FESTIVAL TOPENG
(Juara Harapan I Sayembara menulis Naskah Drama DKJ 2003)
Karya Budi Ros
Dramatic Personae
- Mbah Joyo 70 Tahun
- Blentung; anak Joyo 35 Tahun
- Mitro 35 tahun
- Genggong; Ketua Panitia 65 tahun
- Laras; Nyonya Genggong 55 Tahun
- Jarkoni; Lurah Desa 40 tahun
- Sami’un 45 tahun
- Kamun 30 tahun
- Bawor 30 tahun
- Gubil 30 tahun
- Tuji 30 tahun
- Kirno 40 tahun
- Peang 25 tahun
- Panjul 25 tahun
- Orang ke 1
- Orang ke 2
- Orang ke 3
- Orang ke 4
- Orang ke 5; Kakek Bawor 70 tahun
- Mijem; istri Kirno 39 tahun
- Sukasih; istri Peang 20 tahun
- Warti 17 tahun
- MC
- 3 ksatria utama; peserta Festival Topeng
- Parjan; peserta Festival Topeng
- Pono; peserta Festival Topeng
- Yasmudi
- Parmin
- Kamto
- Wahyu
- Panitia yang menggiring arak-arakan
- Petugas
- Ngaisah; istri Yasmudi
PEMBUKA
Jalanan Desa. Pagi. Iring-iringan peserta festival topeng bergerak menuju tanah lapang, tempat festival tahunan khas desa itu biasa digelar. Meriah betul suasananya. Terdengar bunyi tetabuhan penuh gereget. Di pinggir jalan itu, tampak orang-orang sedang bergerombol menonton dan menambah meriah suasana. Mereka saling berbisik, mengomentari, menyoraki dan mengolok. Juga mengumpat dan memaki. Semua ucapan itu serba spontan dan jujur hingga tak seorang pun sakit hati.
Kasmun, Bawor, Gubil dan Tuji, pemuda desa yang paling vocal sedang mengomentari para calon peserta festival topeng yang menurut mereka “aneh-aneh” dan lucu-lucu.
KASMUN
Wah, ini baru festival. Hebat….hebat. pesertanya banyak betul
BAWOR
Ya. Belum pernah sebanyak ini
TUJI
Kalau tidak percuma dong. Sumbangan kita tahun ini juga paling besar
BAWOR
Betul. Paling besar
KASMUN
Buset!!! Topeng apa itu, Parjan!? Serem amat, kayak memedi sawah
PARJAN
Diam kamu. Tahu apa kamu selain cangkul dan combronya Jamilah? Ini seni, monyong!
Orang-orang tertawa
GUBIL
Apanya yang seni? Berani bertaruh, nggak bakalan menang, Parjan. Jauh…jauh….
PARJAN
Menang kalah urusan belakangan, yang penting partisipasi. Daripada kalian, sawah melulu yang diurusin. Sekali-kali ikut festival dong kayak saya. Ini hiburan sehat, rekreasi sekaligus melestarikan tradisi leluhur
KASMUN
Leluhur siapa? Leluhur kita sudah lama mati, Parjan. Tradisi juga sudah lama sekarat, tinggal nunggu koit. Kalau Sri Lestari masih ada. Di Jakarta dia jadi babu
Orang-orang tertawa
PANITIA
Saudara-saudara, mohon tenang!