NASKAH MONOLOG ANAK KABUT Karya Soni Farid Maulana
Naskah Monolog Anak Kabut, yang merupakan karya mendalam dari Soni Farid Maulana, secara efektif mengeksplorasi tema-tema introspektif dan atmosferik melalui struktur naratif yang terampil dan penuh makna. Dengan kemampuan yang luar biasa dalam menggambarkan karakter dan situasi, Soni Farid Maulana berhasil menyajikan sebuah pengalaman teater yang tidak hanya memukau secara visual tetapi juga menggugah emosi dan pemikiran audiens. Selanjutnya, naskah ini mempersembahkan konflik internal dan eksternal yang kompleks dengan cara yang sangat menyentuh, memberikan wawasan yang berharga tentang tantangan dan keindahan yang tersembunyi di balik kabut kehidupan. Dengan demikian, Anak Kabut menawarkan perspektif baru yang mendalam dan mengesankan mengenai pengalaman manusia dalam konteks yang lebih luas.
NASKAH MONOLOG ANAK KABUT
(cahaya biru berlapis kehijauan jatuh di atas permukaan kayu, semacam meja tulis, atau meja apapun. Di balik cahaya tersebut, tampak seorang perempuan tengah duduk termenung. Sesekali tarikan nafasnya yang berait itu terdengar. Wajah perempuan yang berada di balik cahaya itu seperti bayang-bayang. Saat itu malam begitu larut. Cahaya tersebut masih seperti itu ketika perempuan tersebut tengah berkata-kata).
Tatolah aku, kasihku, jangan ragu walau ayah dan ibuku tidak setuju. Dulu, ya, dulu. Tato memang simbol napi tapi sekarang lain maknanya. Ia sumber keindahan, semacam aksesoris, semacam tanda, postmodern di akhir abad 20. ya, memang, sejak 12000 tahun sebelum masehi orang sudah mengenal tato. Tapi adakah mereka seberani aku? Kasihku, jangan ragu, tatolah aku, aku tak mau kalah dengan ratu Alexandra yang hidup di abad 19 di Rusia.
Apa? Pencemaran darah, hepatitis B? Jangan takuti aku dengan hal demikian. Kasihku jangan ragu, tatolah tubuhku dengan segenap cintamu. Buatlah aku bahagia karenanya jangan pedulikan apa kata orang. Sungguh jiwa kita yang lapar dan liar ini perlu semacam perlambang, semacam pegangan nilai-nilai; setelah keasingan demi keasingan melontarkan kita pada sehampar dunia tak dikenal. Ya, betapa banyak tanda dan ayat dihadapanku, tapi aku salah menangkap makna*. Selalu kegelapan bersambung kegelapan yang kujelang; setelah kehidupan malam setelah nilai demi nilai berubah makna lebih cepat dari putaran jarum jam
Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan
memajukan dunia teater di tanah air.