Pemimpin
Tua
Karya:
Bima Budi P
Bima Budi P
Dramatik person
- Pemimpin
tua - Bunglon
- Nenek
- Penari
1 - Penari
2 - Gruping
1 - Gruping
2 - Gruping
3
Pangung
terlihat gelap, cahaya lampu mulai menyala tetapi masih remang-remang terlihat
disitu tangga bertingkat tiga berada ditengah pangaung dan diatasnya ada kursi
putih dan ada laki-laki berumur sekitar 70 tahun duduk dikursi tersebut. Lampu
masih remang-remang tapi jelas untuk dilihat tujuh penari berwajah putih
memasuki panggung iringan musikpun terlantun penari bergerak sesuai dengan
telah diarahkan. Setelah music berhenti para penari diam tepaku beberepa saat
kemudian terdengar suara benda jatuh dengan sangat keras, para penari seperti
mencari sesuatu di tanah.
terlihat gelap, cahaya lampu mulai menyala tetapi masih remang-remang terlihat
disitu tangga bertingkat tiga berada ditengah pangaung dan diatasnya ada kursi
putih dan ada laki-laki berumur sekitar 70 tahun duduk dikursi tersebut. Lampu
masih remang-remang tapi jelas untuk dilihat tujuh penari berwajah putih
memasuki panggung iringan musikpun terlantun penari bergerak sesuai dengan
telah diarahkan. Setelah music berhenti para penari diam tepaku beberepa saat
kemudian terdengar suara benda jatuh dengan sangat keras, para penari seperti
mencari sesuatu di tanah.
Pemimpin tua : sudah tujuh puluh tahun, hari ini
minggu tanggal 7 dan jam 7 pagi waktu
terlalu cepat meningalkan aku sampai wajah ku bergariskan problema kehidupan masa
lampau dan ketiak ku pun keriput. Sejak waktu tangisan itu aku menjadi
seseorang yang dewasa. Hari ini aku minum susu entah itu susu palsu atau susu
asli, dengan penuh semangat manyambut hari yang lebih baik. Aku siapkan
hari-hari ini dengan perencanaan yang matang untuk mengatasi problema kehiduapan
masarkat ku, tapi kenapa perbuatan ku selalu gagal sampai sekarang. Maaf kan
aku rakyat ku, aku ini pemimpin tua yang kehabiasan akal untuk mensejahterakan
rakyat atau mungkin aku bodoh. Rakyat ku pasti menerima keadaan ini dengan
lapang dada, bukan begitu kan?. Rakyat ku sekali lagi saya gagal menjadi
pemimpin kalian sehingga orang-orang barat berkata.
minggu tanggal 7 dan jam 7 pagi waktu
terlalu cepat meningalkan aku sampai wajah ku bergariskan problema kehidupan masa
lampau dan ketiak ku pun keriput. Sejak waktu tangisan itu aku menjadi
seseorang yang dewasa. Hari ini aku minum susu entah itu susu palsu atau susu
asli, dengan penuh semangat manyambut hari yang lebih baik. Aku siapkan
hari-hari ini dengan perencanaan yang matang untuk mengatasi problema kehiduapan
masarkat ku, tapi kenapa perbuatan ku selalu gagal sampai sekarang. Maaf kan
aku rakyat ku, aku ini pemimpin tua yang kehabiasan akal untuk mensejahterakan
rakyat atau mungkin aku bodoh. Rakyat ku pasti menerima keadaan ini dengan
lapang dada, bukan begitu kan?. Rakyat ku sekali lagi saya gagal menjadi
pemimpin kalian sehingga orang-orang barat berkata.
“perencanaan dalam pembangunan segala aspek bangsa
kalian kurang sistematis, bangsa yang selalu melangar peraturan, bangsa penuh
skandal-skandal tak terungkap dan kalian bangsa malas, yang selalu mabuk dengan
spirtus”
kalian kurang sistematis, bangsa yang selalu melangar peraturan, bangsa penuh
skandal-skandal tak terungkap dan kalian bangsa malas, yang selalu mabuk dengan
spirtus”
Bedebah . . . .