NASKAH DRAMA
PELUKIS DAN WANITA
Adhy Pratama Irianto
Sinopsis :
Hidup adalah menunggu. Menunggu untuk tumbuh, menunggu untuk besar,
menunggu untuk kaya, dan menunggu untuk mati. Hidup bagi sebagian orang, hidup hanya
terisi dengan ngungkung di kantornya,
ngalor-ngidul dijalanan, dan melototin layar monitornya, terus
pulang, terus tidur, terus bangun lagi terus ngungkung lagi. Terlalu panjang penantian yang dirasakan bagi
manusia untuk hidup, dan tak jarang yang bosan dengan monogamy dan hitam putih
hidup itu. Naskah pelukis dan wanita hanya mengganti keadaan hidup yang
menunggu, entah menunggu apa, menjadi seorang wanita yang menunggu pelukis
untuk melukis dirinya. Sekian lama menunggu, yang didapatnya hanya kebosanan.
Hingga ia lebih memilih untuk berhenti menunggu walaupun sebenarnya kalau ia
masih punya sisa kesabaran sedikit lagi, wajahnya yang cantik akan terlukis di
canvas yang ia bawa sendiri.
menunggu untuk kaya, dan menunggu untuk mati. Hidup bagi sebagian orang, hidup hanya
terisi dengan ngungkung di kantornya,
ngalor-ngidul dijalanan, dan melototin layar monitornya, terus
pulang, terus tidur, terus bangun lagi terus ngungkung lagi. Terlalu panjang penantian yang dirasakan bagi
manusia untuk hidup, dan tak jarang yang bosan dengan monogamy dan hitam putih
hidup itu. Naskah pelukis dan wanita hanya mengganti keadaan hidup yang
menunggu, entah menunggu apa, menjadi seorang wanita yang menunggu pelukis
untuk melukis dirinya. Sekian lama menunggu, yang didapatnya hanya kebosanan.
Hingga ia lebih memilih untuk berhenti menunggu walaupun sebenarnya kalau ia
masih punya sisa kesabaran sedikit lagi, wajahnya yang cantik akan terlukis di
canvas yang ia bawa sendiri.
Adegan
Setting :
Dua buah karung kain hitam
putih diletakkan di tengah-tengah panggung. Didalam tiap karung terletak
seorang laki-laki. Agak jauh sedikit di dekat wing kanan depan panggung ada sebuah meja yang ditutup kain biru
dan diatasnya duduk seorang wanita yang termenung. Di sudut wing kiri depan ada sebuah canvas
lukisan tergantung.
putih diletakkan di tengah-tengah panggung. Didalam tiap karung terletak
seorang laki-laki. Agak jauh sedikit di dekat wing kanan depan panggung ada sebuah meja yang ditutup kain biru
dan diatasnya duduk seorang wanita yang termenung. Di sudut wing kiri depan ada sebuah canvas
lukisan tergantung.
Wanita
Sudah lama kunantikan
kedatangan kalian, kemana kalian! Kalian tidak mengerti betapa sakitnya
menunggu, kalian tidak pahamkah berapa lama waktu kuterbuang sia-sia hanya
karena menunggu kalian yang tak juga menampakkan sedikitpun batang hidung
kalian dihadapanku.
kedatangan kalian, kemana kalian! Kalian tidak mengerti betapa sakitnya
menunggu, kalian tidak pahamkah berapa lama waktu kuterbuang sia-sia hanya
karena menunggu kalian yang tak juga menampakkan sedikitpun batang hidung
kalian dihadapanku.
(pause)
klik di sini untuk download naskah teater selengkapnya