MEGATRUH SOLIDARITAS Sebuah Puisi Karya: Wiji Thukul

akulah bocah cilik itu

kini aku datang kepada dirimu
akan kuceritakan masa kanak-kanakmu
akulah bocah cilik itu
yang tak berani pulang
karena mencuri uang simbok
untuk beli benang layang-layang
akulah bocah cilik itu
yang tak pernah menang bila berkelahi
yang selalu menangis bila bermain sepak-sepong
aku adalah salah seorang dari bocah-bocah kucel
yang mengoreki tumpukan sampah
mencari sisa kacang atom
dan sisa moto buangan pabrik
akulah bocah bengal itu
yang kelayapan di tengah arena sekaten
nyerobot brondong dan celengan
dan menangis di tengah jalan
karena tak bisa pulang
akulah bocah cilik itu
yang ramai-ramai rebutan kulit durian
dan digigit anjing ketika nonton televisi
di rumah bah sabun
ya, engkaulah bocah cilik itu
sekarang umurku dua puluh empat
ya, akulah bocah cilik itu
sekarang aku datang kepada dirimu
karena kudengar kabar
seorang kawan kita mati terkapar
mati ditembak, mayatnya dibuang
kepalanya koyak
darahnya mengental
dalam selokan

solo, 31 januari 87
Wiji Thukul
Buku: Nyanyian Akar Rumput

November 2024
SSRKJSM
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930