semenjak pagi bangun
mataku terbuka sibuk menyiapkan mimpi
semenjak matahari bangkit sampai hari ini
hidupku tidur dan menguap dan bangkit terkejut
di dalam cermin kulihat tanganku
masih meraih selimut dan
sukmaku tak berkaki
berjalan tak pernah tiba
(di wilayah bebas waktu sukmaku terbanting!)
dalam hening kugapai pedang (tapi tak ada!)
untuk memorak lensa mataku yang dua biji ini
yang selalu terbuka dan manipu
beri-berilah aku ketajaman untuk membutakan mataku
yang dua ini betapa pun bagaimana ingin terjaga
sebelum pagi berganti pagi lagi.
Wiji Thukul
Buku: Nyanyian Akar Rumput