Naskah Drama Presiden Kita Tercinta Karya Agus Noor
Agus Noor, yang lahir pada 26 Juni 1968, adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia yang telah mengukir namanya dalam dunia sastra. Sejak muda, Agus Noor telah berkecimpung dalam dunia sastra dengan menulis berbagai karya puisi dan prosa yang memperkaya khazanah literatur Indonesia.
Dengan penuh semangat, kami mengundang Anda untuk mengunduh dan membaca karya ini. Kami berharap, melalui bacaan ini, Anda akan menemukan inspirasi yang mendalam untuk menciptakan pertunjukan teater yang berkesan di tempat Anda. Semoga karya Agus Noor ini dapat memberikan wawasan dan ide-ide segar yang bermanfaat untuk proyek teater Anda di masa depan. Selamat membaca dan selamat berkreasi!
Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan
memajukan dunia teater di tanah air.
Selain itu, kami juga membuka kesempatan bagi penulis naskah terbaru yang ingin membagikan karyanya kepada publik. Jika Anda
adalah seorang penulis yang memiliki naskah drama yang belum di publikasikan atau karya lama yang perlu mendapatkan perhatian lebih,
kami sangat menyambut kesempatan untuk mendistribusikan naskah Anda melalui laman kami. Untuk itu, silakan hubungi kami melalui email
di jejakteater@gmail.com. Kami siap membantu Anda dalam proses publikasi dan distribusi naskah drama
Anda agar lebih di kenal oleh khalayak luas.
Dengan demikian, kami berharap Anda dapat memanfaatkan layanan BANK NASKAH DRAMA kami dengan sebaik-baiknya dan terus
berkontribusi pada perkembangan dunia teater di Indonesia.
PURNAMA DI ATAS KOTA
LEWAT TENGAH MALAM. CAHAYA BULAN BERPENDARAN, MEMBUAT KOTA ITU TERLIHAT PUCAT. GEDUNG-GEDUNG TUA BERKILATAN DALAM KESUNYIAN, JUGA ATAP-ATAP YANG BERDEBU MENJADI LEBIH KELABU. JALAN-JALAN TELAH MENJADI PARIT SUNYI. KEMURAMAN TERASA MEMBENTANG, SEPERTI ADA TANGAN GAIB YANG MEMBUAT KOTA ITU TERCEKAM KETAKUTAN YANG TERPENDAM. SUARA-SUARA BAGAI LINDAP.
TIBA-TIBA TERDENGAR DENTANG LONCENG GEREJA. MEMBAHANA, MENINGGALKAN GAUNG RAHASIA. TAK BERAPA LAMA, MELEDAK SEBUAH TEMBAKAN, MEMECAH UDARA. DI SUSUL KEMUDIAN SUARA-SUARA DERAP LANGKAH TERGESA ORANG-ORANG YANG BERLARIAN BERGERAK MENJAUH MENINGGALKAN KOTA YANG DIJALARI KECEMASAN. ADA LOLONG ANJING DI KEJAUHAN. LALU SEKALI DUA TERDENGAR SALAK SENAPAN. SERENTETAN TEMBAKAN DAN LEDAKAN. MENGGELEGAR. BERONDONGAN SENAPAN MESIN SEPERTI HARDIKKAN YANG TERDENGAR DIMANA-MANA. SUARA-SUARA DERU PULUHAN TRUK MELINTAS. MELINDAS. DI UJUNG JALAN, TERLIHAT ASAP HITAM MEMBUMBUNG KE LANGIT YANG MURUNG.
LALU MUNCUL BEBERAPA SERDADU, MERINGKUS DAN MENYERET SESOSOK TUBUH YANG LUNGLAI PASRAH TAK BERDAYA. TUBUH YANG KEPALANYA DIBEKAP KAIN HITAM. KENGERIAN MAKIN MENYANYAT KETIKA SEKAWANAN KELELAWAR MENJERIT MEMECAH MALAM DENGAN KEPAKNYA YANG MURAM, MELESAT DI LANGIT KOTA.
DI BAWAH BAYANGAN PURNAMA YANG KERUH, DI BAWAH LINDAP BAYANGAN TEMBOK YANG MEMANJANG, SESOSOK TUBUH YANG KEPALANYA TERBEKAP KAIN HITAM ITU BERDIRI GEMETAR. DI HADAPANNYA, SEDERET SERDADU MENGARAHKAN SENAPAN, SIAP DITEMBAKKAN.
JUBAH HITAM KEMATIAN MELAMBAI-LAMBAI, DAN BAYANGAN TUBUH PESAKITAN ITU SEJENAK TERLIHAT MEREGANG, SEAKAN MENCIUM BAU MAUT DAN IA SEKETIKA MENYADARI AKHIR DARI SEMUA KETAKUTANNYA. MAKA, DENGAN SUARA GEMETAR PARAU, IA BERTERIAK MENGEPAL TANGGAN, MENGACUNGKANNYA TINGGI-TINGGI KE UDARA, DAN BERTERIAK KERAS,