NASKAH DRAMA SUARA KARYA SOSIAWAN LEAK
Unduh dan baca naskah ini untuk menemukan inspirasi mendalam dalam menyusun pertunjukan teater yang penuh makna di tempat Anda. Semoga karya ini tidak hanya menggugah kreativitas, tetapi juga memperkaya pengalaman teater Anda.
Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan
memajukan dunia teater di tanah air.
Selain itu, kami juga membuka kesempatan bagi penulis naskah terbaru yang ingin membagikan karyanya kepada publik. Jika Anda
adalah seorang penulis yang memiliki naskah drama yang belum di publikasikan atau karya lama yang perlu mendapatkan perhatian lebih,
kami sangat menyambut kesempatan untuk mendistribusikan naskah Anda melalui laman kami. Untuk itu, silakan hubungi kami melalui email
di jejakteater@gmail.com. Kami siap membantu Anda dalam proses publikasi dan distribusi naskah drama
Anda agar lebih di kenal oleh khalayak luas.
Dengan demikian, kami berharap Anda dapat memanfaatkan layanan BANK NASKAH DRAMA kami dengan sebaik-baiknya dan terus
berkontribusi pada perkembangan dunia teater di Indonesia.
ADEGAN 1 SUARA
DI BALIK TABIR.
MUSIK MENGALUN SAKIT, SEDIH DAN TERTINDAS. LAMPU MENYALA MALAS DI DEPAN TABIR. DI BELAKANG TABIR, LAMPU MERAH JELAS MENANTANG. MULA-MULA KOSONG SEMUANYA. TEAPAT KETIKA MUSIK MULAI MENGGESEK PADA KESEDIHAN DAN KETERTINDASAN YANG MENDALAM, TERDENGAR SUARA-SUARA DESAH, TANGIS PERLAHAN, SALAK ANJING DAN LOLONGAN SRIGALA. SEMUA SUARA BERADU MENJADI SIMPHONI KEKALAHAN YANG AMAT.
TEPAT DI DEPAN TABIR, DENGAN PERLAHAN TURUN TAMBANG BESAR YANG DI UJUNG MEMBENTUK LINGKARAN YANG BIASA DIPAKAI UNTUK MENGGANTUNG LEHER ORANG PADA PELAKSANAAN HUKUMAN MATI. TALI GANTUNGAN YANG BERLUMUR DARAH ITU TURUN DENGAN PERLAHAN MENGIKUTI NAPAS. HINGGA KETIKA BERADA TEPAT PADA KETINGGIAN YANG SESUAI IA BERHENTI DAN MATI.
DESAH NAPAS, SUARA-SUARA KALAH, TANGISAN PILU, DAN JERIT KESAKITAN MULAI AGAK NAMPAK DENGAN PERLAHAN.
TEMBANG
Suara-suara mati
Bersliweran di udara mati
Bersenggama dengan lorong-lorong mati
Menusuki nurani-nurani mati
DI BALIK TABIR MUNCUL BERJUTA ORANG YANG KELIHATAN BERGERAK DENGAN SUSAH PAYAH, TANPA TENAGA, LEMAS NAMUN DIPAKSAKAN. ADA YANG MERANGKAK, ADA YANG BERJALAN DENGAN SEMPOYONGAN, SERING TERLIHAT MEREKA BERJATUHAN TANPA DAYA. SEMUANYA BERGERAK DALAM IRAMA KEHIDUPAN YANG BERAT.
SEMENTARA DARI SUATU ARAH MUNCUL SEORANG YANG YANG DIDUKUNG OLEH BEBRAPA PENGAWAL YANG GAGAH-GAGAH. MEREKA BERHENTI TEPAT DI TENGAH TABIR. DAN TERLIHAT SANG PENGUASA BERDIRI DI ANTARA PUNDAK-PUNDAK PENGAWALNYA. IA MEMBAWA CEMETI YANG DIBUNYIKANNYA BERKALI-KALI. HINGGA SUARANYA MENGGELEGAR MEMENUHI ARENA. SETIAP KALI CEMETI DIBUNYIKAN, SELALU DIIKUTI DENGAN GERAKAN BEBRJUTA ORANG BERIKUT SUARA MENDERITANYA YANG BERSAMA DAN SERAGAM.
DI DEPAN TABIR ENTAH DARI MANA MUNCUL SEKELOMPOK ORANG YANG HILIR MUDIK DENGAN RIUHNYA. MEREKA BERGERAK DENGAN KESOMBONGAN YANG SERAGAM. DESAH MEREKA NYATA KELIHATAN MENGALAHKAN DESAH SEJUTA ORANG YANG KEPAYAHAN.
DI SUDUT LAIN TELAH NAMPAK DENGAN TIBA-TIBA PEREMPUAN TUA TANPA SUARA MEMANGGIL DAN MENCARI-CARI. DI TEMPAT LAIN BARDAL MENGENDAP-ENDAP.
LAMPU MATI DENGAN AMAT PERLAHAN. SUARA-SUARA MENGHILANG DENGAN AMAT PERLAHAN. MUSIK MENGHILANG DENGAN AMAT PERLAHAN. SELANJUTNYA KESEPIAN DAN KEBISUAN YANG SANGAT MENCEKAM, BERLANGSUNG LAMA, HINGGA SEMUA MENJADI GELISAHH DAN GELISAH.
ADEGAN 2
PANGGUNG SEPI, LAMPU MASIH MATI. MUSIK MENGALUN SYAHDU, DALAM GELAP SAYUP TERDENGAR TEMBANG RITMIS, YANG MAKIN LAMA MAKIN JELAS DAN NYATA. KETIKA LAMPU BERWARNA MANIS MENERANGI TENGAH ARENA, NAMPAK SEKELOMPOK ORANG SEDANG MENARI DENGAN MISTIS. KELOMPOK INI MEMBENTUK KESATUAN GERAKAN YANG HARMONIS SEIRAMA DENGAN ALUNAN TEMBANG YANG MEREKA LANTUNKAN.
TEMBANG
Dengan cinta, Tuhan mencipta dunia
Hingga angkasa raya, luas tak terbatas
Dan lihatlah
Daratan yang mengubur intan, menyemburkan rimba
Senantiasa menjanjikan kehidupan
Dengan cinta, jaga dari nafsu kuras dan tebas.