BERTELUR
Karya: Joko Pinurbo
Dengan perjuangan berat, alhamdulillah
akhirnya aku bisa bertelur. Telurku lahir
dengan selamat, warnanya hitam pekat.
Aku ini seorang peternak: saban hari
mengembangbiakkan kata dan belum
kudapatkan kata yang bisa mengucapkan kita.
Kata yang kucari, konon, ada di dalam telurku itu.
Kuperam telurku di ranjang kata-kata
yang sudah lama tak lagi melahirkan kata.
Kuerami ia saban malam sampai tubuhku
demam dan mulutku penuh igauan.
Kalau aku lagi asyik mengeram, diam-diam
telurku suka meloncat, memantul-mantul
di lantai, kemudian menggelinding pelan
ke toilet, dan ketika hampir saja nyemplung
ke lubang kloset cepat-cepat ia kutangkap
dan kubawa pulang ke ranjang.
Mana telurku? Tiba-tiba banyak orang merasa
kehilangan telur dan mengira aku telah
mencurinya dari ranjang mereka.
Ah telur kata, telur derita, akhirnya kau
menetas juga. Kau menggelembung.,
memecah, memuncratkan darah.
Itu bukan telurku!
(2001)
Joko Pinurbo
Buku: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi