleks. Silakan download dan baca naskah ini untuk memperluas wawasan sastra Anda. Semoga naskah ini bisa menjadi sumber inspirasi dalam penciptaan karya Anda sendiri atau bahkan sebagai bahan diskusi yang menarik.
Selain itu, bagi Anda yang membutuhkan lebih banyak referensi dalam bentuk tulisan, kami telah menyediakan Bank Naskah Drama yang di rancang khusus untuk memenuhi kebutuhan kreatif teman-teman semua. Di sini, Anda akan menemukan berbagai macam naskah drama yang dapat di jadikan inspirasi atau bahkan sebagai bahan pembelajaran. Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan ini untuk menggali lebih dalam dunia drama dan menemukan karya-karya yang bisa memperkaya proses kreatif Anda. Nikmati dan eksplorasi lebih lanjut berbagai pilihan naskah yang tersedia untuk mendukung perkembangan karya sastra Anda.
BAH Karya Putu Wijaya
SATU
SUARA TANGIS BERSAMA YANG ANEH, MERAYAP DALAM TAK HENTI‑HENTINYA.
DUA ORANG HANSIP MUNCUL TERGOPOH_GOPOH BONCENGAN SEPEDA.MENU BRUK TEMBOK.KEDUANYA JATUH.BERDIRI LAGI GESIT DI SATU SISI PANG GUNG MEMBIARKAN KENDARAANNYA TERCECER.LALU GANTIAN MEMBERIKAN LAPORAN DENGAN NAFAS TERSENGAL‑SENGAL APA YANG SUDAH MEREKA ALAMI DI LAPANGAN.LENGKAP,JELAS,SETUNTAS MUNGKIN MENURUT PENGAMATAN MEREKA.
HANSIP
Pagi‑pagi buta baru saja kami selesai putaran ronda yang terakhir,masuk laporan dari seorang penduduk desa yang terpencil di pinggiran situ.
HANSIP
Kata mereka,ada yang ganjil terjadi di situ.
HANSIP
Sebagai seorang petugas yang baik dan bertanggung jawab atas keselamatan lingkungan,sebagaimana yang di wejangkan oleh Bapak lurah kita,kami cepat‑cepat beraksi.Tak peduli mengantuk atau capai,karena itu memang sudah menjadi tugas dan kewajiban kami.
HANSIP
Konon penduduk desa yang sedang menggali lubang untuk mengubur warganya yang mati,kaget,karena ada yang aneh dari dalam tanah. Lubang itu ternyata ada apa_apanya begitu.Aneh memang. Kami juga geleng‑geleng kepala.Masak ? Di zaman modern ini begitu?
HANSIP
Otomatis mereka menghentikan penggaliannya dan
sebagai warga yang baik,sesuai dengan wejangan Pak lurah,mereka tidak bertindak sendiri,tapi melapor kan kepada kami.
( tertawa )
Ini bukti bahwa masyarakat sudah mulai bisa menghargai apa yang sepantesnya di hargai.Tidak seperti dulu_dulu waktu kita para petugas malah di kasih pantat.Ya kan ?!
HANSIP
Cepat saja kami terbang ke situ dengan sepeda.Mereka semua sudah berkumpul di dekat lubang
itu dengan seribu satu pertanyaan. Maklum orang desa.Apa‑apa mesti takut duluan.
HANSIP
Begitu sampai kami langsung saja mengusut.
HANSIP
Cepat nanti terlambat ! Pisau sama pentungnya mana cepat ambil ! Kata saya pada Semprul yang suka malas‑malasan ini.Cepat !
SUARA TANGIS MAKIN JELAS.KEDUA HANSIP BERGEGAS MENDEKATI SEPEDANYA,TAPI BAN SEPEDA KEMPES.
HANSIP
Sial,kempes.Mana pompanya ? Kata saya waktu melihat ban sepeda berkerenyut.Mana pompanya ?
HANSIP ( menarik pompa dari dalam bajunya )
Inilah susahnya.Kita mau kerja keras,tapi sarana tak ada.Sarana ada, orangnya yang gombal.Payah ! Mohon di catat ini !
SELANJUTNYA SILAHKAN download Naskah Drama BAH Karya Putu Wijaya.
.