Naskah Drama Bulan Emas Di Jendela Kakek, yang merupakan salah satu karya cemerlang dari H. Adjim Arijadi, kini tersedia untuk Anda. H. Adjim Arijadi dikenal sebagai salah satu penulis drama terkemuka yang karyanya selalu berhasil memikat hati para penikmat teater. Dengan latar belakang yang kuat dalam seni pertunjukan dan penulisan kreatif, Arijadi telah menciptakan berbagai naskah yang tidak hanya berkualitas tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan budaya.
Kami sangat menganjurkan Anda untuk segera mengunduh dan membaca naskah ini. Naskah Bulan Emas Di Jendela Kakek tidak hanya menawarkan alur cerita yang menarik dan karakter yang mendalam, tetapi juga dirancang untuk memberikan inspirasi dan ide-ide segar dalam menciptakan pertunjukan teater yang memukau di tempat Anda.
Lebih lanjut, kami dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA untuk para pegiat teater di seluruh Indonesia. Dengan demikian, Anda akan memiliki akses ke berbagai naskah berkualitas yang dapat memperkaya koleksi dan pertunjukan teater Anda. Kami berharap bahwa naskah-naskah ini, termasuk karya-karya H. Adjim Arijadi, dapat membantu Anda dalam menghasilkan pertunjukan teater yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan dampak yang mendalam pada audiens Anda.
Dramatic Personal
- Kakek
- Badrun
- Rusman
- Abdullah
- Jonah
Bulan Emas Di Jendela Kakek Karya H.Adjim Arijadi
INTERIOR RUMAH ANGKER, PERALATAN SERBA ANTIK, SEPASANG MEJA TAMU, SOFA DAN JAM DINDING YANG TERSANDAR DISUDUT RUANGAN.
DALAM RUANGAN SUDAH ADA BADRUN, LELAKI KASAR DAN RUSMAN YANG SEDIKIT INTELEK.
BADRUN
Rusman, sudah saatya kita membunuh kakek.
RUSMAN
Kakek dengan hartanya itu, bila dia mati pasti disiksa oleh ular-ular berbisa. Tapi bagaimana dengan Abdulah?
BADRUN
Kita bertiga adalah cucu-cucunya kakek. Tapi kebencian kakek terhadap kita berdua. Abdullah satu-satunya cucu kesayangan kakek. Dan Abdullah memang meragukan, tapi aku akan membereskannya.
RUSMAN
Dan Johan?
BADRUN
Johan juga kesayangan kakek, meskipun cuma babu. Dan aku juga akan membereskannya.
TERDENGAR KELUHAN DARI ABDULLAH DILUAR
RUSMAN
Rupanya Abdullah sudah kembali. Hati-hatilah Badrun.
ABDULLAH (masuk)
Semua pedagang sungguh gila. Gila semua.
BADRUN
Ada apa Abdullah?
ABDULLAH
Akan berhenti sekolah. Kitab-kitab agama biarpun ada, tapi harganya selangit.
BADRUN
Kakek kita seorang yang kaya raya?
ABDULLAH
Percuma, siang malam kakek tidur diatas peti emasnya. Hmh. Kalau kakek mati, timbungan – timbungan uang, berlian tidak akan dia bawa masuk liang kubur. Dan harta benda itu akan aku waris. Selanjutnya akan aku bangun sebuah kota agama. Ada mesjid bertahta, ada rumah yatim. Ada pondok persinggahan. Semuanya untuk kesejahteraan umat.
RUSMAN
Kalau kakek mati aku harus punya menara kebesaran. Dari atas menara akan aku lihat wajah dunia. Pendek kata akulah raja.
BADRUN
Kapan kakek mati?
ABDULLAH
Kakek sudah tua, sebentar lagi.
KAKEK (tiba-tiba keluar dengan handuk dilehernya dan ember di tangan melintas acuh tak acuh)
ABDULLAH
Hendak kemana kek?
KAKEK
Apa?