Di Retak-retak Jalanan dan Bangunan
Pada pukul yang rawan
Di retak-retak jalanan
Ada yang hendak menjulur
Mula-mula disangka kembang-kembang riang
Namun ternyata kumbang-kumbang yang miang.
Terbang menembus kabut kegersangan
Siap mencumbu kembang-kembang taman dalam kepala
Juga pohon-pohon hutan dalam kemaluan.
Pada pukul yang menawan
Di retak-retak bangunan
Ada yang hendak membaur
Mula-mula disangka pelita-pelita terang
Namun ternyata gulita-gulita yang hilang sarang.
Merayap rebahkan kekilauan
Siap mengembus pelita-pelita rumah dalam kepala
Juga matahari pekarangan dalam kemaluan.
Pukul yang rawan adalah menawan
Pukul yang menawan adalah rawan
Dua perangkap karib seperti saudara kembar
Retak-retak jalanan dan bangunan alangkah mekar
alangkah gelar alangkah getar alangkah sekedar kadar.
Ridwan.ahrid
Oktober 2018
Kumpulan Puisi Ahmad Ridwan – Sastrawan Indragiri Hilir