NASKAH DRAMA TARIAN KULIT HITAM
Karya: Fairuzul Mumtaz
Dengan penuh antusiasme, saya mengundang Anda untuk segera mengunduh dan membaca naskah ini. Semoga karya ini mampu memberikan inspirasi luar biasa dalam merancang serta menampilkan pertunjukan teater yang memukau di tempat Anda. Jangan lewatkan kesempatan untuk menggali ide-ide baru yang bisa memperkaya kreativitas Anda dalam dunia teater.
Oleh karena itu, kami, sebagai Bandar Naskah, dengan bangga menyediakan BANK NASKAH DRAMA khusus untuk teman-teman pegiat teater di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa melalui penyediaan naskah drama yang berkualitas, kami dapat mendukung dan
memajukan dunia teater di tanah air.
Selain itu, kami juga membuka kesempatan bagi penulis naskah terbaru yang ingin membagikan karyanya kepada publik. Jika Anda
adalah seorang penulis yang memiliki naskah drama yang belum di publikasikan atau karya lama yang perlu mendapatkan perhatian lebih,
kami sangat menyambut kesempatan untuk mendistribusikan naskah Anda melalui laman kami. Untuk itu, silakan hubungi kami melalui email
di jejakteater@gmail.com. Kami siap membantu Anda dalam proses publikasi dan distribusi naskah drama
Anda agar lebih di kenal oleh khalayak luas.
Dengan demikian, kami berharap Anda dapat memanfaatkan layanan BANK NASKAH DRAMA kami dengan sebaik-baiknya dan terus
berkontribusi pada perkembangan dunia teater di Indonesia.
CUPLIKAN TARIAN KULIT HITAM
DISEBUAH RUANG TAMU YANG CUKUP BESAR.
KARABO
Nama majikanku adalah Nyanyo Plum. Ia suka suka sekali pada anjing dan orang afrika. Ah, satu hal lagi yang disukainya, ia sering sekali mengatakan bahwa semua orang harus mematuhi peraturan walaupun menyakitkan. Dan Ini adalah tiga hal besar dalm kehidupan Nyonya.Di sini aku bekerja, di Greenside, sebuah tempat yang tidak jauh dari pusat Johannesburg. Aku bekerja di sini setelah meninggalkan dua keluarga kulit putih. Keluarga kulit putih pertama tempatku bekerja sebagai juru masak dan tukang cuci adalah seorang pria dan istrinya di Parktown North. Mereka minumk terlalu banyak dan selalu lupa membayarku. Setelah lima bulan aku bilang pada diriku sendiri: Tidak! Aku akan meninggalkan pemabuk-pemabuk ini. Jadi begitulah. Hari itu aku marah seperti besi panas merah dimasukkan ke dalam air.
Di keluarga kedua aku adalah juru masak dan mencuci untuk lima anak yang dibesarkan dengan tidak baik. Ini di Belgravia. Seringkali mereka memanggilku Kau Gadis Hitam dan aku diam saja. Ibunya mendengar itu dan tidak melakukan apa-apa. Juga karena aku baru dari Phokeng, tempat asalku, jauh dari sini dan dekat dengan Rustenburg, aku ingin belajar mengenal orang kulit putih sebelum aku tahu seberapa jauh aku berhadapan dengan orang yang kemudian akan menjadi majikanku. Hal yang membuatku marah dan mengepak barang lalu pergi adalah seorang lelaki yang sering dating mengunjungi mereka. Mereka bilang ia seorang sepupu atau semacam itu. Ia sering sekali masuk ke dapur dan menepuk pantatku. Aku mengadu pada tuanku. Tetapi lelaki itu melakukannya lagi dan ketika itu juga aku meninta agar Nyonya membayarku hari itu juga. Setelah dibayar, aku pun pergi meninggalkan keluarga itu.
Hari ini adalah sembilan bulan pertama setelah aku meninggalkan Phokeng untuk bekerja di Johannesburg. Seorang gadis sekampungku, Chimane, yang memanggilku untuk bekerja di rumah ini, rumah Nyonya Plum, tetangga sebelah rumah tempat ia bekerja. Sekarang sudah tahun ketiga. Setiap Kamis sore adalah waktu istirahat untuk semua wanita kulit hitam di pinggiran kota. Pada saat itulah, aku dan Chimane sering pergi ke kota untuk melihat took-toko, untuk hadir pada klub wanita, untuk bertemu pacar kami, dan menonton bioskop.
Ah…Aku cukup bahagia dengan Nyonya Plum dan putrinya, Kate. Begini, artinya tempatku bekerja sebagai pelayan di Greenside tidaklah seburuk dibanding yang lain. Chimane juga tidak banyak mengeluh. Kami dibayar enam pound sebulan dengan makan dan tidur gratis.
TERDENGAR SUARA NYONYA PLUM DARI DALAM MEMANGGIL-MANGGIL KARABO
NYONYA PLUM
Karabo!
KARABO
Sssttt! Nyonya memanggilku. Jangan pergi dulu. (menuju sumber suara) Iya, Nyonya.
NYONYA PLUM (Nyonya Plum masuk)
Sebentar lagi petang hari. Putriku akan segera pulang. Hari ini aku akan melakukan banyak hal. Aku akan berada di kota sampai larut. Kau siapkan saja makanan untuk putriku. Aku akan makan di luar.
KARABO
Baik Nyonya.
(Nyonya Plum pergi)