i
kembali kucari
keping pecah wajahku
yang dulu tersusun
waktu menghancurkannya
ketika aku mabuk bayangan arah
ii
kembali ketemu
wajahku yang tak pernah utuh
bungkam ketika kutanya: mau ke mana?
iii
kembali sepatuku jebol
(dua puluh tahun hidup cuma cerita saja)
panas aspal jalanan musim buruk
dan matahari yang demam
melelehkan hari-hari besar maupun biasa
lebaran, natal, 17 agustus… ah, apa artinya?
kini kembali
kembali aku tertegun
memandang lingkaranmu.
Wiji Thukul
Buku: Nyanyian Akar Rumput