Anjing-anjing Bergaun dan Seorang Bocah Bertubuh Ceking
Desir angin menyisir pendengaranku
Seperti ada kata-kata yang diucapkannya
Tapi aku sukar menterjemahkannya.
Ku tilik sekeliling tegakku
Ada gedung gagah membusung
pohon-pohon murung
rerumputan yang mengantuk
dan…
mesin-mesin pengantar itu urung kusebut.
Tunggu,
Ada anjing-anjing bergaun sedang menyalak
seorang bocah bertubuh ceking
yang sedang lirik kiri kanan sembari menunduk.
“Apa maumu di sini?! “ucapnya.
“Aku hanya mencari tawaku yang tertinggal di sini”
sahut bocah itu senafas.
Seketika anjing-anjing itu melengking,
“Jauhkan niatmu segera! kalau kau tak mau
tawamu ku gigit, ku cabik, dan ku telan sekalian!”
Bocah itu bergegas acuh melanjutkan niatnya.
Maka anjing-anjing semakin melengking gonggongnya
dalam sangkar sebesar liang lahat.
Aku
Diam.
Apa lagi yang mau kuterjemah.
Angin sudah menderu
menampar pendengaranku.
Ridwan.ahrid
Juli 2018
Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir