bulan malam membuka mataku
merambati wuwungan rumah-rumah bambu
yang rendah dan yang miring
di muka parit yang suka banjir
membayanglah masa depanmu
rumah-rumah bambu
yang rendah dan yang miring
lentera minyak gemetar merabamu
pengembara o pengembara yang nyenyak
bulan malam menggigit batinku
mulutnya lembut seperti pendeta tua
mengulurkan lontaran nasibmu
o tanah-tanah yang segera rata
berubahlah menjadi pabrik-pabriknya
kita pun lalu kembali bergerak seperti jamur
liar di pinggir-pinggir kali
menjarah tanah-tanah kosong
mencari tanah permukiman di sini
beranak-cucu melahirkan anak suku-suku terasing
yang akrab dengan peluh dan matahari
di tanah negeri ini milikmu cuma tanah air.
Wiji Thukul
Buku: Nyanyian Akar Rumput